Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Keterkaitan Mahasiswa dengan Pemira - Andreas (EP 2018)

Gambar
Agent of changes, social control , dan iron stock adalah tiga pilar dasar yang erat, melekat dan tertanam dalam diri kaum mahasiswa intelektual. D i zaman sekarang mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dalam kampus, bukan hanya di bidang akademik tetapi di segala aspek yang menyangkut perhatiannya kepada kampus. Miris memang melihat keadaan mahasiswa sekarang yang kurang perhatian terhadap permasalahan kampus. Padahal kampus bukan hanya tempat kita menimba ilmu & membangun karakter, kampus juga tempat mahasiswa mengenal dan belajar tentang demokrasi. Idealisme yang tinggi menunjukkan kampus tempat melahirkan jiwa-jiwa pemimpin masa depan. Dan kita tidak bisa pungkiri kampus adalah tempat miniatur arena politik mahasiswa. Seringkali mahasiswa menolak terlibat/menyentuh politik atau bahkan mendengarnya saja mereka risih. Kebanyakan alasannya mereka takut itu akan mengganggu perkuliahannya. Padahal kalau dilihat-lihat politik dengan akademik kampus itu saling sejajar/ sal...

Bijak Berpikir, Benar Memilih - Firma (EP 2017)

Gambar
Keberadaan mahasiswa sebagai kaum intelektual muda memiliki hak dan kewajiban yang setingkat lebih tinggi di atas siswa. Selain mendapatkan pembelajaran dan menyerap ilmu saat kuliah, mahasiswa juga harus memiliki kontribusi terhadap ilmu itu sendiri. Mahasiswa dituntut aktif dalam kegiatan belajar, baik di dalam ruang perkuliahan maupun belajar secara mandiri di luar kelas. Selain itu aktifitas mahasiswa (masyarakat kampus) tidak jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia secara umum. Terlebih dalam hal politik; budaya dan sosial masyarakatnya yang beragam .Jika di Negara kita peraturan tertinggi itu Pancasila dan UUD 1945 maka di kampus ada namanya Tata Laksana Organisasi (TLO) yang mengatur seluruh peraturan organisasi di kampus   mulai dari yang tertinggi   yaitu Pemerintahan Mahasiswa Universitas hingga organisasi-organisasi yang ada di Fakultas, dengan demikian layaklah disebut bahwa kampus adalah   miniatur kecil dari sebuah Negara. Sebagai miniatur dari se...

Punya Suara kok Gak Dipakai !!! - Johan (Mnj 2019)

Gambar
“Tidak mau menyentuh politik” itulah kata beberapa mahasiswa, namun kenyataannya disadari atau tidak, di kampus mahasiswa-mahasiswa itu telah mempraktikkan politik dalam skala dan konteks yang berbeda. Politik dalam bahasa sederhananya adalah setiap usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Ketika seorang bayi menangis karena kehausan kemudian tidak lama berselang sang ibu memberikannya ASI, maka seorang bayi tadi sudah dapat dikatakan berpolitik. Kemudian semisal kita mengajukan pertanyaan kepada dosen di kelas, lalu dosen mempersilakan dan memberikan jawaban, hal itu juga merupakan salah satu bentuk implementasi politik kita di kelas. Sungguh ironis ketika kita yang memiliki ilmu di bidang disiplin ilmunya masing-masing namun tidak memiliki hasrat akan berpolitik, yang menjadi salah satu soft skill kehidupan manusia sehari-hari. Wajar saja jika pembangunan bangsa ini tidak sepesat yang diharapkan rakyat kebanyakan, karena boleh jadi...

