Kebahagiaanku ditentukan oleh Aku- Tri Jessica Banajarnahor (Akuntansi 2018)
Hidup adalah pilihan. Pilihan itu kita yang menentukan dan kita yang yang harus memilih. Hidup bukan tentang kita bisa bernapas, bisa makan, bisa minum, kemudian tidur dan kembali melakukan hal yang sama setiap hari. Bukan. Tidak salah memang dengan kata – kata yang sering diucapkan orang “kita hidup cuma sekali, nikmati hidup seperti yang kamu mau.” Kata – kata tersebut sepintas seperti kalimat positif yang membangun bukan? Tapi kenyataannya tak sampai hanya disitu.
Hidup menurut KBBI adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tentang manusia, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). KBBI sendiri mengartikan bahwa pengertian hidup sesimple itu. Tapi masalah hidup begitu rumit dan perlu solusi untuk mempermudahnya.
Pernahkah kamu merasa tidak bahagia? Pernahkan kamu merasa hidupmu tak berarti? Atau pernahkah kamu merasa hidup ini terlalu berat untuk dijalani? Semua tidak salah. Kembali lagi hidup adalah pilihan. Kita yang memilihi bagaimana kita menjalani hidup dengan cara kita, mau itu bahagia, tidak bahagia, sekedar bisa makan atau minum, berdampak maupun tidak berdampak bagi orang lain.
Hidup dengan bahagia adalah cita – cita sejuta umat. Setiap orang punya cara masing – masing untuk membuat dirinya merasa bahagia. Kamu dan saya punya cara berbeda – beda untuk mencapai sebuah kata bahagia. Atau bahkan pengertian bahagia pun berseda – beda menurut persepsi masing – masing orang. Ada yang berkumpul bersama keluarga sudah merasa bahagia, ada yang punya uang berlimpah baru merasa bahagia, atau ada yang bekerja menjadi direktur utama sebuah perusahaan baru merasa bahagia atau juga bisa bekerja diluar negeri dan masih banyak alasan kebahagiaan sesorang.
Bahagia dalam hidup itu penting. Orang yang hidupnya tidak bahagia akan dengan mudah mengakhiri hidupnya begitu saja. Banyak penyebab orang mengakhiri hidupnya sendiri. Bahkan yang punya hasrat untuk bunuh diri paling dominan dilakukan oleh mahasiswa dalam sebuah penelitian yang dirilis di Journal of Psychiarty yang dilansir halodoc.com. hasrat bunuh diri tinggi oleh mahasiswa disebabkan karna pengalaman dalam hidup seperti dilecehkan orang , kesehatan mental yang disebabkan depresi atau merasa putus asa, ketergantungan alkohol, dan lain – lain.
Hal – hal tersebut terjadi karena ketidakbahagiaan seseorang. Hal tersebut berbanding terbalik dengan negara jepang yang masyarkatnya bisa dikatakan memiliki umur yang panjang dan mereka punya cara untuk hidup bahagia menurut cara mereka. Di jepang ada yang namanya konsep IKIGAI. Menurut sumber yang dilansir dari djkn.kemenkeu.go.id Konsep Ikigai telah dijalani oleh sebagian besar masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang percaya dengan menumbuhkan Ikigai dalam hidup, mereka semakin menemukan makna dalam kehidupan dan hal ini membuat sebagian besar orang Jepang memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Terbukti bahwa Jepang adalah negara kedua dengan tingkat harapan hidup yang tinggi setelah Monako.
Alasan seseorang untuk bangun di pagi hari tidak selalu merupakan sesuatu hal yang besar. Terkadang dari hal-hal kecil dan sederhana, kita menemukan makna dari kebahagiaan. Misalnya, menikmati matahari terbit, minum kopi pahit yang hangat, memasak makanan untuk disantap bersama keluarga, ataupun hal-hal sederhana lainnya yang tanpa kita sadari dapat membuat hati ini bersemangat dan bahagia saat melakukannya.
Seseorang yang menerapkan Ikigai akan tahu alasan mereka harus bangun pagi, harus memperjuangkan sesuatu, dan mereka memiliki harapan. Jika kita hidup tanpa mengetahui Ikigai, hidup akan terasa sepi tanpa makna.
Cara Menemukan Ikigai
Bagi Anda yang ingin mencoba untuk menerapkan konsep Ikigai pasti penasaran dengan cara menemukan Ikigai dalam hidup.
Pada dasarnya, Ikigai merupakan irisan dari empat elemen yaitu Passion, Mission, Vocation, dan Profession. Dalam menemukan Ikigai, yang terpenting adalah menyeimbangkan empat elemen tersebut untuk saling mengisi dalam membentuk sebuah tujuan hidup berkelanjutan. Jika empat aspek tersebut digabungkan akan membentuk sebuah diagram sebagai berikut.
