Tenggang Rasa Meski Terpisah Jarak - Siska Meilita Nababan (Manajemen 2017)
Sejak Maret 2020 pembelajaran, pekerjaan, ibadah, dan lain-lain dilaksanakan dari rumah. Hal ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah, yakni stay at home yang bertujuan meminimalisir penyebaran covid-19. Perguruan tinggi merupakan salah satu institusi pendidikan yang menerapkan pembelajaran daring melalui aplikasi video conference seperti google meet, zoom, microsoft teams, dan lainya sebagai pengganti perkuliahan tatap muka. Tentu bagi mayoritas perguruan tinggi di Indonesia kuliah secara virtual adalah hal baru yang harus dipelajari dan dibutuhkan komunikasi yang baik antara dosen dengan mahasiswa.
Penggunaan Video Conference
Pemanfaatan dan pengembangan teknologi mulai dilakukan untuk mendukung pelaksanaan dan administrasi perkuliahan. Dalam perkuliahan, beberapa dosen megimbau mahasiswa untuk mangaktifkan selama perkuliahan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah mahasiswa yang sudah bergabung di video conference benar-benar mengikuti perkuliahan atau hanya sekadar bergabung tanpa mengikuti jalannya perkuliahan secara saksama. Mahasiswa menonaktifkan kamera, di saat perkuliahan berlangsung tentu kalau dilihat dari satu sisi tidak etis untuk dilakukan. Sisi lain, menonaktifkan kamera sebagai pilihan yang dilakukan karena sinyal di daerah yang kurang stabil.
Sikap tenggang rasa menjadi penting diterapkan supaya dosen maupun mahasiswa boleh memahami permasalahan yang terjadi dalam proses perkuliahan. Begitu juga dengan sesama teman perlu ditingkatkan, salah satunya komunikasi melalui chat sebagai sarana untuk mengetahui tugas atau pun jam perkuliahan yang diubah. Sehingga, jarak tidak menjadi penghambat untuk bisa tetap bekerjasama untuk bisa menerapkan komunikasi yang baik.
Pelaksanaan Ujian di Rumah
Pelaksanaan Ujian pada saat tatap muka, umumnya selama pengerjaan mahasiswa akan diawasi untuk menghindari kecurangan selama pelaksanaan ujian berlangsung. Dalam pembelajaran daring ini, tentu pengawasan itu sulit untuk dilakukan. Sehingga, dosen memikirkan metode lain untuk meminimalisir kecurangan tersebut. Mulai dari soal yang diberikan lebih meminta analisis atau contoh kasus yang merupakan pemahaman mahasiswa dari mata kuliah yang diikuti. Segi waktu yang sudah diperkirakan dan metode yang lainnya. Mahasiswa juga bisa saja mencari sumber dari internet dan menuliskan jawaban menurut apa yang dipahami dari materi tersebut.
Praktik pengerjaan ujian kembali lagi kepada mahasiswa apakah dia tetap berintegritas dalam pengerjaan ujian atau tidak? Memilih kerja sama dengan rekannya atau meminta bantuan dengan yang lain? Kembali kepada pilihan individu mahasiswa tersebut untuk pelaksanaannya. Tetapi kejujuran adalah hal yang harus dijunjung tinggi meski diawasi maupun tidak. Pengetahuan dari mata kuliah yang diambil lebih penting dibanding hanya sekadar mendapat nilai yang tinggi dengan menghalkan segala cara.
Peka terhadap Situasi
Selama perkuliahan tentu ada saja hal teknis yang mengganggu jalannya perkuliahan. Mulai dari kondisi sinyal yang tidak bisa diperkirakan di berbagai daerah tempat kediaman mahasiswa maupun dosen. Ada juga dosen yang memberikan tugas secara kelompok dan dari situ dituntu agar mahasiswa bisa kerjasama meski tidak melakukan kerja kelompok secara tatap muka. Pembagian dalam proses pengerjaan bisa dilakukan melalui via grup chat whatsapp, video conference zoom atau platform lainnya yang memungkinkan komunikasi antar kelompok boleh terjalin. Dari sini perlu, sikap untuk saling mengerti dan tidak saling menyalahkan satu dengan yang lain. Perlu adanya komunikasi untuk meluruskan suatu permasalahan.
Sebagai mahasiswa, hal yang kira perlu perhatikan pertama, ialah integritas sebagai hal utama dan perlu dipertahankan baik dalam proses perkuliahan maupun ujian. Kedua, saling menghormati dan menghargai teman maupun dosen meskipun tidak bertemu dalam satu ruangan. Ketiga, peka akan keadaan dan lebih meningkatkan komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman maupun adanya spekulasi dari teman kelompok di saat pengerjaan tugas secara kelompok.
Sebagai mahasiswa tentu kita bisa dikatakan lebih melek terhadap teknologi yang tersedia. Kita boleh memanfaatkan teknologi untuk mendukung pelaksanaan perkuliahan dan mengasah kemampuan yang ada pada diri kita. Belajar menghargai dan menghormati dapat kita laksanakan melalui rasa peka terhadap situasi yang terjadi. Kita harus bisa beradaptasi dengan perkuliahan daring dan mendorong integrasi tetap dijalankan. Harapannya mahasiswa juga boleh tetap boleh berpikir kreatif dan mengembangkan bakat yang dimiliki di tengah pandemi sekarang ini.
Komentar
Posting Komentar