Menimbang Sebelum Berbagi Informasi - Siska (Mnj 2017)
Di era digital sekarang
ini siapa yang tidak mengenal media sosial? Bahkan media sosial penggunanya
sudah merambat ke berbagai kalangan. Sebelumnya
pengertian dari Media sosial itu sendiri adalah sebuah media daring,
yang memfasilitasi para penggunanya dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual
(wikipedia). Dengan adanya sosial media, informasi dari mancanegara sekalipun
dapat kita terima dengan cepat bahkan dalam hitungan detik di berbagai platform media sosial.
Berdasarkan
laporan terbaru We Are Social, pada tahun 2020
disebutkan bahwa ada 175,4 juta pengguna internet di
Indonesia dari 272,1 juta total populasi di Indonesia. Dengan data 160 juta
pengguna aktif media sosial (Detik.com).
Hal ini menunjukkan lebih dari setengah juta penduduk Indonesia
mengakses sosial media. Apabila dimanfaatkan secara optimal hal ini membawa
dampak positif bagi negara kita. Salah satunya berbagi informasi secara real time dengan data yang akurat
tentunya. Sayangnya, dalam berbagai kesempatan Informasi yang dibagikan tidak
diikuti oleh data yang akurat.
Berita
yang tidak jelas asal usul dan kebenarannya diterima secara mentah-mentah oleh
pengguna media sosial dan dibagikan di media sosial. Tentu, hal ini menjadi
sebuah hal yang meresahkan dan tindakan yang tidak bertanggungjawab. Berita
seperti ini biasa kita sebut berita hoax
atau informasi bohong. Apabila terbukti oknum yang membuat berita tersebut akan
dijerat hukuman sesuai dengan UU ITE.
Sebagai
mahasiswa yang juga aktif dalam menggunakan media sosial kita harus menjadi
orang yang memerangi hoax. Dengan
cara menimbang beberapa hal sebelum membagikan informasi yang kita dapatkan.
Dalam melakukan pertimbangan bukanlah hal mudah mengingat sulitnya mencari
sumber yang jelas dari suatu informasi terutama yang sedang viral. Ada beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk memerangi hoax.
Pertama, meningkatkan budaya literasi.
Literasi merupakan seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam
membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat
keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (wikipedia).
Minimnya literasi menjadi salah satu faktor penyebaran berita hoax. Hal yang perlu dilakukan ialah
dengan membaca isi berita secara keseluruhan dalam artian hanya membaca
judulnya saja, kemudian membaca sumber lain yang memberitakan hal yang sama.
Kedua,
memperhatikan media penyebar berita tersebut. Melihat rekam jejak media
tersebut dalam memberikan informasi boleh menjadi pertimbangan yang kita
lakukan dalam mencari kebenaran berita. Mulai dari fakta-fakta yang diberikan,
sumber berita, dan data-data pendukung lainnya tidak menyebabkan propaganda di
tengah masyarakat. Melakukan verifikisi lebih lanjut sebelum dibagikan jug
perlu dilakukan
Ketiga,
kritis dalam menyikapi informasi yang diterima. Cara ini berasal dari pemikiran
dari penerima informasi. Pribadi yang mudah terpengaruh pendapat orang tanpa
pertimbangan akan mudah diprovokasi. Dengan keadaan tersebut penerima informasi
tidak lagi berpikir jernih dan boleh jadi ikut andil dalam pembagian informasi
tersebut. Terbuka terhadap informasi lalu mempelajarinya lebih lanjut menjadi
suatu sikap bijak dari diri sendiri.
Untuk
ketiga cara memerangi hoax, apabila
dipraktikkan dapat memberikan sumbangsih dalam penangkalan berita hoax. Satu orang berarti dalam pembagian
setiap informasinya. Bayangkan saja, satu orang yang memiliki 4 jejaring
sosial, seperti whatsapp,
instagram,facebook,dan line
membagikan satu informasi hoax sudah
berapa orang yang mengkonsumsi berita tersebut. Ditambah lagi temannya yang
ikut membagikannya, tentu berita tersebut semakin luas dampaknya.
Sebagai
generasi milenial, ada baiknya kita tidak saja menjadi pengguna media sosial
tetapi bisa mengambil bagian dalam pemanfaatan media sosial secara optimal.
Banyak hal positif yang bisa kita bagikan yang bisa menjadi motivasi maupun
inspirasi bagi orang lain. Berpikir dan menimbang sebelum berbagi merupakan
sesuatu yang sederhana tetapi besar manfaatnya. Kita bisa menjadi salah satu
agen perubahan di tengah masyarakat.
Dimulai
dari diri sendiri! Hal yang terlebih dulu kita lakukan berasal dari diri kita
sendiri untuk selanjutnya kita memberikan edukasi bagi orang lain. Selektif
dalam menerima maupun membagikan berita, menjadi hal efektif yang boleh kita
lakukan. Untuk itu, pastikan aku dan kamu mengambil peran dalam memerangi hoax
Komentar
Posting Komentar