TIME IS MONEY! - Asima sihotang (Manajemen 2019)


 

    Sejak 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa virus Corona yang semakin merebak saat ini sebagai pandemi global. Hal ini langsung disampaikan oleh Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers. Dengan adanya pengumuman ini, semua negara di dunia menjadi gencar melakukan pengamanan kesehatan bagi masyarakatnya. Memberlakukan sistem bekerja, belajar dan beribadah dari rumah menjadi langkah pertama yang tepat untuk menghindari penyebaran virus ini.

Semua kegiatan kita lakukan dari rumah. Terkadang, beberapa kegiatan menjadi tidak teratur seperti biasanya. Hal ini dapat disebabkan karena pembatalan jadwal, pertukaran jadwal yang tiba-tiba atau mungkin kita yang kurang efektif dalam memanfaatkan waktu. Pada masa awal karantina, mungkin kita belum menyesuaikan diri dengan perubahan yang mendadak ini. Kita menganggap bahwa pandemi mungkin akan segera berakhir. Bahkan lebih parahnya lagi, kita mengganggap pendemi bukanlah hal yang menakutkan dan mengerikan sehingga kita malah menggunakan waktu yang ada untuk bersenang-senang.

Semakin hari rasanya pasti menjadi bosan tetapi pekerjaan yang harus dilakukan malah bertambah. Ini membuat banyak orang menjadi stress bahkan mengalami depresi. Apa yang menyebabkan hal ini? Tentu akibat kebiasaan lama kita yang kurang agile menanggapi perubahan. Yang paling sering terlupakan adalah mengatur waktu kita se efektif mungkin.

Pepatah “Time Is Money” dalam bahasa Indonesia “Waktu Adalah Uang” mungkin tak asing lagi bagi kita. Kalimat ini diciptakan oleh Benjamin Franklin, seseorang yang dikenal dengan produktivitas dan talentanya. Inti dari pepatah ini, kita harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. Jangan sampai kita ‘membuang-buang’ waktu yang sangat berharga itu. Uang adalah hal yang cukup berharga bukan? Lalu, bagaimana cara kita melakukannya dimasa pandemi seperti ini? Bukankah itu menjadi hal yang cukup sulit dilakukan dengan padatnya kegiatan yang harus dilakukan?

Dengan perubahan baik kondisi atau jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, manajemen waktu menjadi kunci jawabannya. Manajemen waktu adalah proses perencanaan dan pengendalian secara sadar terhadap waktu yang dihabiskan untuk kegiatan tertentu, terutama untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Melansir dari IdCloudHost.com. cara ini juga melibatkan tindakan menyeimbangkan berbagai tuntutan terhadap seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan, kehidupan sosial, keluarga, hobi, minat pribadi dan komitmen dengan keterbatasan waktu.

 



    Seorang penulis asal Amerika Serikat, Steven Covey berbagi 4 tahap dalam manajemen waktu. Pertama, mencatat semua kegiatan yang akan kita lakukan. Jika berhenti di tahap ini, sebenarnya cukup membantu dalam mengingat semua kegiatan yang akan dilakukan. Namun, cara seperti ini kurang terarah dan kurang bertujuan.

Kedua, melibatkan deadline dan prioritas. Di tahap ini kita menyusun kegiatan dari yang terpenting dan tergenting terlebih dahulu. Kekurangannya, tahap ini tidak berorientasi jangka panjang.

Ketiga, manajemen waktu yang lebih efesien dan efektif. Pada tahap ini, kita perlu menentukan tujuan jangka panjang. Selanjutnya, mengumpulkan semua kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Terakhir, menyusun semua rangkaian kegiatan berdasarkan urutan waktu, hubungan, dan prioritasnya. Hampir tidak ada kesalahan dan toleransi di tahap ini.

Keempat, manajemen waktu pemimpin. Maksudnya, manajemen waktu ditahap ini lebih mementingkan hubungan daripada deadline, lebih mementingkan spontanitas dibandingkan rutinitas. Biasanya tahap ini banyak dilakukan oleh pemimpin dengan banyak pengikut.

Pemanfaatan waktu yang baik tidak hanya datang setelah kita mengikuti beberapa tahap diatas. Manajemen waktu juga membutuhkan keterampilan, antara lain:

Keterampilan perencanaan

Keterampilan ini menjadi bagian paling dasar bagi manajemen waktu. Perlu efesiensi dalam merencakanan setiap jadwal dengan baik agar saat perealisasiannya lebih baik dan memberikan hasil yang memuaskan

Keterampilan pengorganisasian

Terampil dalam pengorganisasian artinya mampu mempertahankan penggunaan jadwal dengan konsisten. Perlu adanya catatan yang rapi dan terperinci. Hal ini harus didukung dengan karakter yang rajin dan disiplin.

Keterampilan memilih prioritas

Dalam pemilihan prioritas, kita dapat menggunakan teknik The Eisenhower Matrix yang diciptakan oleh Dwight D. Eisenhower, mantan Presiden Amerika Serikat. Teknik ini membagi jenis pekerjaan berdasarkan seberapa mendesak dan penting pekerjaan tersebut. Keempat jenis itu antara lain: (a) penting dan mendesak (harus dilakukan sekarang juga), (b) penting namun tidak mendesak (harus menentukan jadwal pengerjaan), (c) tidak penting tetapi mendesak, dan (d) tidak penting dan tidak mendesak (sebaiknya dikurangi).

Keterampilan mengelola stress

Kurang nya interaksi langsung dengan orang lain dimasa pandemi seperti ini, membuat kita sering mengalami stress. Dalam manajemen waktu, kesehatan mental juga menjadi penting karena jika kita tidak sehat mental, semua perencanaan pasti tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengutamakan kesehatan mental sebelum memulai sesuatu. Semua dimulai dari diri kita sendiri.

            Setelah mengetahui tahap dan keterampilan yang harus dimiliki dalam manajemen waktu, selanjutnya adalah realisasi rencana yang sudah kita buat. Lakukan semua perencanaan waktu dengan disiplin. Kurangi interaksi dengan hal-hal yang bisa membuat kita menoleransi kesalahan penggunaan waktu. Ingat, semuanya dapat berjalan baik bila kita menyeimbangkan antara pekerjaan, kehidupan sosial, keluarga, hobi, minat pribadi dan komitmen. "Kerugian materi dapat digantikan dengan industri, kerugian pengetahuan dengan belajar, kehilangan kesehatan dengan kendali diri sendiri atau obat-obatan, namun waktu yang kita lewati akan hilang selamanya." – Samuel Smiles.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?