Why Should I Vote? - Putri (EP 2018)

Gambar
“If you don’t vote, you lose the right to complain”                         -George Carlin- PEMIRA adalah pemilihan raya mahasiswa, diselenggarakan guna memupuk aspirasi mahasiswa dalam memilih dewan dalam mahasiswa. Kadang kita lupa, bahwa kita sedang memilih pemimipin yang menentukan nasib kampus kita , bukan semata memilih kerabat atau karib kita agar dia menjadi pejabat sehingga kita ikut bangga dan kebagian 'cipratan' jabatannya. Karena ini menyangkut nasib kampus   dan seluruh mahasiswa, maka selayaknya alasan kita dalam menentukan pilihan adalah alasan untuk melakukan perbahan yang lebih baik. Kampus adalah sumber pencetak manusia – manusia yang dapat berpikir bebas dan berkembang maju untuk mempengaruhi kesadaran sosialnya. Hidup dalam realita masyarakat menjadi satu-satunya pilihan untuk bermetamorfosa menjadi pribadi yang intelektual dan menja...

TERSERAH! Gpp. - Ryan (Akt 2018)

Gambar
“Anda bebas memilih tapi tak bebas dari konsekuensi atas pilihan tersebut” Mahasiswa adalah masyarakat di dalam sebuah miniatur negara bernama kampus. Layaknya sebuah negara, kita memiliki pemerintahan, dalam hal ini bernama Pemerintahan Mahasiswa: Pemerintahan mahasiswa universitas dan pemerintahan mahasiswa fakultas. PEMA USU yang dipimpin oleh presiden mahasiswa dan PEMA Fakultas yang dipimpin oleh gubernur, keduanya dipilih secara demokratis dengan adanya perhelatan setahun sekali bernama PEMIRA yang oleh KPU FEB USU mendefinisikannya sebagai pesta demokrasi kampus yang menjadi miniatur dari pesta demokrasi bangsa. Mereka yang terpilih memegang pucuk pimpinan memegang amanah dari masyarakat kampus untuk memajukan kampus dan memantik perubahan revolusioner melalui kebijakan yang akan dilaksanakan. Mereka akan diberikan kewenangan dan kuasa selama satu tahun periode-kendati dalam praktiknya banyak terjadi penyimpangan-memerintah, menentukan arah nasib saya dan kamu, kita, m...

Mau Bersuara - Yohana (Akt 2018)

Gambar
Pemilihan Raya Mahasiswa (PEMIRA) bukanlah lagi hal asing bagi mahasiswa. Pemira ini menjadi ajang pertarungan idealisme yang dilaksanakan setiap tahun dalam perwujudan dari keinginan mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap kondisi kampus yang belum sesuai dengan apa yang mahasiswa harapkan. Di kampus kita sendiri, Pemira akan dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2020. Sudah mulai terdengar orasi dan sudah ada kandidat yang diusung oleh masing-masing partai sebagai calon gubernur dan wakil gubernur. Sebagai mahasiswa yang merupakan agent of change , kita harus peduli terhadap apa saja persoalan yang terjadi di sekitar kita, apalagi lingkungan kampus yang sangat dekat dengan kita. Pemira merupakan kesempatan kita sebagai mahasiswa untuk berkontribusi secara langsung untuk membawa perubahan kampus dengan menggunakan hak pilih kita. Pemira juga dapat menjadi tempat bagi mahasiswa untuk belajar mengenal tentang demokrasi. Sistem perpolitikan kampus dapat diibaratkan skala kec...

Pemira Untuk Demokrasi atau Eksistensi? - Andre (Mnj 2019)

Gambar
Pemilihan raya mahasiswa adalah pesta demokrasi untuk memilih dan menentukan Presiden, Dewan Mahasiswa dan orang-orang yang akan duduk di Organisasi Mahasiswa (ORMAWA). Pemira juga merupakan wujud adanya pembelajaran politik di lingkungan kampus. Dimana hal ini merupakan satu hal yang penting karena mengingat mahasiswa merupakan iron stock. Sebagai kaum intelektual mahasiswa seharusnya menyadari pentingnya pengetahuan politik. Menurut F.Isjwara, politik adalah salah satu perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan atau sebagai teknik menjalankan kekuasaan. Dalam lingkungan kampus mahasiswa itu sendiri sudah mengenal sistem pemerintahan. Semua elemen yang ada dikalangan mahasiswa itu dilibatkan dengan rasa memiliki hak dan kewajiban di kampus. Apa tujuan Pemira? Pemira memiliki tujuan yang tidak berbeda dengan Pemilu, diantaranya: perwujudan hak asasi politik , melaksanakan kedaulatan mahasiswa melaksanakan pergantian pemerintahan secara damai,aman dan tertib secara huku...

