Detox Your Mind: Manajemen Stress

           Sarasehan berjudul “Detox Your Mind: Manajemen Stress” merupakan program keempat dari Divisi Diskusi Campus Concern FEB USU di semester A tahun 2022. Adapun sasaran kualitas dari program ini adalah peserta diskusi (AKK) mengetahui fungsi dan cara detoksifikasi pikiran, peserta diskusi (AKK) termotivasi melakukan detoksifikasi  pikiran, dan  peserta diskusi(AKK)  termotivasi untuk mengemukakan pendapat.

            Diskusi dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Mei 2022 pukul 19.05 WIB melalui aplikasi conferencing video, Zoom Cloud Meeting. Moderator diskusiadalah Angel Petra Niesty Lase (Manajemen 2019). Pemateri diskusiadalah Immanuela I. Wulandari S.Psi, Mahasiswa Magister Profesi Psikologi Klinis di Universitas Katolik Soegijapranata, Terapis anak berkebutuhan khusus, Social Media Lead Manusiabiasa. Diskusi diawali dengan perkenalan diri oleh moderator diikuti ibadah singkat dengan lagu dan doa pembuka serta pengenalan Campus Concern secara singkat yang dibawakan oleh moderator. Selanjutnya moderator mempersilakan pemateri untuk memaparkan materi.

            Pemateri memulai diskusi dengan beberapa pertanyaan interaktif yaitu dengan meminta peserta untuk mengetikkan jawabannya di kolom chat pada aplikasi conferencing video, Zoom Cloud Meeting agar peserta lebih aktif dan bisa mendengar materi selanjutnya dengan fokus. Sering sekali ketika hendak tidur kita memikirkan banyak hal, seperti skripsi, utang dimana mana, membandingkan diri dengan orang lain yang sudah sukses tetapi diri sendiri masih belum ada kemajuan dan itu merupakan salah satu bentuk stres. Stres adalah situasi lingkungan yang dirasakan seseorang yang memberikan tekanan. Stres juga dapat diartikan sebagai reaksi atau tanggapan tubuh secara spesifik akibat dari stres yang mana dapat mempengaruhi seseorang. Adapun penyebab stres disebut sebagai stressor. Sebelum melanjutkan penjelasan pemateri, pemateri meminta peserta mengetikdi kolom chat apa penyebab stres yang biasa dialami oleh peserta diskusi. Adapun penyebab stres yang sering dialami oleh peserta diskusiberaneka ragam dan setiap orang pasti memiliki  ketahanan yang berbeda-beda terhadap suatu stressor

            Stres berasal dari otak pada bagian Amygdala. Pada bagian inilah yang bertanggungjawab pada emosi seseorang, kemudianAmygdala memberikan sinyal kepada Hippocampus dan kemudian dialirkan ke seluruh tubuh yang kemudianmemberikan efek pada tubuh seperti cemas, berkeringat, susah tidur, dan lain-lain. Ketika Amygdala mendeteksi situasi lingkungan sudah tidak stres lagi, maka Amygdalaakan mengirimkan sinyal ke Hippocampus dan Hippocampus mengatifkan saraf yang Parasipetetik dan efeknya tubuh kembali tenang.

Dalam mengalami stres ada beberapa dampak yang terjadi pada kita, seperti Mental Side Effectberupa gelisah, cemas, kewalahan, merasa tidak mampu mengerjakan tugas. Ada juga Behavioral Side Effect seperti sakit kepala, tegang pada leher atau nyeri otot, termasuk nyeri dada, kelelahan, mengalami kesulitan tidur. Selain itu ada Physical Side Effect seperti penyalahgunaan obat-obatan, merokok lebih banyak, makan berlebihan, ledakan amarah dan lain-lain. Stress itu ada dua jenis yaitu Eustress dan Distress. Eustress berdampak positif bagi tubuh kita misalnya peningkatan kinerja, sedangkanDistress berdampak negatif seperti kepanikan dan lain-lain. Stres pada kadar tertentu adalah baik, artinya dapat memberikan dorongan kepada kita untuk lebih baik. stres dapat membuat kita kekurangan gairah tetapi serta dapat merugikan kita.

