REVOLUSI PENDIDIKAN 4.0 : SUDAHKAH EFEKTIF? - Aurora Ifanka Tobing (Ekonomi Pembangunan 2019)

 Di masa pandemi Covid-19 saat ini benar-benar banyak merubah kehidupan semua orang. Bukan hanya pribadi saja, tapi juga sampai negara. Saat ini semua sistem harus dilakukan melalui gadget masing-masing dan dapat dilakukan dari mana saja. Rasanya memang berubah 180 derajat. Tapi karena memang keadaan yang mengharuskan, maka mau tidak mau kita harus tetap menjalaninya.

Keadaan di tengah pandemi ini banyak membawa perspektif yang berbeda-beda dari tiap orang. Ada yang senang dengan diharuskannya kerja dari rumah atau belajar dari rumah, tapi juga ada yang tidak senang dalam arti ‘bosan’ karena harus bekerja dari rumah atau belajar dari rumah. Jika dipikirkan kembali, memang keadaan sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 sangat jauh berbeda. Jika sebelum pandemi, orang-orang bebas beraktivitas di luar rumah tanpa harus menjaga jarak, memakai masker, dan peraturan yang lainnya. Sebaliknya, sesudah terjadinya pandemi Covid-19 orang-orang tidak lagi bebas untuk beraktivitas di luar rumah karena sangat banyak peraturan yang harus ditaati guna mengurangi penularan Covid-19. 

Jika diambil dari satu lingkup bagian, yaitu pendidikan khususnya bagi mahasiswa, maka dampak pandemi ini juga tidak kalah beratnya dengan lingkup bagian yang lainnya. Dilihat dari sebelum terjadinya pandemi Covid-19, seperti yang kita ketahui juga bahwa mahasiswa bisa bebas belajar di kampus dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan. Mereka juga bisa lebih fokus untuk belajar karena langsung berhadapan dengan dosen dan secara tidak langsung memberikan efek tekanan atau keharusan yang membuat kita memang harus lebih fokus. Berbeda dengan keadaan di tengah pandemi ini yang mengharuskan mahasiswa untuk belajar secara daring. Keadaan ini memiliki nilai positif dan negatif. 

Jika dilihat dari sisi positif nya yaitu para mahasiwa yang mungkin sebelumnya hanya menghabiskan waktu dikampus untuk belajar, berorganisasi, dan mengikuti kegiatan lainnya, maka sekarang mereka akan lebih banyak melakukan kegiatan dari rumah yang mana bisa menambah waktu dengan keluarga, baik itu berbincang dengan keluarga, membantu orang tua, sehingga waktu dengan keluarga yang sebelumnya sangat sedikit tapi sekarang sudah lebih banyak. Selain itu, mereka yang biasanya kesulitan untuk mengikuti kegiatan dikarenakan mungkin waktu yang tidak tepat dan mengingat tubuh yang juga butuh waktu istirahat, maka sekarang mereka bisa mengikuti berbagai kegiatan hanya dari rumah dan juga waktu yang ada tentunya lebih fleksibel dan tidak banyak tenaga yang dikeluarkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tidak hanya itu, mahasiwa juga menjadi bisa mengexplore banyak kegiatan yang sangat bermanfaat yang ada dari seluruh Indonesia, yang jika dibandingkan saat kuliah luring mungkin sangat sulit untuk mengikutinya. Banyak juga mahasiswa yang semakin mengembangkan skill mereka dan mempelajari banyak hal baru yang sangat berguna bagi mereka nantinya. 

Sedangkan jika di lihat dari sisi negatif nya yaitu banyak juga mahasiswa yang bermalas-malasan saat kuliah daring. Banyak dari mereka yang mungkin tidak mendengarkan dosen saat menjelaskan, ada yang sembari bermain sosial media, sembari tidur, dan bahkan juga ada yang hanya status nya saja mengikuti kuliah tapi sebenarnya gadget yang di gunakan di hiraukan begitu saja dan mereka melakukan aktivitas lain. Kefokusan mahasiswa saat belajar secara daring sangat berkurang dikarenakan banyak godaan dari hal-hal lain, mungkin itu suasana tempat belajar yang tidak kondusif, tempat tidur yang sangat nyaman untuk tidur, media sosial yang sangat menarik perhatian, dan banyak lagi. Bahkan bagi sebagaian mahasiswa di saat kuliah daring ini, mereka tidak lagi takut dengan yang namanya ujian. Mengapa? Ini semua dikarenakan kesepelean mereka yang menganggap semua jawaban bisa dengan mudah di akses melalui internet, sehingga yang saat kuliah luring ujian adalah sesuatu hal yang dapat menimbulkan perasaan cemas, takut, jantungan, tapi sekarang tidak lagi. Jika saat ujian secara luring, akan ada tekanan secara tidak langsung kepada mahasiswa yang membuat mereka mau tidak mau untuk belajar lebih giat supaya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saat ujian. Tetapi saat kuliah daring banyak mahasiswa yang menganggap remeh sehingga tidak belajar untuk persiapan saat ujian. 

Dampak negatif yang ada pada saat kuliah daring memang sangat membuat pengetahuan dan wawasan mahasiswa menjadi menurun, walaupun itu tidak terjadi kepada semua mahasiswa karena masih banyak juga mahasiswa yang prestasi nya semakin meningkat di saat kuliah daring ini. Seharusnya dengan kemudahan yang diberikan dalam masa stay at home terutama bagi mahasiswa, dapat dipakai sebaik mungkin untuk mengembangkan skill, pengetahuan, melakukan hal-hal yang produktif, dan segala sesuatu yang bermanfaat dikemudian hari, sehingga masa stay at home tersebut tidak sia-sia dengan dipakai untuk bermalas-malasan. Dikutip dari timesindonesia.co.id, tidak sedikit juga dari mahasiswa yang mengalami penurunan terhadap niat belajar karena banyak dari mereka yang melalaikan tugas kuliah, tidak pernah mengikuti kelas online, dan bahkan tidak mengikuti ujian online. Itu juga menyebabkan tidak sedikit dari mahasiswa yang berhenti kuliah karena mereka memggunakan libur mereka dengan bermain media sosial yang lain seperti bermain tik-tok, games, dan lain-lain.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan semangat belajar dan pengetahuan mahasiswa, ada baiknya untuk sesegera mungkin dilaksanakannya kuliah secara luring. Selain semnagat belajar dan pengetahuan yang meningkat, kesehatan mental mahasiwa juga tentunya akan lebih baik karena tidak akan terlalu jenuh jika belajar secara luring, dikarenakan mereka akan banyak berinteraksi dengan orang-orang, terutama teman terdekat mereka. Selain itu, manfaat sosialisasi bagi kesehatan seperti yang dilansir pada sehatq.com, antara lain : memberi dampak positif pada fungsi otak, membangun pola hidup lebih sehat, mengurangi stres, dan menjaga kesehatan mental. Karena bukan hanya kesehatan jasmani saja yang perlu dijaga, akan tetapi kesehatan mental juga perlu untuk dijaga. Karena apalah arti kesehatan jasmani jika mental tidak sehat, oleh karena itu sangat diperlukan keseimbangan di antara keduanya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?