Cerdas Bermedia Sosial - Cindy (Mnj 2019)



Teknologi saat ini sangat berkembang pesat dikalangan masyarakat tanpa memandang usia, yang dikenal dengan media sosial . Apa itu media sosial? Media sosial adalah sebuah media yang memungkinkan manusia berinteraksi tanpa membatasi ruang dan waktu. Pada awalnya media sosial diperuntukkan untuk mereka yang terpisahkan oleh jarak dan waktu tetapi seiring perkembangannya, media sosial menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terpisahkan bahkan menjadi candu.

      Dalam penggunaannya media sosial dapat berdampak negatif dan positif, jika digunakan untuk hal-hal yang positif tentu akan sangat bermanfaat. Tetapi jika dipergunakan untuk hal negatif seperti maraknya berita-berita hoax yang membuat kegaduhan dan perseteruan,  wadah mencaci maki, serta ungkapan provokasi, tentu hal tersebut akan sangat merugikan. Akhir-akhir ini banyaknya penyebaran berita hoax di media sosial membuat kekuatiran setiap orang, terkadang kita sering mendapat informasi yang tidak tahu siapa sumbernya dan belum dipastikan kebenarannya.

Dilansir dari laman kominfo, saat ini ada 800.000 situs penyebar berita hoax di Indonesia, miris sekali bukan? Contoh berita hoax yang ada disekeliling kita yaitu tersebarnya pesan berantai bahwa ada virus HIV di makanan kaleng sebab pekerjanya adalah ODA, informasi tersebut seolah-olah meyakinkan pembaca  dengan menyertakan nama duber KBRI. Pertama kali berita ini hangat ditahun 2013 hingga kini masih beredar di tahun 2020 melalui grup Whatsapp. Mengapa banyak orang  percaya begitu saja dengan informasi yang belum jelas sumbernya? Dikutip dari news detik.com dalam wawancaranya Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wastito mengatakan “48 persen berita berasal dari orang yang dipercaya atau orang terdekat, 31 persen orang merasa bahwa informasi itu bermanfaat, 18 persen mengira bahwa berita itu benar, 3 persen merasa ingin menjadi yang pertama dalam menyebarkan berita tersebut”.

Berita- berita hoax yang disebarkan tentu memiliki dampak bagi orang lain, kita tidak tahu kepribadian setiap orang. Ada yang menganggap berita tersebut hanya sebagai angin lalu, kemudian ada yang menganggap beritu itu penting dan memicu kepanikan sehingga menyebarkan ke orang terdekatnya, dan terjadilah rantai penyebaran berita hoax. Hal ini yang ditakutkan di era teknologi ini, orang-orang menyebarkannya tanpa berpikir kritis dahulu. Saat ini jari dapat membuat boomerang bagi kita dan orang-orang sekitar.

Bagaimana kita dapat memilah informasi?
Baca berita seluruhnya, bukan hanya judul saja
Banyak oknum yang membuat judul cenderung bersifat provokatif, atau biasa disebut clickbait. Jangan hanya baca judulnya lalu membuat kesimpulan sendiri, terkadang judul tidak relevan dengan isi. Budayakan membaca hingga tuntas, jangan langsung membagikannya dengan orang lain. Pastikan judul sesuai dengan isi berita.

Bandingkan dengan sumber yang lain
Walaupun topik yang disajikan sama, kita tetap harus berhati-hati ketika ingin membagikan informasi. Ada kalanya, terjadi pro dan kontra si pembuat berita terhadap objek yang dibicarakan dalam berita yang mencampurkan kepentingan pribadi didalamnya. Supaya aman, coba recheck dan bandingkan dengan sumber yang lain dengan topik pembahasan yang sama.

Membaca Informasi dari sumber terpercaya
Banyak sumber yang tidak dapat dipercaya, informasi dilebih-lebihkan terkesan hiperbola. Kita perlu mengetahui reputasi sumber informasi apakah memiliki track record atau kredibilitas yang baik atau tidak.

Periksa Fakta
Hal yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang disajikan berdasarkan fakta atau opini, fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif (kominfo).


Sebagai mahasiswa kita dapat berpikir relevan dalam menanggapi berita hoax, saring dulu informasinya lalu bagikan. Jika informasinya akurat dan berasarkan fakta serta memberi dampak positif kita dapat menyebarkannya dengan orang-orang sekitar. Jika kita menjadi sumber rantai negatif, orang disekitar kita akan merasakan dampak negatif. Tetapi jika menjadi rantai positif orang disekitar akan merasakan manfaat dari informasi tersebut. Jangan menyebarkan berita yang belum dapat dipastikan ke akuratannya, berita-berita negatif akan sangat cepat diterima oleh orang-orang. Mari telaah dahulu beritanya sebelum menerimanya bulat-bulat dan membagikannya kepada orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?