Kemudian pemateri menyampaikan ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi stres, yaitu ;

1)      Berhenti sejenak

Ketika kita menyadari bahwa kita sedang tidak baik-baik saja, sedang banyak pikiran, sedang cemas, sedang takut, gelisah, tertekan dan lain sebagainya cobalah untuk berhenti sejenak, ambil waktu untuk beristirahat dari setiap kegiatan. Tujuannya agar kita dapat menurunkan kadar stres kita.

2)      Relaksasi

Relaksasi adalah kondisi dimana kita menurunkan tegangan dalam pikiran kita, misalnya dari pikiran kita, otot kita, dan lain lain. Pada bagian ini pemateri mengajak peserta untuk berelaksasi dengan cara mengambil posisi ternyaman, dan memutar lagu yang rileks untuk didengarkan peserta. Sambil memutar lagu pemateri memberikan aba-aba untuk menutup mata dan menarik nafas perlahan sambil merasakan udara yang masuk melalui hidung, tahan sebentar, kemudian mengeluarkannya perlahan dari mulut sambil berdesis. Mengarahkan semua pikiran pada pernapasan yang sedang dilakukan, merasakan energi baru yang diambil, mengeluarkan semua beban pikiran dan energi negatif dari tubuh, begitulah arahan pemateri selama kurang lebih 5 menit dan peserta dengan hikmat melakukan apa yang diarahkan oleh pemateri

Selain berelaksasi ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu dikotomi kendali. Dikotomi kendali adalah menyadari bahwa sebagian hal dalam hidup kita bisa kita kendalikantetapi ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan seperti pikiran orang dan perasaan orang lain. Cobalah lihat dalam diri kita, apa stressor yang dapat kita kendalikan dan tidak dapat kita kendalikan, lepaskan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan tersebut dan coba kendalikan hal yang bisa kita kendalikan

3)      Olahraga

Olahraga dapat meredakan stres karena dengan berolahraga kita dapat meredakan otot-otot yang kaku agar lebih rileks, saraf-saraf yang tegang. Olahraga juga dapat menyegarkan pikiran kita agar lebih tenang.

4)      Konseling

Konseling dapat dilakukan ketika kita sudah tidak sanggup mengatasi stres yang terjadi pada diri kita sendiri, karena ketika kita sudah bercerita kita secara tidak sadar telah  mengeluarkan beban beban yang ada dalam hati dan pikiran kita. Jadi kalau kita tidak punya teman yang dapat dipercaya untuk mendengarkan, cobalah minta bantuan kepada konselor.

Diakhir materi, pemateri berpesan agar kita fokus pada apa yang kita alami hari ini, yang lalu biarlah berlalu, yang nanti jangan dipikirkan terlalu berat karena dapat mengakibatkan Overthinkingdan lupa dengan hal yang ada di depan kita. Karena apa yang ada padamu hari ini, berikanlah perhatian mu pada hal yang terjadi hari ini juga.

Setelah pemaparan materi, moderator membuka sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama oleh Santun Benardo Nainggolan “Banyak upaya yang dilakukan orang untuk menghindari stres salah satunya healing, tetapi ada case dimana ketika healing malah membuat kita makin strss contohnya ketika main game yang pada awalnya tempat untuk menghilangkan stres malah membuat makin stres, jadi apa tips yang dapat kakak berikan untuk kami?” pemateri pun menjawab “kita harus mengkaji lagi pengertian healing ini dikarenakan banyak orang yang menyalah artikannya seperti jalan-jalan dan lain-lain. Sebenarnya healing itu adalah memulihkan diri dan tidak selalu diartikan jalan-jalan ke tempat wisata karena healing seharusnya menyembukan kita bukan malah membuat kita stres, sehingga healing bisa dilakukan sendiri, mengobrol dengan diri sendiri, refeleksi dan lain-lain, dan lagi ketika bermain game yang maksud awalnya menghilangkan stres malah menambah stres, ini artinya kita menemukan stressor baru sehingga kita harus mencari hal lain untuk mengurangi stress”.

