Apa Internet bagimu? - Windi (Akt 2018)



Internet sudah begitu melekat dengan kehidupan kita atau dapat dikatakan internet sekarang menjadi kebutuhan pokok. Menurut penelitian bertema Cisco Connected World Technology Report 2011, satu dari tiga mahasiswa dan profesional muda  menganggap bahwa Internet sama pentingnya dengan kebutuhan dasar manusia seperti udara, air, makanan, dan tempat tinggal. Separuh dari responden tersebut juga menyatakan mereka tidak dapat hidup tanpa Internet dan menilai Internet sebagai "bagian penting dalam hidup mereka". Tentu saja internet menjadi bagian penting dalam hidup kita karena hampir setiap aktivitas kita sebagai mahasiswa membutuhkan internet seperti mencari referensi tugas, berkomunikasi dengan teman, dan masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan dengan adanya internet.

          Internet dan media sosial. Couple yang sangat cocok bukan?. Berdasarkan hasil riset  Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi.Media sosial menjadi tren di tengah - tengah masyarakat.Tapi....ada tapinya nih,Indonesia menduduki ranking kedua terendah dari 31 negara dalam hal kefasihan digital (digital fluency) menggunakan media internet. Ranking ini cukup mencengangkan, mengingat Indonesia selalu menempati peringkat kedua tertinggi dalam jumlah pengguna media sosial (Facebook dan Twiiter) terbanyak di dunia.Temuan ranking tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan perusahaan konsultan dunia Accenture di 31 negara, termasuk Indonesia.

 Kefasihan digital didefinisikan sebagai bagaimana kita  memanfaatkan internet untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan, konektifitas, dan efektifitas kerja.Faktor kefasihan digital ini akan menentukan bagaimana hubungan internet dengan peningkatan edukasi, efektivitas kerja, dan kemajuan individu. Dalam meningkatkan kefasihan digital,kita sebagai mahasiswa  memperoleh informasi dari internet . Informasi yang berada di internet sangat beragam atau istilah sekarang konten . Menurut wikipedia, konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik.Untuk meningkatkan kapasitas, kita membutuhkan konten yang dapat memeberikan edukasi yang bermanfaat bagi kita.Dilansir dari Kompasiana, dalam artikel “Konten Sensasional Lebih Viral daripada Edukatif: Mendikbud, Tolonglah SDM Indonesia!’’, dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih menyukai konten yang mencari senasional saja dari pada konten edukatif yang dapatmeningkatkan kapasitas . Hal ini bisa kita lihat dari konten-konten yang mencapai trending .Content creator atau pembuat konten akan berlomba - lomba membuat konten yang diminati banyak orang dan konten yang diminati oleh banyak orang merupakan konten sensasional yang hanya meberikan hiburan sesaat.

Memang apa salahnya jika konten senasional lebih diminati daripada konten edukatif ?

Tidak salah. Manusia sebagai makhluk emosional  secara implusif  lebih menyukai konten- konten sensasional.Jika ini tetap berlangsung dalam jangka waktu yang panjang maka ini akan berpengaruh juga kepada peningkatan kapasitas pengetahuan masyarakat  dan para content creator yang berlomba-lomba dalam membuat konten sensasional agar mendapat view yang banyak, media sosial kita dipenuhi dengan konten senasional. Karena jika kita melihatpengguna media sosial di indonesia yang tinggi dan  kebanyakan dari pengguna aktif media  sosial menyukai konten sensional yang hanya memberi hiburan sementara. Dilihat dari jumlah penonton konten sensasional dan konten edukatif. Hal ini akan mempengaruhi pola pikir dan kapasitas pengetahuan pengguna sosmed tersebut. Makanan apa yang kita konsumsi akan berpengaruh kepada kesehatan tubuh kita, begitu juga dengan konten yang kita lihat atau ditonton akan mempengaruhi pola pikir kita.Pola pikir kita akan menentukan tindakan-tindakan yang kita lakukan. Terlihat sepele,tapi hal dapat memberi pengaruh yang cukup besar.Bahkan pola pikir dari suatu masyarakat dapat berpengaruh kepada kemajuan suatu negara.

Jika masyarakat indonesia dapat memanfaatkan internet dengan baik dengan mengkonsumsi konten konten yang edukatif untuk meningkatan kapasitas maka dapat meningkatkan kualitas suatu negara karena masyarakat yang memiliki pola pikir yang lebih maju. Untuk mencapai hal tersebut maka kita membutuhkan lebih banyak konten edukatif dan masyarakat yang memilih konten edukatif. Agar masyarakat dapat tertarik untuk memilih konten edukatif ,dapat dengan menarik perhatian dengan memadukan isu-isu atau hiburan dengan halyang edukatif seperti yang dilakukan salah satu youtuber Indonesia, Jerome Polin Sijabat, mengatakan dia tidak ingin para penonton video yang diabuat tidak mengandung informasi yang bermanfaat karena menurut dia penonton videonya telah menghabiskan waktu untuk menonton videonya tetapi tidak mendapatkan apa – apa. .Oleh karena itu kita sebagai  agent of change harus bisa memberi dampak  dan perubahan dengan cara menghasilkan konten – konten edukatif  yang memberi manfaat kepada orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?