Gbr 1. Diagram Ikigai
Keempat aspek tersebut harus saling melengkapi. Jika Anda hanya menemukan beberapa saja maka belum bisa dikatakan sudah menemukan cara hidup Ikigai. Apabila kita dapat menyatukan keempat elemen tersebut, maka kita akan menemukan arti dari Ikigai yang dapat membuat hidup lebih bermakna.
1. Passion: What You Love
Passion dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita senangi. Sesuatu yang membuat kita bergairah untuk melakukan hal tersebut dan merasa bahagia apabila melakukan hal tersebut, misalnya hobi ataupun kesenangan pribadi.
2. Mission: What the World Need
Mission adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh lingkungan sekitar kita. Mungkin tidak sesuai dengan passion kita tetapi tidak menutup kemungkinan kita dapat berkontribusi dengan hal-hal kecil yang dapat kita lakukan untuk lingkungan sekitar kita.
3. Vocation: What You Can be Paid For
Tidak dipungkiri demi bertahan hidup tentunya kita harus mempunyai penghasilan. Vocation adalah sesuatu yang dapat kita lakukan dan menghasilkan suatu pendapatan bagi kita.
4. Profession: What You Are Good at
Profession adalah sesuatu yang kita merasa ahli di bidangnya. Keahlian ini bisa kita dapatkan dengan menempuh pendidikan atau mengikuti kursus pelatihan.
Lima Pilar Penting dalam Ikigai
Selain itu, dalam Ikigai dikenal lima pilar penting yang menopang prinsip Ikigai itu sendiri. Kelima pillar tersebut adalah :
Pilar 1 : Awali dengan hal yang kecil
Hal kecil yang bisa menjadi awal dari hari Anda, bisa jadi adalah bangun pagi. Pada saat kita bangun pagi terlebih dengan rasa syukur akan memberikan rasa positif yang berguna untuk mengawali hari. Pada pagi hari, apabila waktu tidur Anda cukup, otak akan berada dalam kondisi segar dan siap untuk mencerna informasi baru.
Pilar 2 : Bebaskan dirimu
Membebaskan diri seperti layaknya seorang anak kecil. Anak kecil terbiasa berpikir secara polos dan apa adanya. Alangkah menyenangkan apabila kita dapat mempertahankan cara pandang seorang anak kecil sepanjang kehidupan kita. Berada dalam kondisi mengalir dan terbebas dari beban diri sendiri akan meningkatkan kualitas dalam hidup dan pekerjaan. Berada dalam kondisi mengalir menjadikan pekerjaan akan berkelanjutan dan terasa menyenangkan.
Pilar 3 : Keselarasan dan kesinambungan
Sebagai makhluk sosial sudah sewajarnya kita hidup selaras dan berdampingan. Begitu pula dalam prinsip Ikigai, dengan menghargai dan menghormati karakteristik tiap orang di sekitar maka akan timbul sebuah “segitiga emas” antara Ikigai, aliran, dan kreativitas. Ikigai berhubungan erat dengan menjaga keselarasan dengan lingkungan, dengan orang-orang di sekitar, dan masyarakat secara luas. Tanpanya maka kelestarian akan menjadi mustahil.
Pilar 4 : Kegembiraan dari hal-hal kecil
Orang-orang Jepang terkenal dengan penghargaannya terhadap hal-hal kecil. Mereka terbiasa menghargai sesuatu walau dari hal terkecil sehingga menghasilkan suatu karya yang luar biasa. Contohnya, makanan khas Jepang yaitu susyi. Restoran di Jepang sangat teliti dalam memilih ikan sebagai bahan utama dari sushi. Mereka rela bangun pagi dan berjalan ke pasar ikan dini hari guna mendapatkan ikan terbaik, hasil tangkapan nelayan semalam, yang masih segar dengan kualitas sempurna yang dapat disajikan kepada para pelanggannya.
Pilar 5 : Hadir di tempat dan waktu sekarang
Menikmati waktu dan kondisi yang dirasakan pada saat sekarang adalah salah satu pilar dari Ikigai. Kesederhanaan yang timbul dari keadaan sekitar kita apa pun itu, ketika menghargai dan menikmati waktu yang telah diberikan akan membuat hidup terasa lebih bermakna.
Nah, itulah konsep dan nilai hidup dari Ikigai. Apakah kamu sudah merasa menemukan Ikigai dalam hidup Anda? Atau bahkan, mungkin sudah ada yang selama ini menjalani hidup dengan konsep Ikigai?
Mari kita menemukan kebagiaan dan keseimbangan dalam hidup dengan Ikigai.
Mogi, Ken. 2017. The Book of Ikigai: Untuk Hidup Seimbang, Lebih Bahagia, dan Panjang Umur
Komentar
Posting Komentar