Buletin CC Maret 2020 "Golput? Gak Gue Banget"

Gambar
Pemira merupakan miniatur negara demokrasi dan pembelajaran politik yang akan atau bahkan sudah kita lakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Artinya dari Pemira kita bisa mempunyai gambaran atas Pemilu yang dilaksanankan di negara kita. Pemira bukan   kontestasi politik semata akan tetapi terpilihnya pemimpin atas Pemira merupakan bentuk pengembangan kampus menuju kondisi yang lebih bersih dan maju. Mungkin sebahagian dari kita merasa tidak ada perubahan signifikan yang terjadi sepanjang pergantian kepemimpinan sehingga membuat kita enggan berkontribusi. Akan tetapi terlepas dari ada atau tidaknya perubahan ketika kita tidak mau memakai suara tersebut, kita sedang memberikan sebahagian hak kita dirampas dan tanpa kita sadari   dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam mencapai tujuannnya. Suara Pemira merupakan penentu kearah mana kampus kita mau dibawa. Berbicara arah, tentu ada perubahan. Disinilah peran kita sebagai agent of change ...

Resume Diskusi Media Sosial “Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Indonesia”

            Diskusi media sosial yang berjudul “Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Indonesia” telah dilaksanakan pada jumat, 20 maret 2020 pukul 20.00-22.00 WIB. Diskusi diikuti oleh 63 AKK UP FEB USU-belum termasuk pengurus-dan satu alumni CC FEB USU yang bergabung melalui tautan   undangan grup yang dibagikan. Moderator diskusi sosmed ialah Renaldi Surbakti yang merupakan Koordinator divisi diskusi CC FEB USU.             Diskusi sosmed diawali dengan sapaan malam, bincang santai dan perkenalan diri oleh moderator, kemudian dilanjutkan dengan memberikan referensi topik diskusi serta menjelaskan aturan pelaksanaan diskusi sosmed . Moderator memulai diskusi dengan sebuah pengantar kepada peserta. Pengantar tersebut berisi tentang Virus Corona. Supaya peserta mengemukakan pendapatnya, moderator bertanya kepada peserta tentang bagaimana kesiapan pemerintah ...

Resume Inspiring Talk “Be Brave to get Scholarship"

Gambar
Inspiring talk merupakan program kedua Divisi Diskusi Campus Concern pada Semester B periode 2020 dengan judul “Be Brave to get Scholarshi p” . Sasaran kualitas dari program in i yaitu peserta diskusi   (AKK) mengetahui pentingnya beasiswa, termotivasi untuk mendapatkan beasiswa, dan termotivasi untuk mengemukakan pendapat. Inspiring talk dilaksanakan pada Jumat, 13 Maret 2020 di GBR 1 14 pukul 14.35 WIB . MC pada diskusi kali ini adalah Ester Tambunan ( A kuntansi angkatan 2018) dan gitaris yaitu Teguh ( A kuntansi angkatan 2019). Moderator diskusi ialah Jessica Pradipta ( A kuntansi angkatan 2016). Tidak kalah penting, ada empat narasumber handa l yaitu Fran Jaya penerima beasiswa KSE, Rahman penerima beasiswa BI, Vina Meliyana Br Parangin-angin penerima beasiswa XLFL, dan Renya Clara Tetamia Sembiring Depari penerima beasiswa Tanoto Fondation.             Inspiring Talk diawali dengan ibadah singkat pada p...