Nyaman Kuliah Online atau Offline? - Gita Sri malem Br Purba (Ekonomi Pembangunan 2019)
Setiap dari kita tentunya memiliki mimpi dan cita-cita yang ingin dicapai, dan tentunya ada berbagai cara untuk menggapainya. Misalnya, melalui pendidikan. Dunia perkuliahan inilah yang menjadi salah satu cara ataupun jalan bagi kita menuju mimpi dan cita-cita tersebut. Sebagai seorang mahasiswa, tentu kita tidak asing dengan dunia perkuliahan. Namun, seperti halnya kehidupan pasti ada lika-liku serta tantangannya, begitu juga dengan perkuliahan yang kita jalani, pasti ada lika-liku serta tantangannya. Pada dasarnya juga, tidak semuanya dalam dunia ini dapat berjalan seperti yang kita inginkan.
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang begitu besar dalam segala lini kehidupan, termasuk memberi dampak kepada pendidikan. Pandemi Covid-19 telah mengubah pola hidup masyarakat. Hampir semua aktivitas harus dilakukan secara online ataupun daring, tak terkecuali perkuliahan. Inilah salah satu bentuk tantangan bagi civitas akademika kampus, baik itu tenaga pendidik, kepegawaian, hingga mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan situasi dan lingkungan baru ini. Ditambah, kondisi ini terjadi secara tiba-tiba sehingga siap tidak siap seluruh kegiatan secara offline harus dihentikan untuk memustuskan rantai covid-19 dan beralih ke kegiatan secara online ataupun daring. Begitu juga dengan pendidikan, khususnya dunia kampus, siap tidak siap harus mampu beradaptasi menuju pembelajaran secara daring.
Awalnya, pembelaran secara daring ini mengandung banyak sekali pro dan kontra, ditambah kurang nya kesiapan baik secara teknis, media, maupun mental dalam melakukan pembelajaran secara daring. Bagi para mahasiswa, ada yang berpendapat bahwa pembelajaran secara daring ini tidak efektif, karena terbatasnya ruang lingkup bersosialisasi dengan orang lain, materi yang diajarkan kurang dimengerti, jenuh, dan belum mampu beradaptasi dengan kegiatan pembelajaran secara online. Secara teknis, pembelajaran secara daring juga dirasa tidak efektif, karena situasi jaringan di berbagai tempat yang berbeda-beda, ada yang kondisi jaringan bagus dan lancar, namun ada juga yang kurang bagus dan lancar sehingga ada beberapa mahasiswa yang tertinggal dalam mengikuti pembelajaran.
Ada yang kontra, maka tidak menutup kemungkinan bila ada juga yang pro. Bagi sebagian mahasiswa ada yang berpendapat bahwa pembelajaran secara daring ini dapat dilakukan dengan fleksibel, kita dapat mengikuti pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Dan bagi sebagian orang, belajar secara daring ini mampu menghemat waktu karena prosesnya cepat hanya membuka laptop, ataupun handphone saja.
Dari sudut pandang melihat kesiapan dosen juga ada yang siap dengan pembelajaran secara daring dan perkembangan teknologi, namun ada juga dosen ataupun tenaga pendidik yang kurang mampu dan siap memahami secara cepat bagaimana pembelajaran secara online.
Sekarang ini, sudah terhitung satu tahun lebih kita menjalani kegiatan secara online, khususnya pembelajaran ataupun perkuliahan. Dari sudut pandang saya, sudah sebagian besar civitas akademika kampus, baik itu tenaga pendidik, kepegawaian, hingga mahasiswa mampu melakukan pembelajaran secara daring. Tidak dapat dipungkiri, pemerintah juga ikut campur tangan agar seluruh civitas akademika kampus mampu beradaptasi dengan perkuliahan secara online ini. Seperti, diberikannya paket internet. Melihat situasi sekarang ini, pemerintah juga melihat peluang dalam kemajuan pendidikan Indonesia. Adanya kampus mengajar contohnya, mahasiswa dapat melakukan kegiatan pertukaran pelajar secara online, sehingga mahasiswa dapat belajar dimana saja, serta program lainnya yan dilakukan secara online.
Jika melihat situasi sekarang ini, mungkin akan lebih banyak mahasiswa yang pro dengan kegiatan belajar secara online, karena satu tahun adalah waktu yang sangat cukup bagi mahasiswa untuk beradaptasi dengan kondisi ini. Namun, mahasiswa juga memerlukan kegiatan sosial dan ini tidak bisa dianggap sepele. Kuliah offline atau tatap muka sebenarnya juga pilihan yang baik karena dari segi penyampaian materi kuliah pun lebih mudah dipahami, tanpa gangguan lain seperti sinyal yang kurang bagus saat kegiatan belajar.
Perkuliahan secara offline ataupun tata muka lebih efektif dari segi penyampaian materi karena kita hadir secara langsung, tidak gangguan dan kemungkinan kita fokus karena diawasi secara langsung. Namun, bila dilakukan secara online secara umum kurang efektif dalam penyampaian materi karena ada banyak gangguan, misalnya sinyal ataupun gangguan lainnya. Apalagi kita tidak diawasi secara langsung, sehingga kita dapat melakukan apa saja tanpa terlihat oleh dosen misalnya bermain sosial media ketika belajar. Sebenarnya, ini kembali ke pribadi masing-masing, bila kita fokus dan belajar dengan sungguh-sungguh apapun medianya kita akan sungguh-sungguh untuk belajar dan mencari tau mengenai materi yang diajarkan.
Pembelajaran online maupun offline (tatap muka) memang jelas memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, jelas ada yang pro dan ada juga yang kontra Namun di saat kasus Covid-19 belum mereda. Menurut data per tanggal 15 November 2021 tercatat penambahan kasus Covid-19 berjumlah 221 kasus baru di Indonesia. Maka, total kasus Covid-19 di Indonesia tercatat berjumlah 4.251.075 kasus. Sehinga opsi perkuliahan online belum bisa dihindari, yang bisa kita lakukan adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan tak berhenti berdoa agar Pandemi Covid-19 segera selesai sehingga semua aktivitas dapat kembali normal. Kuliah tatap muka pun bisa kembali dirasakan oleh para mahasiswa.
Komentar
Posting Komentar