Resume Diskusi Media Sosial “Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Indonesia”
Diskusi media sosial yang berjudul “Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Indonesia”
telah dilaksanakan pada jumat, 20 maret 2020 pukul 20.00-22.00 WIB. Diskusi diikuti
oleh 63 AKK UP FEB USU-belum termasuk pengurus-dan satu alumni CC FEB USU yang
bergabung melalui tautan undangan grup
yang dibagikan. Moderator diskusi sosmed ialah Renaldi Surbakti yang merupakan
Koordinator divisi diskusi CC FEB USU.
Diskusi sosmed
diawali dengan sapaan malam, bincang santai dan perkenalan diri oleh moderator,
kemudian dilanjutkan dengan memberikan referensi topik diskusi serta
menjelaskan aturan pelaksanaan diskusi sosmed.
Moderator memulai diskusi dengan sebuah pengantar kepada peserta. Pengantar
tersebut berisi tentang Virus Corona.
Supaya peserta mengemukakan
pendapatnya, moderator bertanya kepada peserta tentang bagaimana kesiapan
pemerintah Indonesia menghadapi fenomena COVID-19 ini di Indonesia. Peserta
saling mengemukakan pendapat dan saling menanggapi respon peserta lainnya. Ada beberapa peserta mengatakan Indonesia
tidak siap menghadapi virus tersebut dan beberapa lainnya mengatakan Indonesia
sudah cukup siap. Beberapa alasan yang mengatakan Indonesia tidak siap yaitu sarana
dan prasarana yang masih terbatas yang disediakan oleh pemerintah, termasuk
keterbatasan jumlah rumah sakit. Yang menjadi sorotan lainnya yaitu minimnya
ketersediaan persediaan alat keamanan diri seperti masker, handsinitizer, dan belum canggihnya teknologi yang dimiliki
Indonesia, serta sikap pemerintah yang tidak transparan membuat masyarakat menjadi tidak tenang.
Beberapa lainnya yang mengatakan Indonesia siap karena beberapa alasan seperti
pemerintah telah melakukan upaya pencegahan pembatasan perjalanan, pemerintah
memberikan edukasi dari pejabat pemerintah yang cukup informatif, imbauan social distancing, serta menganggap
pemerintah sedang berusaha tetapi masyarakatnya yang kurang mendengarkan
imbauan pemerintah.
Moderator melanjutkan arah diskusi
mengenai panic buying. Moderator
mengajak peserta untuk berpendapat ''apakah itu wajar dilakukan atau apa yang
seharusnya masyarakat lakukan dalam situasi seperti itu?''. Peserta diskusi
masih memberikan pandangan yang berbeda. Ada yang menganggap panic buying penting untuk dilakukan
tetapi tidak wajar ketika melakukan pembelian secara berlebihan sampai
mengosongkan rak-rak supermarket. Selain untuk memikirkan diri sendiri, ada
baiknya untuk memikirkan orang lain juga. Ketika persediaan habis, maka akan terjadi
kelangkaan. Dan ketika kelangkaan terjadi, mengakibatkan naiknya harga bahan
pangan. Selain itu, ada yang beranggapan bahwa panic buying terjadi karena masyarakat tidak puas dengan apa yang
dilakukan pemerintah. Pemerintah terkesan lamban dan tidak ada pencegahan dari
hari, tidak transparansi lagi sehingga
membuat masyarakat menjadi cemas dan takut.
Ketika kita mengikuti arahan
pemerintah agar tetap tinggal dirumah, maka muncul pertanyaan mengenai
"bagaimana akan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan dirumah?".
Ada yang berpendapat bahwa jika memang harus bekerja, silahkan dan tidak ada
larangan untuk itu dan harus tetap menjaga kesehatan. Ada juga yang memberikan
pandangan bahwa kebijakan lockdown yang
dibuat Pak Jokowi belum efektif untuk dilakukan karena tidak semua profesi
dapat melakukan pekerjaannya dari rumah serta tindakan lockdown membuat siklus perekonomian menjadi hancur. Ternyata hal
ini juga meresahkan pemerintah memutuskan untuk membuka lockdown dibeberapa daerah dan membuat tes massal di beberapa kota.
Kemudian moderator membuka
pertanyaan terakhir yaitu, ''bagaimana dampak
COVID-19 kepada perekonomian Indonesia?". Ada yang mengatakan menurunkan kinerja pasar keuangan global,
menekan banyak mata uang dunia, serta prospek pertumbuhan ekonomi dunia menurun
akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan dunia dan
melemahnya keyakinan pelaku ekonomi. Selain itu ada yang memberi pendapat bahwa
jika pertumbuhan ekonomi Negara Cina turun 1% berarti ekonomi negara Indonesia
juga turun 0,3%-0,6%. Demand dan supply sudah tidak seimbang lagi, dan bisa
mengakibatkan kelangkaan. Serta IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mencapai
level merah.
Sebagai penutup mari sama sama kita
percayakan kepada pemerintah situasi sekarang ini dan menjaga kebersihan diri
masing-masing. Dan yang tak kalah penting kiranya tetap berdoa bagi bangsa kita
ini.
Moderator juga meminta maaf untuk kata-kata dan tindakan yang kurang berkenan.
Komentar
Posting Komentar