Enggak Boleh Gitu, Hanya Karena Pilihan yang Beda! (Yohan, Akuntansi 2017)
Demokrasi
bukan hanya kotak suara semata. Kita harus berdiri di pihak mereka yang mencari
kehidupan lebih baik -Barack Obama
Hei-hei
apa kabar kawan, siapkah kau untuk melangkahi masalahmu? Loh, kok jadi nulis
lirik lagu ‘ Bahagia’ nya G.A.C ya hehe? Jadi gimana nih? Masih semangatkah
dibulan ke- 3 akhir ditahun ini? Harus tetap semangat ya! Apalagi kan dibulan
ini, kita bakal ngikutin pesta demokrasinya kampus kita khususnya fakultas kita
atau yang lebih dikenal dengan nama “ PEMIRA ” (Pemilihan Raya). Jadi nih, kita
bakal memilih satu dari beberapa kandidat yang sudah diusung oleh masing –
masing partai sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur FEB USU. Pasti udah ga
sabarkan, pengen
jagoannya jadi yang terpilihkan? Tapi sssttt, biasanya dimasa masa seperti ini
banyak sekali yang membuat perpecahan ataupun
pengelompokkan akibat perbedaan prinsip kepada calon mana mereka berpihak.
Padahal yang kita inginkan , pemira ini bakal berjalan dengan sehat dan harmonis.
Kalau
bicarain tentang pemira atau apapun sifatnya yang memilih, yang harus memilih
satu dari beberapa pilihan, sangat jarang tidak menimbulkan perpecahan ataupun
pengelompokkan karena adanya perbedaan ‘ Siapa yang akan dipilih’. Saya memilih
A, kamu memilih B, kita yang awalnya dekat jadi jauhan, jadi musuhan hanya karena
siapa yang akan kita pilih berbeda. Mungkin, setiap orang punya alasan tersendiri
mengapa ia memilih A atau B atau lainnya. Tetapi akibat ia sangat terobsesi, atau
merasa yang ia jagokan adalah yang terbaik, ia akan menganggap pilihan yang lain
adalah kendala, sehingga dijadikan sebagai musuh. Ia akan menjadi Anti terhadap
si pemilih yang berbeda dengan apa yang akan ia pilih. Bahkan yang lebih
bahayanya lagi, ia akan mengajak, mempengaruhi dan membuat orang yang sama
sepertinya untuk meng-antikan yang berbeda terhadap pilihan mereka. Dan ini
semua adalah salah. Bukan tidak boleh untuk memilih pilihan yang berbeda,
karena asas dari sebuah pemilihan yang demokratis, bahwa ada dikatakan asas
Bebas, namun pengelompokkan ataupun perpecahan akibat dari pilihan yang berbeda
ini sangat disalahkan.
Kita
sangat mengharapkan dan menginginkan ke-Harmonisan dalam berlangsungnya masa
masa Pemira ini. Kita harus tetap harmonis, walaupun mungkin dan pasti setiap
orang akan memiliki pilihannya tersendiri. Dan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), kata Harmonis itu berarti ‘ Bersangkut paut dengan (mengenai)
harmoni, seia sekata,- keharmonisan yang berarti perihal (keadaan) harmonis,
keselarasan, keserasian. Disini seia sekata, keselarasan, bukan berarti kita
harus memilih calon pemimpin yang sama. Tetapi, di perbedaan dalam pilihan
itulah yang harus diserasikan, tetap harmonis. Tentu ada alasan masing-masing
pribadi mengapa memilih si A atau si B atau yang lainnya, dan yang pastinya
kita semua mengharapkan pemimpin kelak yang terbaik dan bekerja dengan benar.
Bukan berarti karena perbedaan siapa yang akan dipilih, kita jadi membuat
pengelompokkan atau kubu tersendiri. Kita dapat mendukung satu sama lain. Kita
dapat mengagumi, membanggakan atau bagaimana calon pemimpin yang akan kita
pilih tanpa harus menjatuhkan ataupun menjelek-jelekan pilihan yang lain. Tidak
perlu dan sangat tidak penting hanya karena perbedaan siapa yang dipilih, yang
sebelumnya baikbaik saja
menjadi
kacau atau pecah. Let’s support one each other, dan kita juga harus kritis
dalam memilih siapa yang akan kita pilih. Jangan lihat calon pemimpin hanya
dari ras, suku dan agama, tetapi perlu kita mengetahui rekam jejak calon tersebut
mengetahui bagaimana dia dapat memimpin, mengayomi dan terpenting bertanggung
jawab dalam masa kepemimpinannya kelak. Dan sebagai manusia yang beriman,
marilah kita memilih calon pemimpin yang mengandalkan Tuhan, karena hanya dari
Tuhanlah kepemimpinan itu bekerja. Tidak boleh acuh tak acuh dan merasa bahwa
suaranya dalam pemilihan tidak diperlukan tetapi berlakulah sebagaimana hidup
di negara demokratis. Memilih calon pemimpin dengan kritis yang bukan melihat
hanya dari kulitnya saja. Marilah saling rangkul merangkul, berbeda dalam
pemilihan siapa yang akan dipilih itu biasa, dan akan luar biasa jika semua
berjalan dengan harmonis, tidak ada pengelompokkan, pengucilan dan perkubuan.
Dan untuk siapapun yang akan terpilih, mari kita hormati, kita dukung dan
doakan.
Selamat
berpikir kritis! Selamat menjalani pemira dengan harmonis! Selamat memilih dan
selamat menjadi mahasiswa yang demokratis!
Komentar
Posting Komentar