Mengelola “Cost” bagi Mahasiswa yang Ngekos - Luky Verawaty (Manajemen 2019)
(Filipi 4:19)
“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemulian-Nya dalam Kristus Yesus”
Menyandang julukan sebagai mahasiswa bukanlah hal yang mudah, selain harus berjuang dan berkutat dengan hal yang berbau ilmiah juga harus pandai-pandai mengelola keuangan terkhususnya lagi bagi mahasiswa yang ngekos. Mahasiswa yang ngekos, mewajibkan dirinya untuk menata diri menjadi manusia yang harus serba bisa di segala bidang. Mulai dari membereskan diri sendiri, memanajemen waktu yang tepat dengan baik, bergaul dengan lingkungan sekitar, hingga mengelola keuangan pribadi. Umumnya orang yang menyandang julukan Mahasiswa ngekos adalah yang biaya hidupnya masih bergantung kepada penghasilan dari orangtua. Namanya juga mahasiswa ngekos, mulai dari tempat tinggal, kebutuhan makanan sehari-hari, perlengkapan pribadi, hingga ke uang kuliah per semester harus bisa diakomodir dengan uang yang telah diberikan orang tua. Tidak jarang kita temui hal inilah terkadang melabelkan bagi mahasiswa yang kurang mampu mengelola cost akan senang ditanggal muda dan susah di pertengahan sampai akhir bulan, hingga terasa sulit menjalani hari-hari pada 1 bulannya. Walaupun ada Sebagian mahasiswa ngekos yang biaya hidupnya dari penghasilan pribadi dengan cara kuliah sambil kerja, entah itu bekerja di freelance, partime, ataupun yang fulltime. Mahasiswa ngekos yang kuliah sambil bekerja justru tantangannya semakin besar lagi.
Pada dasarnya permasalahan yang dialami anak kos tak lepas dari penyebabnya yaitu kesalahan dalam mengelola cost dari uang yang masih disubsidi oleh orang tua. Ada yang dipergunakan tidak pada fungsi sebenarnya, alih-alih missal mempergunakannya yang seharusnya biaya kebutuhan makan 25 ribu untuk makan 1 hari, karena teman mengajak ke kafe jadi harus mengeluarkan 50 ribu dalam 1 hari itu, dan mengorbankan kebutuhan makan 2 hari. Memang terlihat sepele untuk 1 atau 2 kali, namun bila telah menjadi kebiasaan, maka sangat berpengaruh terhadap penambahan perhitungan cost dalam 1 bulan tersebut. Yang mengetahui jumlah cost perbulan dan jatah uang yang diberikan orangtua adalah diri mahasiswa itu sendiri, jadi yang harus pandai pandai mengelolanya ya mahasiwa tersebut, jangan mudah tergiur dengan ajakan dunia ketika isi kantong yang tidak memadai. Mahasiswa harus mengingat tujuan utamanya adalah menjadi kaum orang terdidik, manusia yang mandiri, dan boleh menggapai cita-citanya, bukan untuk hura-hura dalam konteks untuk menyenangkan diri sementara dan supaya terlihat keren dimata teman sebayanya. Padahal, setelah kita pikirkan dampak dari kegiatan seperti pergi nongkrong, atau pergi ngemall tidak terlalu berpengaruh dengan baik terhadap apa yang menjadi tujuan dasar mahasiswa. Namun bukan berarti kamu harus mengungkung dari kegiatan refreshing diri, tetapi tetap mengkondisikan sesuai kemampuan terutama dari segi keuanganmu.
Ada banyak upaya yang dapat kita lakukan dalam mengelola uang yang ada sesuai dengan cost yang harus kita penuhi, sehingga kita tidak khawatir apakah uang yang orangtua subsidikan untuk kita akan cukup untuk memenuhi 1 bulan penuh. Beberapa tips yang boleh kita terapkan yaitu:
Listkan secara rinci semua kebutuhan yang kamu perlukan.
Jangan anggap remeh ketika nantinya kita berharap tanpa mencatat, kita bisa mengelola uang secara fleksibel. Dalam hal melist juga harus sesuai dengan prioritas mana yang memang benar-benar harus dipenuhi dan tidak dapat disubstitusi dengan kebutuhan lain. Dari hasil yang telah kita list, kita dapat menargetkan cost sesuai dengan jumlah uang yang ada pada kita.
Tetapkan belanja bulanan 1 kali dalam sebulan
Tetapkan 1 kali sebulan belanja ke supermarket untuk kebutuhan sebulan kedepan. Kebutuhan yang berupa perlengkapan mandi, stok makanan yang tahan lama, cemilan dan kebutuhan lainnya yang dirasa penting. Hindari bolak balik supermarket, karena akan membuat kita konsumtif dan rasa ingin terus membeli barang yang cenderung tidak prioritas. Apabila ternyata yang kita stock sudah habis, kita dapat membeli nya di warung sekitar, agar tidak terjadi penambahan cost, ketika kita hnya khusus mengambil barang tersebut. Dan jangan lupa menyimpan struk pembelanjaan untuk melistkan pada tips yang pertama.
Hapus aplikasi e-market bila banyak menguras uangmu.
Cucimata di aplikasi e-market memanglah sangat menyenangkan, namun klo hanya sekedar cuci mata, ya sah-sah aja. Apabila hal tersebut membuatmu sering mengedepankan yang tidak menjadi kebutuhan utama, maka disarankan untuk menguninstalnya. Hal ini membuat diri kita menjadi boros uang.
Jangan tunda pembayaran yang menjadi kewajibanmu.
Bayarlah cost yang memang sudah wajib kita bayarkan seperti uang bulanan kos, biaya air/listrik, uang kuliah per semester, biaya membeli buku pelajaran secara tepat waktu. Hal ini juga akan melatih kita menjadi pribadi yang disiplin, taat dan bertanggung jawab.
Menabung dan cari pendapatan lain apabila memungkinkan.
Menabung dari uang yang diberikan orangtua akan membuatmu berhemat. Berawal sedikit menjadi bukit. Bisa juga dengan mencari informasi dan mengikuti seleksi beasiswa untuk menambah uang jajan kita.
Diskusikan pada orangtua bila terjadi masalah pada keuangan mu.
Ketika kita merasa peningkatan cost dan tidak dapat ditutupi lagi dengan uang yang ada, bincangkanlah pada orangtua. Jangan pernah ambil Langkah untuk melakukan pinjaman kepada teman atau pihak lain, itu tidak menjadi solusi, justru akan menambah beban pikiranmu.
Dengan tips diatas, semoga kita dapat mengelola keuangan kita dengan baik, berhemat dan tepat guna dalam memanfaatkan uang yang ada pada kita masing-masing.
Komentar
Posting Komentar