Mau Bersuara - Yohana (Akt 2018)
Pemilihan Raya Mahasiswa
(PEMIRA) bukanlah lagi hal asing bagi mahasiswa. Pemira ini menjadi ajang
pertarungan idealisme yang dilaksanakan setiap tahun dalam perwujudan dari
keinginan mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap kondisi kampus yang belum
sesuai dengan apa yang mahasiswa harapkan. Di kampus kita sendiri, Pemira akan
dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2020. Sudah mulai terdengar orasi dan sudah
ada kandidat yang diusung oleh masing-masing partai sebagai calon gubernur dan
wakil gubernur. Sebagai mahasiswa yang merupakan agent of change, kita harus peduli terhadap apa saja persoalan yang
terjadi di sekitar kita, apalagi lingkungan kampus yang sangat dekat dengan
kita. Pemira merupakan kesempatan kita sebagai mahasiswa untuk berkontribusi
secara langsung untuk membawa perubahan kampus dengan menggunakan hak pilih
kita. Pemira juga dapat
menjadi tempat bagi mahasiswa untuk belajar mengenal tentang demokrasi.
Sistem perpolitikan kampus dapat diibaratkan skala kecil
sistem perpolitikan di negara kita. Kampus memang tidak hanya menjadi tempat kita
sebagai mahasiswa untuk menimba ilmu dan membangun karakter, namun kampus juga
merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk tumbuh kritis dan mengembangkan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan sosial. Menjadi mahasiswa adalah sebuah
fase transisi untuk menghadapi kehidupan masyarakat nyata. Rentetan buku tidak
cukup untuk mempersiapkan diri kita di masa depan. Seberapa besar peran
dan pengalaman kita sebagai mahasiswa dapat menjadi bekal yang sangat berharga
terhadap perubahan bagi bangsa dan negara kita. Kampus dapat menjadi tempat pembelajaran kita sebagai
mahasiswa untuk menambah pengetahuan mengenai sistem perpolitikan. Idealisme
yang lebih tinggi bahkan menegaskan bahwa kampus adalah tempat untuk memupuk
jiwa kepemimpinan, kampus adalah tempat menyemai calon-calon pemimpin baru masa
depan.
Dunia kemahasiswaan
khususnya AKK menghadapi ancaman yang sangat serius dimana tingkat apatisme
mahasiswa yang semakin tinggi. Terkadang mahasiswa yang apatis hanya ingin
berfokus pada kegiatan akademiknya. Banyak mahasiswa yang kegiatan akademiknya
diganggu oleh kegiatan lain dan tak acuh terhadap kegiatan luar, ada mahasiswa
yang tidak mau ambil pusing mengenai persoalan kampus. Atau ada juga mahasiswa
hanya menyukai hiburan yang santai dan menyenangkan diluar waktu efektifnya
kuliah. Mahasiswa yang ikut terjun dalam pesta demokrasi kampus tersebut
relatif lebih sedikit. Tak sedikit mahasiswa yang anti dengan politik. Mungkin
banyak mahasiswa yang berpikir, "PEMA
itu untuk apa? Toh pengaruhnya juga enggak ada!". Pemikiran seperti
ini yang banyak membuat mahasiswa tidak mau ikut berpartisipasi dan memilih
untuk diam dalam ajang ini. Kampanye hanya dihadiri pengurus dan partisan
Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM). Ini menunjukan bahwa hanya mahasiswa yang
aktif di organisasi kampuslah yang lebih menaruh perhatian serius terhadap
dinamika politik kampus. Sedangkan kebanyakan mahasiswa adalah mahasiswa
apatis; hanya berdiam diri. Mahasiswa yang tidak peduli terhadap demokrasi di
kampus.
Mungkin PEMA tidak
terlalu berpengaruh langsung terhadap suatu individu. Tapi bukan berarti kita
tidak acuh dan tidak mau bersuara dalam PEMIRA ini. PEMA bukan hanya mewakili
suatu organisasi tertentu tapi juga mewakili harapan seluruh mahasiswa terhadap
kampus kita. Sama halnya dengan pemerintahan di Indonesia, mungkin hal-hal yang
dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak berdampak secara signifikan kepada
kita secara pribadi. Namun melalui pemerintahan yang baik, hal-hal itu dapat
dirasakan bersama dan negara kita dapat berubah menuju arah yang lebih baik.
Pola pikir seperti itu juga yang harus kita terapkan dalam kampus kita.
Pemimpin yang baik dapat merubah kampus kita menjadi lebih baik. Mahasiswa
selayaknya memiliki kepekaan dan membiasakan menaruh perhatian terhadap suaru
persoalan. Mulai dari hal yang kecil seperti memberi suara dalam Pemira. Kalau
kampusmu saja kau tidak peduli, bagaimana dengan negara kita?
Jadilah
mahasiswa peduli akan kampus kita. Ayo turut serta terjun dalam pesta demokrasi
tahun ini demi kampus kita FEB USU. Pemira tak kalah seru dengan Pemilu. Ayo
gunakan hak suaramu. Jangan diam, dan jangan juga sampai menimbulkan perpecahan
karena perbedaan pilihan, KAM, atau organisasi. Jangan sampai karena Pemira
kita bertikai. Ayo kita ambil bagian bersama-sama dalam menyukseskan Pemira FEB
USU tahun ini. Pastikan suaramu dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi
kampus kita dengan memilih pemimpin yang tepat. Jadilah pemilih yang objektif
dan rasional dalam Pemira tahun ini. Suaramu menentukan bagaimana kampus kita
satu tahun kedepan.
Komentar
Posting Komentar