Prokrastinasi Akademik: Hindari Gemar Menunda Penyelesaian Tugas, Hingga Ujung Menit di Kalangan Mahasiswa Tingkat Akhir Oleh Luky Verawati Simarmata
Pandemi COVID-19 telah berdampak pada pendidikan tinggi. Bergantung pada seseorang menyikapi kedatangan musibah tersebut. Diperlukannya upaya eksistensi diri untuk beriringan hidup dengan pandemi. Semua orang pernah menunda pekerjaan. Entah itu disertai dengan alasan yang jelas, seperti menjalankan prioritasnya terlebih dahulu. Sebagian lagi yang memang ‘sengaja’ menunda karena berbagai alasan subjektif, misalnya karena malas, atau karena situasi yang tidak mendukung. Tipe penunda pekerjaan yang kedua sering disebut sebagai prokrastinasi.
Joseph Ferrari, Ph.D, profesor psikologi di De Paul University, Chicago sekaligus penulis Still Procrastinating, menemukan sebanyak 20 persen pria dan wanita di seluruh dunia adalah proskrastinator dalam menjalani gaya hidup mereka baik di rumah, tempat kerja, maupun sekolah. Prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda dimulainya atau menyelesaikan tugas yang diinginkan sampai mengalami ketidaknyamanan dan detik-detik akhir deadline.
Menyandang gelar mahasiswa merupakan sebuah kebanggaan namun diiringi tantangan yang cukup berat dalam mempertanggungjawabkan status yang diemban tersebut. Kaum intelek harus melek dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam melunturkan status mahasiswa menjadi gelar sarjana ataupun gelar akademi membutuhkan proses yang cukup Panjang dengan penuh lika liku. Menjadi mahasiswa akhir, memiliki beban tugas tersendiri yang memang harus diselesaikan dengan segera. Tak jarang mahasiswa tingkat akhir mengalami burnout yang relatif tinggi. Berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai buah dari perjalanan proses pembelajaran selama kurang lebih 6 atau 7 semester bagi tingkat akademi ataupun sarjana. Dibutuhkannya peran yang mendukung untuk menyeselaikan tugas akhir tersebut, mulai dari orang tua, pihak kampus, juga media pembelajaran yang menyokong pembuatan tugas akhir.
Di era Pandemi ini, perkuliahan dilakukan secara online. Dampak negatif tidak dapat diabaikan dalam kegiatan pembelajaran terlebih pada mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi maupun tugas akhir. Berbagai kendala yang ditemui mahasiswa menimbulkan prokrastinasi akademik. Memnag tak dapat dipungkiri, bahwasanya terbatasnya ruang pergerakan mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan tugas akhir selama masa pandemi ini. Dampak dari prokrastinasi akademik adalah tertundanya kelulusan yang mempengaruhi baik masa depan mahasiswa maupun citra perguruan tinggi. Alih-alih orang tua yang di kampung sudah berharap wisuda sang anak yang telah diberangkatkannya.
Prokratinasi terlihat sepele, mungkin anda beranggapan, “yah kan bisa 2 hari lagi akan dikerjain”, hingga mengulur-ulur waktu sampai ke deadline dan akan menyesal ketika tidak melakukannya secara optimal. Anda berasumsi dengan melakukan pekerjaan yang sangat mepet, anda akan dipaksa berada dibawah tekanan dengan target yang telah anda tentukan. Sayangnya, ditahap akhir para prokrastinator di kalangan mahasiswa mendapatkan nilai akademik yang lebih rendah daripada mahasiswa lainnya. Selain itu mereka juga mengalami jumlah stres dan penyakit kumulatif yang lebih tinggi. Menjadi prokrastinator dikalangan mahasiswa dapat merusak mental.
Ketika anda telah dihantui dengan prokrastinasi baik sewaktu melakukan pekerjaan, proses penyelesaian tugas, ataupun pengerjaan skripsi, coba tips dibawah ini yang dapat mengurangi tingkat prokrastinasi akademik kaum intelek:
1) membuat to do list
List yang menjadi skala paling prioritas kegiatan yang akan dilakukan dan harus diselesaikan dalam jangka 1 minggu. Silahkan daftar mulai dari yang terpenting hingga ke yang penting saja. Taati deadline yang telah anda tetapkan, hingga beri tanda cheklist saat itu telah diselesaikan.
2) minimumkan distraksi.
Distraksi adalah pengalihan yang seharusnya kita lakukan atau dengan kata lain menggantikan kegiatan yang telah kita jadwalkan menjadi kegiatan yang lain dalam waktu yang sama. Terlihat mudah, namun sulit dalam melaksanakannya bukan?. Misalnya saat kita focus sedang mengerjakan skripsi, tiba-tiba muncul notifikasi sosial media yang menggugaah hati, kita rasa cuma lihat 5 menit saja, ternyata usut punya usut menghabiskan waktu berjam jam. Ini keteledoran yang paling sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, ciptakan kondisi yang memang mendukungmu untuk tetap fokus. Kamu dapat menyelinginya dengan kegiatan lain, namun tetap konsekuen dengan target utama.
3) waspadai perfeksionisme
Menjadi perfeksionis merupakan hal yang diidam-idamkan setiap mahasiswa. Namun, bukan berarti kamu akan menjadi perfect ketika melakukannya dibawah tekanan dan deadline yang singkat. Dari pada fokus pada kesempurnaan lebih baik kamu menyelesaikannya terlebih dahulu, oleh karena itu lakukan yang terbaik ya sobat.
4) berikan reward pada diri sendiri.
Tak asing dan tak heran lagi, yang mampu menghargai diri kita yaitu pribadi sendiri. Diri sendiri perlu diberikan apresiasi sebagai wujud dari menyemangati diri. Berikan apresiasi terhadap target-target yang telah ditempuh. Tidak harus dengan hal yang besar, sederhana saja. Misalnya lakukan dengan membeli makanan kesukaan, merefreshingkan diri melihat alam, atau melakukan hobi.
Jadi sebelum tingkat prokrastinasi anda mencapai kumulatif yang tinggi, ada baiknya kita mencegah terlebih dahulu. Prokrastinasi akan merusak mental, Kesehatan, juga fisikmu. Mari kita minimumkan prokrastinasi khususnya dalam meyelesaikan tugas akhir ataupun dalam pengerjaan skripsi.
Komentar
Posting Komentar