Dibalik Program Merdeka Belajar - David (EP 2019)
Pandemi Covid-19 menghadirkan kegelisahan dalam berbagai aspek kegiatan
masyarakat. Selain dampaknya terhadap kegiatan ekonomi, pengaruh nya juga
terasa dalam proses pembelajaran. Padahal saat ini Indonesia sedang menempuh
program merdeka belajar yang merupakan usulan dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju Nadiem Anwar Makarim.
Sebelumnya, program merdeka belajar merupakan metode andalan dalam
mendukung pencapaian 100 tahun Indonesia setelah kemerdekaan 1945. Program yang
kita kenal dengan Indonesia Emas 2045 ini bertujuan untuk mewujudkan generasi
emas sebagai penerus bangsa melalui peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas. Apakah harapan tersebut sebuah keutopiaan, atau akankah Indonesia
terjebak dalam nostalgia semata?
Sedikit mengingat dampak yang hadir karena adanya pandemi, selama proses
pembelajaran daring telah terjadi penurunan terhadap minat belajar anak.
Sebelum jauh, metode daring ini diterapkan pada bulan Maret 2020 sebagai upaya
mewujudkan kembali proses pembelajaran yang tertunda karena adanya pandemi
virus covid-19 yang melanda Indonesia. Berdasarkan data yang diberikan UNICEF
dari hasil survei pada bulan Mei hingga Juni menyebutkan bahwa, sebanyak 66 persen dari 60 juta siswa di 34 provinsi
mengaku tidak nyaman belajar di rumah selama pandemi*.
kondisi tersebut menjadi sebuah problematika dalam pencapaian program
merdeka belajar. Seharusnya, peluang telah hadirnya Revolusi Industtri 4.0
merupakan berita baik ditengah kondisi pandemi saat ini. Melalui dukungan akses
internet, pembelajaran jarak jauh tidaklah menjadi kendala dalam proses
pembelajaran. Kecuali kondisi geografis Indonesia mempengaruhi pemerataan akses
internet.
Tak jarang media menyoroti tingkah laku pelajar selama pembelajaran daring
berlangsung. Yang saya soroti disini adalah, masih banyak pelajar mengeluhkan
keberadaan internet didaerah masing-masing. Terlebih mereka yang berdomisili
diluar jangkauan kota, atau perbedaan letak geografis. Sebagian dari mereka
harus mencari internet ke daerah yang memiliki dataran tinggi atau kondisi
internet nya baik.
Berdasarkan pengalaman saya, keberadaan akses internet juga mejadi salah
satu kendala yang mewarnai proses pembelajaran daring. Tidak hanya faktor
cuaca, pemadaman listrik juga mempengaruhi kualitas jaringan. Kecuali saya
membeli paket yang mahal, maka kemungkinan kehilangan jaringan internet pastilah sangat kecil.
Problematika proses merdeka belajar tidak hanya disebabkan karena akses
internet yang berbeda disetiap wilayah Indonesia. Tentu saja hal itu bukan
menjadi kendala utama yang menyebabkan penurunan minat belajar anak selama
daring, akan tetapi menjadi sebuah catatan penting sebagai sudut pandang kita
melihat kondisi Indonesia ditengah pandemi dan kehadiran revolusi 4.0.
Tantangan Yang Dihadapi
Indonesia
Jika kita melihat kebelakang, kondisi pendidikan di Indonesia masih perlu
menjadi sorotan. Sebelum adanya pandemi, United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) juga menyoroti
rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Pada tahun 2016, minat baca
Indonesia hanya mencapai rata-rata 2-4 jam membaca perhari jauh dibawah
standard UNESCO sekitar 4-6 jam membaca perhari*. Padahal kemampuan literasi
juga menjadi Indikator penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini sangatlah nyata. Sebelum adanya
pandemi, kemampaun literasi anak Indonesia menjadi soroton dunia. Tentu saja
itu bukan suatu kebanggaan, melainkan menjadi tugas penting untuk memperbaiki
kualitas sdm. Selain itu, tantangan lain juga hadir setelah pandemi melanda
Tanah Air. Dengan data yang diberikan UNESCO, dapat menjadi tolok ukur dalam
mengambil tindakan penting mengentaskan masalah pendidikan.
Pembelajaran adalah proses multidimensi yang melibatkan kesadaran
individual dalam mencapai pengetahuan yang diingankan. Untuk mendapatkan
pengetahuan lebih, tentu saja dengan hanya meminta dan menunggu ilmu yang
diberikan guru atau dosen tidaklah cukup. Kesadaran kritis akan menuntun
individu memperoleh pengetahuan.
Optimalisasi Pembelajaran
Jarak Jauh
Ada banyak hal baik yang dapat kita implementasikan sebagai upaya
optimalisasi pembelajaran jarak jauh. Tentu saja dapat kita mulai dengan
menganalisis permasalahan apa yang dihadapi wilayah sekitar kita terkait
pendidikan. Seperti halnya, kita menjadi tenaga relawan dalam memantau
perkembangan minat belajar anak dilingkungan kita. Dengan menggunakan sarana
edukasi online, kita dapat memberikan pembelajaran tambahan yang lebih menarik
lagi untuk menumbuhkan rasa ingin tau anak.
Selain itu, gebrakan untuk mendobrak minat baca yang rendah dapat kita
atasi melalui kerjasama dengan aparat desa untuk memfasilitasi sarana baca atau
membentuk perpustakaan mini. Tujuan nya adalah untuk menumbuhkembangkan kemauan
anak dalam menggali pengetahuan.
Ditengah kemajuan teknologi, seharusnya pembelajaran jarak jauh bukanlah
suatu masalah kompleks pendidikan. Ketersediaan beragam aplikasi edukasi yang
ada sudah lebih cukup untuk menemani proses pembelajaran. Secara tidak
langsung, pandemi juga mengajarkan kemandirian kita dalam memilah hal yang
bermanfaat atau sebaliknya. Itu semua tergantung pada kemampuan manajemen diri.
Komentar
Posting Komentar