Manajemen Waktu: Mana yang Jadi Prioritas? - Josephine (EP 2019)
Sejak
melandanya wabah virus corona pada bulan Maret lalu, sistem pembelajaran di
seluruh Indonesia berganti. Kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan dengan
media kelas secara tatap muka berubah menjadi sistem pembelajaran daring.
Sistem pembelajaran ini dilakukan secara online
melalui perangkat yang terkoneksi dalam jaringan, seperti laptop atau smartphone. Sistem daring memungkinkan
pengajar dan pelajar dapat mengakses materi dari tempat tinggalnya masing –
masing.
Sarana pembelajaran yang biasanya
digunakan ialah melalui video conferencing atau penyampaian slide di ruang grup
chat dan google classroom. Melalui sarana
tersebut, dosen dapat memberikan pemahaman tentang mata kuliah yang dibawanya
kepada mahasiswa dan berdiskusi bersama – sama dengan lebih mudah meskipun
tidak bertemu. Beberapa orang bahkan mengungkapkan sistem pembelajaran daring
ini lebih efesien dan praktis dibandingkan dengan sistem pembelajaran
konvensional karena lebih mengirit waktu perjalanan dan dapat diakses dimanapun
dan kapanpun. Namun, meskipun
beberapa orang mengaku nyaman dengan sistem pembelajaran ini, sistem
pembelajaran daring tentu saja juga memiliki kekurangan tersendiri. Salah satu
permasalahan yang sering diangkat oleh para mahasiswa adalah sulitnya kontrol
diri dan manajemen waktu pada perkuliahan daring yang tidak seketat perkuliahan
tatap muka. Sistem pembelajaran yang tidak diawasi memberikan mahasiswa kebebasan
untuk melakukan hal – hal lain yang diluar konteks pembelajaran meskipun sedang
berada pada jam perkuliahan.
Pada saat perkuliahan berlangsung,
konsentrasi kita sering teralihkan ke tempat lain. Notifikasi dari instagram
atau pesan whatsapp teman tampak lebih menarik daripada penjelasan dosen yang
sedang berlangsung di layar. Akibatnya, perhatian kita tidak lagi terfokus
kepada pembelajaran yang menyebabkan
materi tidak tersalurkan dengan baik dan tentu saja akan berakibat pada kurangnya
penyerapan materi perkuliahan.
Mahasiswa juga berperan sebagai
seorang anak yang harus membantu orang tuanya sekaligus kakak atau abang yang
mengayomi adik – adik mereka. Tidak jarang orang - orang dirumah meminta
bantuan pada saat kita mengerjakan tugas
atau membahas materi. Sehingga konsentrasi kita juga akan mudah terpecah
dalam melaksanakan pembelajaran.
Belum lagi, beberapa mahasiswa
mengaku bahwa perkuliahan yang berlangsung di rumah sepertinya membuat dosen
memberikan lebih banyak tugas. Waktu yang harus dihabiskan ke perkuliahan pun menjadi
lebih banyak. Namun sialnya, hal tersebut biasanya tidak diiringi dengan
semangat untuk mengerjakannya. Keberadaan kita dirumah membuat kita menjadi
lebih santai dan seolah terhipnotis oleh jarum jam yang menunjukkan banyaknya
waktu yang tersedia. “Ah, sebentar lagi”,
“Deadline nanti malam kok”, “Sejam juga siap”. Hal – hal seperti itu
bermunculan di pikiran kita, dan seperti prinsip penundaan pada umumnya: seberapa
banyak pun waktu yang tersedia, rasanya tidak akan pernah cukup.
Permasalahan di atas tentu saja
hanya dapat diatasi dengan manajemen diri dan waktu yang tepat. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan mengusahakan jadwal daily activity pada saat WFH sekarang ini sama dengan jadwal
sebelum masa perkuliahan daring. Tetaplah bangun pada pagi hari, berolahraga,
mandi, dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan pada saat ke kampus. Dengan
demikian, semangat menjalani aktivitas sepanjang hari bangkit dan ini dapat
mengurangi rasa mageran yang sering
muncul pada saat belajar. Cara tersebut juga akan meningkatkan antusias kita
untuk memahami materi yang disampaikan.
Hal paling penting selanjutnya adalah
menetapkan prioritas. Kegiatan pembelajaran dirumah menciptakan benturan tanggung
jawab antara perkuliahan dan pekerjaan - pekerjaan lain. Mahasiswa harus mampu
membagi waktu pada saat kapan ia harus belajar dan kapan ia harus melaksanakan
tanggung jawabnya yang lain di rumah. Semua peran tersebut sama pentingnya. Jadi,
pilahlah prioritas yang harus didahulukan agar pekerjaan manapun tidak ada yang
terbengkalai.
Lalu tetapkan batasan – batasan.
Orang – orang disekitar kita mungkin akan selalu berpikir bahwa keberadaan kita
dirumah dapat meringankan pekerjaan mereka. Itu sebabnya mereka sering meminta
bantuan di tengah – tengah sibuknya perkuliahan atau banyaknya tugas. Oleh
sebab itu, menciptakan area khusus belajar mungkin akan diperlukan. JIka tidak
memiliki ruangan khusus, pilihlah pojok ruangan yang paling memungkinkan kita
dapat berkonsentrasi penuh dengan pelajaran. Tetapkan waktu dan katakan pada
orang tua ataupun anggota keluarga lainnya bahwa jam – jam tersebut hanya dapat
digunakan untuk perkuliahan. JIka seandainya permintaan mereka mendesak atau
kita harus melaksanakannya, maka bangkitlah sebentar dan kembali sesegera
mungkin ke tempat semula.
Terakhir, Jangan menunda – nunda pekerjaan.
Setelah membuat daftar kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang hari,
segeralah lakukan. Jangan tertipu oleh pikiran sendiri yang hendak mengulur –
ulur waktu. Biasanya rasa ini juga muncul
karena notifikasi – notifikasi yang kurang penting. Distraksi tersebut hanya
dapat diatasi dengan pengendalian diri untuk tetap terfokus dengan jadwal
prioritas yang sudah dirancangkan.
Dalam alkitab tertulis : “Rancangan orang rajin semata-mata
mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan
mengalami kekurangan.” (Amsal 21:5). Hendaklah kita dapat menggunakan waktu
sebaik – baiknya dan tidak menjadi seorang pemalas yang menunda nunda
pekerjaan. Sebab apapun yang dilakukan secara tergesa – gesa tidak akan
berjalan sebaik sesuatu yang sudah direncanakan dan dikerjalan dengan sungguh –
sungguh.
Semangat
menjalani perkuliahan daring! Salam Mahasiswa!
Komentar
Posting Komentar