Pemira: Miniatur Pesta Demokrasi (Renty, Manajemen 2016)
Hidup mahasiswa !!
Pesta
demokrasi dalam sudut pandang mahasiswa Indonesia sering disebut dengan Pemira
(Pemilihan Raya). Hal ini perwujudan
demokrasi yang seutuhnya “dari mahasiswa, untuk mahasiswa, dan oleh mahasiswa”.
Pemira
dilaksanakan tiap periode kepengurusan yaitu setahun sekali sebagai ajang
pemilihan perangkat lembaga kemahasiswaan atau Pemerintahan Mahasiswa (PEMA).
Hal ini bertujuan memilih Perangkat lembaga kemahasiswaan di tingkat Universitas
(Presiden Mahasiswa) maupun tingkat Fakultas (Gubernur Mahasiswa) sebagai
lembaga eksekutif mahasiswa dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas/Fakultas
(MPMU/F) sebagai Dewan Perwakilan Mahasiswa yang akan menjadi representator
mahasiswa dalam wadah lembaga legislatif. Pemira merupakan sarana yang baik
untuk belajar mengenal sistem pemerintahan negara kita juga sebagai miniatur
pesta demokrasi di kalangan mahasiswa.
Menutup bulan September 2018 ini
Universitas Sumatera Utara turut andil dalam perayaan pesta demokrasi, yaitu
Pemira tingkat universitas dan tingkat fakultas. Mahasiswa fakultas Ekonomi dan
bisnis tidak ketinggalan dalam hal pemira ini, sebab pemira ini merupakan ajang
memilih Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa FEB USU.
Jelang pemira tiap Kelompok Aspirasi
Mahasiswa (KAM) dan organisasi mahasiswa menyolidkan barisan dengan melakukan
proses konsolidasi berujung koalisi menyatukan suara mengusung calon pemegang
kekuasaan. Mereka yang satu visi menyatukan suara membentuk koalisi mempersiapkan
kekuatan jelang peperangan tiba. Tak jarang mereka membentuk tim-tim penyukses kemenangan
mereka kelak.
Penyelenggaraan pemilihan raya
fakultas ekonomi dan bisnis tahun ini dapat dikatakan terlambat. Kenapa tidak,
pemerintahan mahasiswa periode sebelumnya memegang pemerintahan lebih dari satu
tahun fungsionarisnya. Sebagaimana seharusnya pemerintahan mahasiswa sudah ada
sebelum memasuki Tahun ajaran baru. Sebagai akibatnya pemilihan raya tahun ini
diselenggarakan walaupun sudah menginjak bulan oktober.
KPU yang sudah dilantik sejak
beberapa waktu lalu tidak menunjukkan kinerja yang cepat tanggap dalam
penyelenggaraan pemira kali ini, sebab ada sekitar dua bulan lamanya menganggur
dari pekerjaan. Alasannya karena kalender akademik menunjukkan waktu libur,
dengan begitu aktivitas mahasiswa dikampus off.
Kita mahasiswa harus bertindak suportif, harus memberi dukungan dan
semangat , bahkan ketika anda berbeda kubu dengan orang lain, namun tidak
menghilangkan esensi dari suportifitas pemira itu sendiri.
Nah, berbicara mengenai peranan
mahasiswa dalam pemira tahun ini. Apakah seluruh mahasiswa memahami tugas,
pokok dan fungsi dari proses-proses yang sedang dijalaninya dalam momentum
Pemira? Seberapa besarkah keikutsertaan dan perhatian mahasiswa secara
keseluruhan terhadap pembelajaran politik kampus? Mahasiswa yang akif dalam organisasi intra
maupun ekstra yang lebih menaruh perhatiannya dalam pemira. Mahasiswa yang
tidak paham tentang perpolitikan kampus cenderung menutup perhatiannya terhadap
pemira, saya menyebutnya massa mengambang. Sayangnya, massa terbesar dalam
dunia kampus adalah massa mengambang ini.
Meskipun begitu kita tetap berharap
yang terbaik untuk pemira tahun ini. Pemira sebagai kontribusi mahasiswa dalam
mewujudnyatakan pemimpin yang pantas dan pemerintahan mahasiswa yang semoga
dapat menjadi wadah penampung aspirasi aspirasi mahasiswa dan dapat menyalurkan
aspirasi mahasiswa.
Saya sebagai mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis USU turut mengambil bagian dalam pesta demokrasi ini. Dengan
kata lain saya akan menginvestasikan suara saya dalam memilih pemimpin yang
layak dalam memimpin di Fakulas Ekonomi dan Bisnis ini.
Seberapa
besar peran mahasiswa dalam setiap prosesnya merupakan bekal yang amat berharga
bagi mahasiswa kelak ketika dirinya akan menjadi bagian besar dalam perubahan
bangsa dan negara tercinta ini. Karena guru terbaik atau pembelajaran yang baik adalah
pengalaman.
Komentar
Posting Komentar