Menciptakan Model Belajar yang Efektif di Tengah Pembelajaran Jarak Jauh ,dengan Memanfaatkan Fenomena Revolusi Industri 4.0 - Tota (EP 2019)

 


PENDAHULUAN

              Saat ini kita sedang berada di tengah-tengah rasa takut akibat masalah berat yang diangkat dari fenomena yang menjadi keprihatinan bagi setiap orang didunia. Terhitung sejak akhir bulan Desember tahun 2019, dunia tengah dihebohkan dengan adanya berita penyebaran virus covid-19 atau disebut Coronavirus. Berawal dari munculnya wabah di salah satu kota di Wuhan China (1 Desember 2019) yang kemudian meluas keberbagai penjuru Dunia. Hal ini yang menyebabkan banyaknya korban jiwa yang bertambah  tiap hari bahkan tiap jamnya. Sejarah peradaban manusia telah mencatat bahwa covid 19 merupakan sejarah  besar dalam kehidupan dibumi yang telah berhasil membuat seluruh dunia gempar dan mengubah seluruh tatanan kehidupan.

            Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah Indonesia mengumumkan 2 kasus pasien positif covid 19 diindonesia. Hingga saat ini penyebaran virus corona semakin meningkat. Menurut data yang saya peroleh saat ini kasus penyebaran virus corona hingga senin (16 November 2020) ,kasus terkonfirmasi positif corona telah mencapai angka 467.113. disisi lain, kabar gembiranya adalah angka kesembuhan pasien covid 19 dilaporkan terus bertambah, tercatat hingga 391.991 orang sementara korban yang meninggal adalah  sebesar 15.221 orang.

Dalam hal ini pemerintah Indonesia mengambil langkah yang tepat untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus corona diindonesia. Salah satu nya dengan  penerapan PSBB. penerapan PSBB tentunya berdampak bagi semua masyarakat dari berbagai sektor seperti perekonomian, tenaga kerja, bahkan pada sektor pendidikan . Saat ini kita sedang mendapatkan tantangan baru dalam pendidikan, terkhususnya diindonesia. sistem pembelajaran secara Daring (PJJ) saat ini telah diterapkan dalam institusi pendidikan tinggi. Karena metode pembelajaran secara daring (PJJ) ini adalah cara yang paling efektif dan yang terbaik sejauh ini dalam menghadapi situasi wabah covid-19 saat ini. pembelajaran daring  ini bukan masalah yang begitu besar, karena mengingat kita juga hidup di era Revolusi Industri 4.0 bahkan belum lama ini sedang hangat diperbincangkan society 5.0. Dimana Jepang salah satu negara yang telah mengenalkan Society 5.0. Pemerintah Jepang sudah mulai memperkenalkan Society 5.0 dimana teknologi digital diaplikasikan pada kehidupan manusia. Sehingga memudahkan para pelajar terkhususnya mahasiswa mengikuti setiap rangkian PJJ. Masyarakat 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang. Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang merupakan  salah satu pelaksanaan proyeksi teknologi modern Jerman 2020 yang diimplementasikan melalui peningkatan teknologi manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan srategis, dan lain sebagainya. Ditandai dengan kehadiran robot, artificial intelligence, machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT),serta driverless vehicle.  yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia.

ISI

            Pemerataan kualitas dan kuantitas pendidikan diindonesia menjadi kewajiban yang mesti di prioritaskan. meskipun penyebaran virus covid- 19 di Indonesia memberikan dampak besar terhadap pendidikan, tetapi menteri pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan ini tetap harus dilaksanakan, yaitu dengan metode Daring. Aplikasi yang digunakan sebagai sarana PJJ ini seperti, WA (Whatsapp), GoogleClassroom, Google Meet, E-Learning, Zoom, dan aplikasi lainnya. Materi serta tugas pun dikirim secara online diaplikasi tersebut. Ada pula beberapa tugas yang diunggah melalui Email, google drive, ataupun diunggah disosial media.

            PJJ memang tidak selamanya menjadi dampak buruk bagi sistem pembelajaran, karena  PJJ juga bisa memberikan peluang kemudahan  kepada mahasiswa untuk bisa mengekspoler dunia luar. Tetapi apabila PJJ ini dilakukan secara mendadak dan tidak diimbangi dengan sistem pendukung, maka proses pembelajaran tidak berjalan efektif. Serta keterbatasan Fasilitas internet juga sering terjadi di Indonesia.  Menurut data yang saya lihat Kecepatan  koneksi Internet rata-rata Indonesia nyaris terendah dibandingkan dengan lebih dari 40 negara lainnya. Berdasarkan riset yang dirilis Hootsuite, pada Januari 2020, kecepatan Internet Indonesia rata-rata hanya 20,1 Mbps atau jauh di bawah rata-rata dunia (worldwide) yang mencapai 73,6 Mbps. Oleh karena itu, banyak  wilyah di  Indonesia yang belum bisa mendapatkan jaringan internet. Apalagi kalau kuliah online yang dilaksankan di kampung  yang berada jauh dari  pusat kota tentu akan sangat sulit melakukan kuliah online.

