Resume Debate Training 2: Melatih Pemikiran Kritis dan Logis
Training Debate Online 2 “Melatih Pemikiran Kritis dan Logis”
merupakan lanjutan program pertama Divisi Diskusi Campus Concern FEB USU pada
Semester A. Adapun sasaran kualitas dari program ini adalah
peserta training (AKK) dapat mengetahui metode
debat yang baik dan benar,
termotivasi untuk mampu melakukan metode debat yang
baik dan benar, dan termotivasi
mengemukakan pendapat.
Training dilaksanakan pada hari Jumat, 23
April 2021 pukul 16.15 melalui aplikasi conferencing
video, Zoom
Meeting. Moderator diskusi ialah Surya
Tanbenia (Manajemen 2019). Pemateri dalam training ini adalah Boy Kresendo
Situmorang yang merupakan mahasiswa fakultas Hukum USU 2017. Beliau juga mempunyai segudang prestasi
diantaranya Best Speaker and First Winner of National Constitusional
Debate 2019 dan First Winner of National Constitusional Debate 2020.
Training diawali dengan ibadah singkat, dilanjutkan dengan pembukaan oleh moderator. Setelah
penyampaian pembukaan, moderator mempersilakan pemateri untuk menyampaikan beberapa
topik penting yang harus diperhatikan di training
sebelumnya. “Dalam perdebatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
mulai dari sikap kita saat berdebat, substansi yang akan disampaikan , serta
bagaimana metode-metode yang harus kita terapkan.. Hal itu menjadi sangat penting
untuk pertimbangan teman-teman dalam
melaksanakan perdebatan dan saya harap semua argumentasi teman-teman memiliki
basis dan juga memiliki hal-hal substantif untuk diungkapkan,” Ujar
pemateri.
Selanjutnya moderator mempersilakan koordinator
divisi diskusi untuk menyampaikan rules
dalam perdebatan yang akan dilaksanakan. Sesuai rules, peserta dibagi ke beberapa breakout room, dimana masing-masing breakout room terdiri dari tiga orang. Room yang ganjil adalah tim kontra dan room yang genap adalah tim pro. Dalam breakout room, diberi waktu sekitar 20 menit untuk mencari fakta
dan data. Setelah selesai mencari data, peserta akan dipersilakan untuk join ke
main room untuk diadu. Untuk praktik
debat, room satu dipertemukan dengan room dua, room tiga dipertemukan dengan room
empat.
Setelah pembacaan rules, moderator mempersilakan panitia
untuk membagi breakout room.
Kemudian, mosi dibagikan. Mosi yang diberikan untuk room satu dan dua adalah “Masa Jabatan Presiden Tiga Periode” dan
mosi untuk room tiga dan empat adalah
“Hukuman Mati Pelaku Korupsi”. Para peserta kemudian melaksanakan rules yang diberikan diatas.
Kemudian tibalah waktu untuk room satu dan dua mempraktikkan debat,
dimana masing-masing pembicara diberikan waktu tiga menit untuk melaksanakan
debat. Waktu tersebut sudah termasuk interupsi. Tim pro terdiri dari Eni (Mnj 19), Kaleb
(Mnj 19), dan Cindy (Mnj
19), sedangkan
tim kontra terdiri dari Johan (Mnj 19), Andi (Mnj 19) dan Beni (Mnj 19). Setelah debat selesai, pemateri
memberikan evaluasi, “Dalam debat itu ada
pembicara satu, dua, dan tiga. Masing masing pemateri memiliki tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Pembicara satu harus bisa ‘mendudukkan’ arah mosi itu,
kenapa mosi itu muncul dan latar belakang mosi tersebut. Pembicara kedua
berusaha untuk mengeskalasi apa yang sudah dibicarakan pembicara pertama.
Caranya dengan melihat dinamika, kehidupan berbangsa dan bernegara dan peraturan
yang mengaturnya. Teman-teman tidak memaksimalkan waktu dan bahkan tidak ada
interupsi. Harapannya, kedepannya bisa memaksimalkan seni interupsi. Dan
terkait substansi, harus berhati hati dengan membawa dasar hukum, serta berhati-hati
pula dalam memilih diksi.”
Selanjutnya, room tiga dan empat diberikan waktu untuk mempraktikkan debat
dengan aturan yang sama. Tim pro terdiri dari Devi (Akt 19), Luky (Mnj 19), dan
Firma (EP 17) dan tim kontra terdiri
dari Andreas (EP 18), Yesi (EP 17), dan Surya (Akt 18). Setelah debat selesai,
moderator mempersilakan pemateri memberikan evaluasi. “ada beberapa improvement yang baik, argumentasi mulai terbangun,
korelasi pembahasan juga sudah cukup baik. Etika perdebatan juga sudah mumpuni,
dan intrupsi pun sudah dijalankan,” kata pemateri.
Diakhir diskusi, pemateri
menyampaikan closing statement, “Perdebatan itu adalah dinamika,
dimana kita harus berani dan juga mempersiapkan substansi pemikiran kita. Jangan
takut kalah atau menang karena perdebatan itu muaranya adalah solusi. Ketika
memiliki solusi dengan rasionalisasi, maka temen-temen sudah siap dalam perdebatan
itu. Perlu juga memahami etika dan teknis dalam perdebatan supaya terlihat
profesional. Terlebih lagi, temen-temen sudah berani untuk mengungkapkan
argumen. Terima kasih atas semua effort yang telah disiapkan panitia. Stay save
and healthy. Tuhan memberkati” Dilanjutkan Closing
statement dari moderator, “Ketika harus berdebat, kita harus
bener-bener memperhatikan etika kita, tingkah laku kita, dan penggunaan bahasa
yang digunakan. Biarlah kiranya pelatihan ini dapat berguna bagi kita dan dapat
diterapkan, sehingga kita bisa betul-betul memenuhi sasaran pelatihan debat ini
yaitu kita bisa berdebat dengan cara yang baik dan benar.”
Diskusi pun ditutup dengan doa yang dipimpin oleh moderator dan
sesi foto yang dipimpin oleh Divisi Publikasi dan Informasi. Adapun sasaran kuantitas
yang diharapkan adalah 40 AKK, dan yang hadir sebanyak 18 peserta (18 AKK)
sehingga hasil yang diharapkan secara kuantitas tidak tercapai. Divisi
Diskusi Campus Concern FEB berharap semakin banyak peserta diskusi yang
hadir dan berpartisipasi pada diskusi CC selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar