Multitasking : Memilih Benefit atau Kesehatan Diri - Jonathan Agust Ridho Sitorus (Akuntansi 2020)

 Pada Maret 2020, Indonesia mulai terkena virus corona (covid-19), dimana kasus pertama di Indonesia muncul dari dua orang WNI (ibu dan anak) yang diduga telah melakukan kontak langsung dengan WN Jepang yang datang ke Indonesia. Covid-19 dengan cepat menyebar dan menular dan memberikan dampak yang sangat besar bagi semua kalangan dan segala aspek kehidupan baik dari pendidikan, pekerjaan dan semua bidang tanpa terkecuali.  Pandemi covid -19 ini memaksa pemerintah untuk mengeluarkan peraturan guna menjaga dan menyelamatkan setiap nyawa dari bahaya covid-19, salah satu peraturan yang ditetapkan adalah di rumah saja, guna membatasi kegiatan atau aktivitas masyarakat di luar rumah. Oleh karena peraturan ini baik tempat kerja, tempat ibadah dan sekolah ditutup dan mewajibkan semua orang melakukan kegiatan secara daring (online). Kegiatan yang dilakukan secara daring ini menyebabkan orang sering melakukan hal ganda atau yang sering disebut dengan “Multitasking” dikarenakan  tuntutan pekerjaan untuk segera menyelesaikan target sesuai dengan tenggat waktu yang sudah ditentukan, dan masih banyak hal lain yang menjadi pemicu dilakukannya multitasking


Dikutip dari laman alodokter.com menyebutkan bahwa multitasking adalah kemampuan seseorang dalam mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu waktu yang bersamaan atau berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.Multitasking sendiri cukup sering dilakukan di setiap kegiatan hidup manusia seperti belajar sambil mendengarkan musik, menjaga anak sambil berjualan, dan lain sebagainya. Menurut Dave Crenshaw dalam buku “The Myth of Multitasking: How ‘Doing It All’ Gets Nothing Done” menyatakan bahwa kemampuan multitasking terbentuk dari budaya, dimana seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang terbiasa melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Menurut beberapa orang multitasking adalah sesuatu hal yang bermanfaat karena dapat menyelesaikan dua pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat namun bagi sebagian orang lainnya multitasking ini adalah hal yang kurang efektif karena membuat seseorang tidak fokus karena harus membagi pikiran sesuai dengan banyaknya pekerjaan yang dilakukan, juga tidak memberikan hasil yang maksimal karena pekerjaan dilakukan secara terburu-buru dan hanya mementingkan “yang penting siap”

Di zaman yang serba digital ini sangat mungkin untuk setiap orang melakukan multitasking karena dimudahkan oleh teknologi sehingga orang-orang dapat melakukan pekerjaannya dengan mudah. Multitasking sendiri memiliki dampak baik positif maupun negative. Menurut laman  Halodoc.com menyebutkan dampak positif dari multitasking adalah bahwa  orang yang sering melakukan multitasking cenderung punya kemampuan kognitif yang lebih baik dalam mengintegrasikan informasi visual dan auditori. Integrasi multisensori tersebut punya pengaruh positif pada kemampuan kognitif seseorang. Namun bukan hanya dampak positif , adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh pekerjaan multitasking  sebagai berikut

 

            Meningkatkan Risiko Stres 

Peningkatan gejala stres yang disebabkan oleh multitasking biasanya karena seseorang dihadapkan pada dua atau lebih pekerjaan yang sama-sama penting atau merasa disayangkan untuk dilewatkan, Contohnya ketika seorang mahasiswa dihadapkan pada dua tugas mata kuliah yang berbeda dengan batas waktu pengumpulan yang sama ,maka dalam ini dia akan diberatkan akan dua tugas yang sama penting, dengan begitu dia akan kebingungan dan pada akhirnya akan memicu stress.

Kurang produktif dan Efisien

Multitasking menyebabkan seseorang harus mengerjakan dua hal yang berbeda dalam satu waktu yang sama hal ini dapat menyebabkan orang tersebut menjadi tidak fokus sehingga produktivitas menjadi berkurang dan menimbulkan ketidak efisienan serta pekerjaan tidak terselesaikan secara maksimal

Memicu Gagal Fokus 

Pekerja yang sering multitasking akan sulit untuk fokus karena otak ‘dipaksa’ untuk memproses atau menerima dua informasi yang berbeda dalam waktu yang sama. Gagal fokus yang disebabkan oleh multitasking ini memiliki dampak, salah satunya adalah berkurangnya daya ingat sehingga sangat tidak dianjurkan seseorang melakukan kegiatan berupa multitasking.

Berdasarkan pengalaman perkuliahan yang telah kita jalani baik itu offline maupun online, memang cukup sering kita jumpai kegiatan multitasking. Akan tetapi baik kondisi offline maupun online tetap saja menurut saya multitasking bukanlah hal yang efektif untuk dilakukan. Melihat banyaknya dampak negatif yang diberikan jika dalam kehidupan kita sering melakukan hal tersebut, maka kemungkinan besar pekerjaan kita akan berantakan dan menimbulkan manajemen waktu yang kurang baik. Pekerjaan yang satu dengan yang lain akan saling tabrakan dan bahkan akan menyakiti diri sendiri maupun keluarga jika dalam pekerjaan kita pun mengalami masalah. Multitasking mungkin dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan dengan cepat sehingga dapat menghemat waktu tetapi pekerjaan yang dihasilkan cenderung tidak maksimal. 

 

Harapannya, melalui tulisan ini pembaca dapat dengan bijak menentukan skala prioritas pekerjaan sehingga dapat meminimalisir bahkan meniadakan kebiasaan multitasking, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan multitasking dapat dihindari. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?