Eksekusi dengan Benar! - Ryan Panggabean (Akt 2018)



Setelah sebelumnya saya membahas tentang pentingnya menyusun atau menentukan tujuan/goals pada buletin edisi Mei 2019, kini saya ingin mencoba membahas tentang pentingnya melakukan eksekusi yang benar untuk meraih tujuan/goals tersebut (seperti cerita bersambung ya, haha).


Secarik kertas yang tertidur di tengah-tengah buku.

HEMMM, apa yang baru kutemukan? Satu lembar kertas yang berisi daftar tujuan-tujuan ambisius yang ingin kuraih pada bulan lalu dan juga strategi yang telah kususun dengan apik, lengkap dengan waktu pelaksanaan. Tidak tercapai. Aku lebih suka menyebutnya “belum tercapai” sebenarnya. Jika kuingat dan kulihat-lihat lagi, apa ya yang menyebabkannya tidak tercapai? Padahal aku sudah merencanakan, sudah menyusun dengan baik semua strategi dan tujuan yang ingin aku lakukan dan raih pada bulan lalu. Ada yang salah.


Pentingnya melakukan eksekusi terhadap rencana dan strategi yang telah kita buat.

Seringkali semangat kita hanya sampai kepada saat menentukan tujuan dan strategi dan tidak melakukan eksekusi. Kemungkinan lain adalah kita semangat melakukan rencana kita dua atau tiga hari saja, setelah itu kita merasa jenuh, bosan, hingga pada akhirnya kita tidak melakukan apapun sehingga kita tidak mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Sebuah strategi, sebuah rencana tidak cukup untuk meraih tujuan/goals kita, kita harus melakukan eksekusi.


Diberlakukannya pembelajaran secara daring turut serta mempengaruhi pembuatan strategi dan juga eksekusi kita, memang tidak bisa dimungkiri kita sebagai manusia akan selalu menghadapi atau mengalami perubahan dan kita harus mampu beradaptasi agar kita tetap bertahan dan berjuang dengan benar dalam meraih goals. Pada masa seperti ini alangkah baiknya kita memperbaiki cara kita dalam menyusun dan melakukan eksekusi strategi.



Aturan dalam melakukan eksekusi.

Aturan-aturan berikut adalah aturan yang dikemukakan oleh Chris McChesney, Sean Covey, dan Jim Hugling dalam buku yang berjudul “The 4 Disciplines of Execution” yang menurut saya penting untuk diketahui oleh  lebih banyak orang untuk membantu mereka dalam meraih tujuan dan semakin relevan untuk dilakukan pada masa pembelajaran daring untuk memacu diri..



Disiplin 1: Fokus pada The Wildly Important Goal atau WIG

Saya pernah merencanakan akan meraih dan melakukan  5 goals dalam bulan September yang lalu, tetapi sayangnya tidak satupun dari hal tersebut yang tercapai. Saya merasa kebingungan mengapa saya tidak melakukan semuanya dengan baik, sampai saya mengetahui hal  ini. Menurut disiplin yang pertama kita harus menaruh energi kita pada tujuan yang benar-benar penting, bisa satu atau dua tujuan. Kita tentunya memiliki sumber daya yang terbatas, baik ilmu, pengalaman, keahlian, maka kita harus  mampu mengalokasikannya secara efektif dan efisien kepada tujuan yang benar-benar penting. Di samping itu, dalam menentukan sebuah WIG sangat penting untuk mempertimbangkan “SMART”. WIG harus spesifik (Specific), dapat diukur tingkat keberhasilannya (Measurable), dapat diraih (Achievable), relevan (Relevant), dan memiliki batas waktu pencapaian yang jelas (Time-bound). Contoh WIG misalnya, mendapatkan nilai 100 pada UAS mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 2 semester 4.


Disiplin 2: Bertindak pada Lead Measures.

Ukuran keberhasilan tujuan ada dua macam, yaitu lag measures dan lead measures. Lag measures adalah ukuran untuk melacak pencapaian WIG, contohnya: latihan soal, berdiskusi dengan senior, dan mengikuti kursus akuntansi keuangan menengah 2. Sedangkan lead measures adalah ukuran terhadap hal-hal yang paling berdampak untuk meraih sasaran yang kita lakukan dan yang bisa kita kendalikan, seperti  jumlah soal yang harus kita selesaikan setiap harinya, intensitas diskusi kita dengan senior, dan banyaknya pertemuan yang kita ikuti dalam kursus Akuntansi Keuangan Menengah 2. Kita harus fokus kepada lead measures.


Disiplin 3: Membuat atau menyajikan scorecard yang memotivasi.

Scorecard membantu kita mengetahui sudah sampai dimana posisi kita sekarang dalam menuju tujuan kita. Scorecard memberikan kita motivasi untuk tetap melangkah.


Disiplin 4: Menciptakan irama akuntabilitas.

Disiplin ini seperti laporan pertanggungjawaban kita pada periode waktu tertentu akan apa yang telah kita lakukan sejauh ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?