Maka dari itu  Bidang pendidikan sangat berkaitan dengan Revolusi Industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pola belajar dan pola berpikir serta mengembangkan inovasi kreatif dan inovatif dari peserta didik, guna mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan mampu bersaing secara global. Tetapi tidak hanya dari pelajar nya tetapi juga tenaga pendidiknya juga setidaknya ada 4 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pengajar. Pertama keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Merupakan kemampuan memahami suatu masalah, mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sehingga dapat dielaborasi dan memunculkan berbagai perspektif untuk menyelesaikan masalah. Pengajar diharapkan mampu meramu pembelajaran dan mengekspor kompetensi ini kepada peserta didik. Kedua Keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Keterampilan ini tidak luput dari kemampuan berbasis teknologi informasi, sehingga pengajar dapat menerapkan kolaborasi dalam proses pengajaran. Ketiga, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Diharapkan ide-ide baru dapat diterapkan pengajar dalam proses pembelajaran sehingga memacu siswa untuk beripikir kreatif dan inovatif. Misalnya dalam mengerjakan tugas dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Keempat, literasi teknologi dan informasi. Pengajar diharapkan mampu memperoleh banyak referensi dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses belajar mengajar. Tidak hanya itu dalam situasi seperti ini metode pembelajaran yang efektif pun bisa diciptakan seperti,
1. Project Based Learning
Menurut Mendikbud, metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini, tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

2. Daring Method

Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.

Metode ini rupanya bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online.

Nah, metode daring ini sangatlah cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

3. Luring Method

Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.

Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.

Metode ini dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

4. Home Visit Method

Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu.

Dilansir dari Kumparan, metode ini disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan Fullday Daarul Qur’an, Dr. Mahfud Fauzi, M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan demikian, materi yang akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan dengan baik. Karena materi pelajaran dan keberadaan tugas yang diberikan bisa terlaksana dengan baik.

5. Integrated Curriculum

Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Prof. Zainuddin Maliki. Dikutip dari JPNN.com, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila merujuk pada project base. Yang mana, setiap kelas akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait.

Metode pembelajaran yang satu ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan metode pembelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, dosen lain juga diberi kesempatan untuk mengadakan team teaching dengan dosen pada mata kuliah lainnya.

Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.

6. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.

Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Sebenarnya, metode ini sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad ke-21. Namun, seiring dengan merebaknya wabah Covid-19, metode yang satu ini dikaji lebih dalam lagi karena dinilai bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk para pelajar di Indonesia.

Mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut mungkin bisa anda jadikan opsi untuk para peserta didik anda. Dengan adanya metode-metode tersebut, diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar.

Tentu penyesuaian diperlukan dalam menerapkan Pendidikan era Revolusi 4.0. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri  adanya wabah Covid-19 menjadi salah satu pendorong penerapan sistem ini. Di sisi lain selain dituntut memahami teknologi dan informasi serta cara mengimplementasikannya, tentu  terdapat permasalahan yang timbul yaitu terkait sarana prasarana yang memadai. Misalnya peserta didik dari keluarga yang kurang mampu tidak memiliki laptop/smartphone. Maka kebijakan sudah seharusnya memperhatikan hal tersebut. Pihak sekolah memiliki Surat Keputusan (SK) peserta didik kurang mampu dan melakukan pendampingan belajar bagi mereka yang telah didata dengan memperoleh subsidi silang atau pemecahan masalah lainnya. Selain itu pemerintah harus memastikan bahwa setidaknya internet tersedia di daerah pendidikan agar menghindari pula alasan untuk pulang ke masing-masing kampung halaman dikarenakan menghindari penyebaran Covid-19. Selain pemerintah yang harus memperjuangkan semua hal tentang pendidikan dan memfokuskan dalam meningkatkan sarana dan fasilitas pendidikan di tengah pandemi saat ini, mahasiswa selaku kaum akademis juga bisa membuat persiapan matang agar terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh.

KESIMPULAN

Dari permasalah yang dibahas mendorong kita untuk bisa beradaptasi dengan hal atau keadaan yang baru. Suatu keadaan dimana kita dipaksa harus melakukan suatu hal yang memang baru bagi kita, Karena pemerataan kualitas dan kuantitas pendidikan sangat di prioritaskan, terkhususnya di kondisi pandemi saat ini.  Salah satunya adalah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Dengan adanya hal ini kita juga bisa lebih mengenal penggunaan teknologi. Dan dengan platform digital yang kita gunakan saat daring juga membuat kita semakin berkembang. Kita juga semakin optimis menuju pendidikan  yang mengglobal malalui jaringan, tidak gaptek, bisa berfikir kritis dan kreatif, serta memiliki skill.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga menjadi kritikan bagi pemerintah untuk memberikan pendidikan yang lebih baik lagi agar terhindar dari yang namanya belenggu keterbelakangan pendidikan.  Sehingga terciptalah para generasi bangsa yang akan membawa Indonesia ke kancah Internasional. Sehingga Indonesia dan seluruh rakyatnya bisa sejahtera oleh karena kemajuan teknologinya dimasa mendatang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?