Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Inisiatif Produktif sebagai Tonggak Awal Pemantapan Kualitas Perguruan Tinggi Oleh Lidya
Pandemi yang terjadi berpengaruh terhadap berbagai lini kehidupan: mobilisasi di masyarakat yang terbatas, serta sistem kehidupan yang berubah dari yang semestinya. Kehidupan mahasiswa tentu berubah drastis. Aktivitas kampus juga berubah secara signifikan. Ketika memandang ke belakang, tentu bukan seperti sekarang ini aktivitas si Agen Perubahan di kampus. Keadaan seakan mengubah notabene mahasiswa.
Kegiatan kampus mulai dikurangi kuantitas dan massanya. Banyak yang berubah, mulai dari suasana, kegiatan, serta sistem pendidikan di perguruan tinggi. Aktivitas di kampus pun berubah secara signifikan mengikuti keadaan yang terjadi. Tidak hanya itu, banyak aktivitas kampus yang divakumkan maupun dilaksanakan secara online untuk sementara waktu, seperti kegiatan kuliah umum, perlombaan, bahkan wisuda. Kegiatan kampus tidak hanya berfokus pada perkuliahan saja, namun banyak kegiatan kampus lainnya yang difokuskan pada pengembangan diri Mahasiswa. Saat ini, Kementrian Pendidikan berupaya untuk tetap meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program ini mulai difokuskan pada awal tahun ajaran baru di semester gasal ini dan mahasiswa berlomba untuk mengikuti kegiatan ini sebagai upaya inisiatif membangkitkan semangat mahasiswa di kala pandemi untuk tetap produktif dalam berkuliah. Kampus merdeka pada programnya tersistematis menjadi tonggak awal untuk membangkitkan kemajuan perguruan tinggi dibalik keadaan pandemi yang terjadi, sebagai upaya yang terintegrasi untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045 nantinya.
Namun selain daripada usaha pemerintah untuk pemantapan kualitas Mahasiswa melalui program Kampus Medeka ini, tetap saja harus ada inisiatif mahasiswa untuk mengembangkan dirinya. Situasi pandemi ini justru menjadi kesempatan untuk mahasiswa bergerak produktif. Produktif atau Produktivitas adalah suatu cara yang bisa dikerjakan mahasiswa untuk memanfaatkan waktu secara efisien. Produktif bukan hanya untuk satu hari saja, melainkan produktif berkelanjutan yang memberikan manfaat untuk karir mahasiswa ke depan. Kenapa hal-hal produktif ini harus gencar kita lakukan? Alasan utama yang bisa diketahui adalah bahwa jika di kondisi pandemi yang hanya berkuliah secara tatap layar-dalam arti lain kita memiliki lebih banyak waktu senggang ketika pandemi-dan kita tidak melakukan hal lain selain berkuliah, maka kita akan tertinggal jauh dengan mereka yang memnfaatkan waktu dengan baik ditengah kondisi pandemic seperti ini. Jika dipikirkan kembali, pengembangan potensi diri lah yang menjadi hal krusial untuk menempuh dunia pasca perkuliahan nantinya. Potensi diri tak hanya dari perkuliahan dan materi perkuliahan saja kita dapatkan, melainkan dari banyak hal seperti organisasi, kepanitiaan, perlombaan, volunteer, dan juga kelas pelatihan.
Pengembangan kapasitas diri bukan hanya bisa di dapat dengan mengikuti kegiatan perkuliahan dan aktivitas kampus lainnya. Namun aktivitas mandiri, seperti membaca buku dan menulis juga bisa menjadi salah satu cara meningkatkan kapasitas diri seorang mahasiswa. Mahasiwa sebagai kaum intelektual mempunyai tanggung jawab untuk memiliki sikap inisiatif sebagai upaya untuk pengembangan dirinya. Kaum intelektual identik dengan sikap pembelajar dan mau mencoba hal baru serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sekarang ini, dengan perkembangan teknologi yang mumpuni, bukan hal yang sulit untuk mencari kegiatan yang produktif bagi seorang mahasiswa. Mahasiswa bisa memilih hal seperti apa yang sesuai dengan passionnya. Banyak kegiatan yang bisa diikuti seperti kelas pelatihan, maupun volunteer yang dilaksanakan secara online serta mengikuti beberapa organisasi yang juga menjalankan kegiatan program mereka berbasis online. Sehingga dapat diketahui bahwa yang terpenting saat ini adalah kemauan ataupun inisiatif dari diri mahasiswa untuk mengembangkan dirinya.
Oleh karena itu, melalui program kampus merdeka, seperti kampus mengajar, pertukaran mahasiswa, maupun magang, dan hal produktif lainnya seperti berorganisasi ataupun mengikuti perlombaan, membaca buku ataupun menulis, dapat menjadi jembatan untuk kita mengembangkan diri kita di tengah pandemi. Pandemi bukan lagi penghalang jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik dan bermanfaat. Pandemi memang memberikan lebih banyak waktu untuk kita belajar dan berkembang. Dukungan dari pemerintah melalui program hebatnya serta inisiatif pribadi dari mahasiswa juga harusnya tidak lagi membawa kita kepada keterpurukan pendidikan, melainkan memampukan kita untuk bangkit membawa tonggak estafet sebagai kaum intelektual hingga Indonesia menjadi Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang.
Komentar
Posting Komentar