Digitalisasi - Yohana Dara Akuntansi 2018



Apa itu new normal?

Menurut djkn.kemenkeu.go.id New normal adalah perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Secara sederhana, new normal ini hanya melanjutkan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan saat diberlakukannya karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Apa itu transformasi digital?

Menurut Wikipedia transformasi digital adalah bagian dari proses teknologi yang lebih besar yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam semua aspek kehidupan masyarakat.

Kita dapat melihat pandemi covid-19 menyebabkan perubahan sosial yang tidak direncanakan. Kebiasaan dan perilaku masyarakat kemudian beralih dengan interaksi secara virtual. Jika kita melihat secara luas perubahan yang paling jelas adalah aktivitas belajar mengajar dan aktivitas perdangan. Dari yang semula dilakukan secara tatap muka, kini semuanya dilakukan dengan serba digital.

Transformasi digital sudah banyak dilakukan sebelum adanya pandemi, namun pandemi covid-19 ini mempercepat terjadinya transformasi digital dan membawa kita semakin dekat ke masa depan era serba digital. Pandemi covid-19 mengakibatkan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online atau virtual yang semula dilakukan dengan dengan tatap muka. Contohnya dalam penggunaan Zoom, E-Learning, Google Meet, Google Classroom, dan lain-lain. Semua aplikasi tersebut termasuk dalam digital yang menjadi sarana kegiatan belajar mengajar kita pada situasi pandemi covid-19 seperti saat ini. Sebelum adanya pandemi covid-19 kita jarang atau asing dengan aplikasi tersebut, namun sekarang keadaan menuntuk kita untuk menggunakan aplikasi tersebut  supaya kita akan kesusahan melakukan kegiatan belajar mengajar

Begitu juga dengan kegiatan perdagangan dan belanja yang semula dilakukan secara langsung atau tatap muka kini semuanya bergeser secara online. Walaupun sebelum pandemi covid-19 sudah banyak e-commerce, namun sekarang semakin berkembang pesat karena pandemi covid-19 saat ini. Covid-19 memang memiliki banyak dampak negatif bagi banyak orang namun siapa sangka justru semenjak covid-19 ini banyak orang atau perusahaan yang justru semakin kreatif dengan memanfaatkan kesempatan ini dengan menggunakan teknologi digital. Semua orang atau perusahaan berlomba untuk membuat inovasi baru yang dapat mempermudah perdagangan dan belanja dengan kondisi sekarang. Bahkan kita sekarang bisa membeli groceries (kebutuhan rumah tangga) dengan digital. Kita tidak perlu lagi keluar dan berbelanja secara langsung dan hanya perlu menggunakan gadget. Selain untuk mengindari kerumunan dan menghindari covid, kita juga dapat menghemat waktu dengan serba digital saat ini. 

Seperti yang dilansir dalam kompas.com selain sektor perdagangan dan pendidikan, industri keuangan juga mengalami transformasi dengan dipercepat oleh bantuan teknologi untuk memasuki era financial 4.0 atau open banking. Pandemi COVID-19 menyebabkan percepatan adopsi digital, seperti penggunaan digital banking. Adopsi online dan mobile banking mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Sementara, kehadiran di cabang-cabang bank dan penggunaan ATM semakin menurun.

Dr. Indra Utoyo, selaku Direktur Teknologi Informasi BRI mengatakan “Sebagai kesimpulan, transformasi digital telah memberikan radical improvement, memberikan value yang semakin baik bagi customer untuk bisa mendapatkan layanan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah. Dari yang tadinya dua minggu, dengan adanya digital menjadi dua hari. Kemudian dengan fully digital, kami sekarang melakukan radical innovation bisa dilakukan dengan dua menit”.

Adanya pandemi Covid-19, secara tidak langsung memaksa banyak orang dan perusahaan untuk beralih ke aspek digital. Bahkan secara global, akselerasi digital yang terjadi selama pandemi menjadi 3 tahun lebih cepat dari rencana. Pandemi juga mengakibatkan transformasi digital menjadi lebih cepat karena adanya keterpaksaan. Teknologi digital memberikan kemudahan untuk berbagi, mengolah, maupun menyimpan informasi.

Sebagai kesimpulan dari penulis, apakah transformasi digital mengalami kemunduran? Jawabannya tidak, justru dengan pandemi covid-19 ini mendorong kita semakin nyaman menggunakan serba digital. Seperti contoh-contoh yang kita bisa lihat diatas sektor perdagangan, pendidikan, dan industri keuangan berubah secara drastis dengan serba digital dan membuat orang-orang dan perusahaan berinovasi secara digital. Pandemi covid-19 ini bisa mendorong anak-anak muda seperti kita untuk menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan kemudahan dalam segala kegiatan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?