MENGUBAH KEBIASAAN MENJADI KEBISAAN - Lamria ( Akuntansi 2019)
“Visi: Foya, Misi: Foya, Visi – Misi : Foya- Foya, don’t play play-play bosque” ,mendengar celotehan viral Awkarin yang terkesan seperti menghamburkan uang dan hidup dalam kemewahan, mungkin menjadi gambaran perilaku anak-anak muda di zaman sekarang. Dimana terkadang anak muda zaman sekarang sering dan bahkan menjadi kebiasaan menghabiskan uang tanpa mengelola keuangannya tersebut.
Ada pula, di zaman sekarang yang masih berpikir dengan membelanja orang lain merupakan perilaku yang sangat membanggakan padahal orang yang dibelanjakan masih tergolong orang yang mampu untuk memenuhi kebutuhannya tetapi tangan enggan untuk memberikan sedikit uang untuk orang yang lebih membutuhkan. Memberikan sedikit uang untuk orang lain bukan kategori meghabiskan uang yang tidak rasional walaupun digolongkan dalam kategori kedalam ”keinginan” bukan kebutuhan, tetapi dilihat juga dengan siapa seseorang membelanjakan uang tersebut. Memberikan uang untuk orang yang tidak mampu bukan hanya digolongkan kepada kategori “keinginan” tetapi rasa syukur jadi bukan semata keinginan belaka.
Mungkin kata foya diatas berbeda-beda untuk setiap orang, mungkin sebagian orang yang mengganggap membelanjakan sesuatu dengan nominal tertentu tergolong sebagai foya di orang tertentu tapi dengan nominal mungkin lebih besar atau lebih sedikit baru menjadi kategori foya di orang lain. Foya disini mungkin tergantung pengeluaran dengan pemasukan. Disaat pengeluaran kadang tidak sesuai dan seimbang dengan pemasukan dan disaat itu pula kita perlu mengelola keuangan kita. Generasi milenial sekarang harus mampu membuat rancangan keuangan nya sendiri dengan menuliskan pengeluaran dan pemasukan serta mulai mengelola keuangan , Apakah pengeluaran tersebut masih tergolong wajar dan seimbang dengan pemasukan yang ada. Tetapi yang menjadi hal yang sering terjadi dimana generasi milenial tidak melihat kebutuhan dan pemasukan dimana hanya pandai menghabiskan dan bodo amat untuk menyimpan dan mengelola keuangan.
Hal yang menjadi tantangan zaman sekarang yang serba cepat dan mudah, juga memudahkan generasi milenial untuk menghabiskan uang nya dengan mudah hanya dengan “belanja sekali klik”. Sekarang cukup gampang belanja hanya rebahan dengan gadget dan modal internet, kita dengan mudah menghabiskan uang digiurkan dengan promo-promo terlepas apakah itu kebutuhan atau keinginan apalagi sekarang dengan banyak aplikasi yang menawarkan ” buy now , pay later”. Membutakan kita semakin menjadi - jadi memasukkan barang ke troli dan men-checkout barang tanpa memikirkan dua kali apakah benar-benar apa yang kita belanjakan memang kita perlukan atau membuat membuat kita serba kekurangan.
Kebiasaan menghabiskan uang tanpa mengelola keuangan yang terkadang terkesan hanya menemukan kebahagiaan dengan cara menghabiskan uang tersebut. Dibenarkan jika menemukan kebahagian itu masih di batas wajar maksudnya mendahulukan kebutuhan daripada keinginan belaka, dimana keinginan tersebut kadang tidak ada batasnya. Cobalah menemukan atau berusaha untuk menjadikan kebahagiaan pula jika kita mampu mengelola keuangan pribadi kita, menumbuhkan rasa bangga jika kita mampu melihat apa yang kita simpan untuk masa depan.
Menghabiskan uang melebihi kemampuan dan kapasitas kita hanya membuat kita menjadi pembeli yang tidak irasional dan akan memuncul stress, jika hanya ingin mengikuti gaya zaman sekarang yang serba cepat berubah akan menambah tekanan dikehidupan kita. Hidup yang berlebihan juga akan membuat kita stress.
Mengelola keuangan dapat dimulai dengan mengenali dan mengamati, mulai berpikir secara rasional dan realistis, kita harus mampu menentukan hal- hal apa saja yang menjadi prioritas kita baik berbelanja atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan uang, berusaha untuk sabar dan melatih mata agar tidak “Silap Mata , Beli”, mulailah dengan melihat kualitas walaupun kadang harga tidak murah tapi bisa digunakan dalam waktu yang lama sehingga tidak memunculkan kebiasaan membeli barang tersebut secara berulang dan menelaah untuk apa kita belanja tersebut balik lagi dengan kebutuhan atau hanya saja mengikut tren fashion yang zaman sekarang tidak ada batasnya.
Banyak artikel atau buku yang membahas tentang perencanaan mengelola keuangan , tetapi mari kita lihat sudut pandang Alkitab terdapat banyak hal yang perlu dicatat dan diterapkan oleh orang yang percaya kepadaNya.
“Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa- gesa hanya akan mengalami kekurangan” Amsal 21: 5
Dari ayat mengajarkan bahwa keuangan perlu dibuat rancangan, rancangan tersebut dapat dibuat dengan menganalisa pengeluaran yang kita keluarkan apakah sesuai dengan pemasukan yang kita peroleh. Apakah kita menyisihkan berapa persen apa yang kita peroleh untuk disimpan atau diinvestasikan atau kita menjadi orang bodoh yang langsung menghabiskan uang kita jika menerima uang dan terkesan seperti tergesa-gesa tanpa adanya planning, sehingga kita selalu merasa selalu kekurangan. Kita mungkin tidak mendapatkan kemerdekaan keuangan jika kita tidak belajar untuk menyimpan dan berinvestasi.
Menabung bukan hanya sekedar seberapa jumlah yang kita tabung tapi bagaimana kita untuk berusaha selalu disiplin dalam mengumpulkan untuk menabung atau berinnvestasi secra rutin sehingga membuat uang kita bertambah dan memperoleh kemerdekaan keuangan di masa depan.
Marilah kita mengubah kebiasaan untuk menghabiskan menjadi kebisaan untuk melakukan rancangan mengelola keuangan dengan menyisihkan keuangan kita untuk ditabung dan dinvestasikan. Mari mulai memulai kebiasaan mencatat dan mengelola mulai dari pemasukan dan pengeluaran kita dengan baik yang kita keluarkan untuk diri sendiri dan orang lain.
Komentar
Posting Komentar