Pertanyaan kedua berasal dari curhatan link yang sudah disediakan panitia yang berisiAku punya kawan. Bisa dibilang juga sebuah circle pertemanan. Jadi, aku kenal sama mereka baru setengah tahun. Cuman kemaren aku lagi di masa down pas kenal mereka. Aku berantam sama semua kawanku sampe engga punya kawan lagi. Terakhir aku kenal sama mereka dan aku merasa nyaman sama mereka. Di awal mereka baik, dan kami selalu kumpul hampir tiap minggu. Sampai aku berharap lebih sama mereka kalau mereka akan selalu jadi teman ku, mereka lah yang akan jadi penyembuh ku, merekalah yang akan jadi orang yang selalu menemaniku. Sampai setelah 3 bulan kemaren berkawan, ada permasalahan yang buat aku berantam sama mereka. Aku sakit hati, sampai kecewa berlebihan. Yang aku pikir mereka bisa jadi penyembuhku, ternyata engga. Sampai aku bilang ke Tuhan "seperti ini lah rupanya mereka, Tuhan? Sekecewa ini ternyata yang kudapat dari mereka?" Sampai terkadang aku nangis karena mikirkan mereka. Sebenarnya mereka itu baik, mereka ga melakukan kesalahan yang fatal dan sebenarnya masalahnya juga cuman karna hal sepele, tapi aku mrncerna sampai terjadi hal seperti ini karna kesalahan aku sendiri yang aku mikir mereka ga akan pernah mengecewakan aku. Dan ternyata ketika mereka mulai ngecewakan aku sedikit aja udah buat aku sakit hati. Bahkan sampai sekarang aku udah keluar dari grub whattsup kami, dan aku ga berhubungan dengan mereka lagi. Tapi yang anehnya aku jadi ada seperti trauma berkawan dengan mereka. Aku ngerasa takut, cemas, panik kalau harus berjumpa dengan mereka. Entah karena udah jadi akar pahit, aku gatau. Tapi aku sadar aku punya dendam besar sama mereka yang kesalahan kecil kemaren itu belum aku maafkan. Terkadang aku bisa dengan cepat nangis kalau udah dikait kaitkan dengan mereka. Karna aku masi pengen berteman dengan mereka, tapi di sisi lain aku udah ngerasa cukup”

pemateri menjawab“Berdasarkan dikotomi kendali kita jangan meletakkan harapan kita pada sesuatu yang tak dapat kita kendalikan, karena kita bertanggung jawab untuk diri kita sendiri, kita yang harus menyembukan diri kita sendiri, kita sendiri yang harus punya kesadaran untuk mencari cara agar kita pulih sendiri. Berdasarkan dikotomi kendali kita juga harus mengendalikan emosi kita untuk memaafkan orang lain yang melukai kita”.

Pertanyaan ketiga ditanyakan oleh Johan Dermawan yaitu “Apakah benar jika merokok dan minum sampai mabuk dapat menghilangkan stres, apakah hal ini benar? Adakah penjelasan yang logis untuk hal ini?

pemateri menjawab “Ya, merokok dan minum memang dapat menghilangkan stres tapi untuk sementara karena ada zat yang membuat tubuh dan otak kita rileks, tapi kalau mau stres nya hilang secara permanen kita harus melihat dalam diri kita dan berbicara pada diri kita”

Pertanyaan keempat kembali dari curhatan link yang sudah disediakan panitia yaitu  sedikit cerita, aku sebnarnya adalah orangg yang sangat aktif dalam seminggu aku hampir tidak memiliki waktu kosong, ada sih tapi 1-2 jam dalam sehari, itu pun dipakai buat mikirin ini itu, tapi walaupun ditengah kepadatan itu aku merasa baik-baik saja dan tidak merasa stres sama sekali. Apakah merasa baik-baik saja berarti aku tidak mengalami stres sama sekali? Atau mungkinkah aku hanya berusaha menutupi bahwa aku sedang stres dan berpura-pura agar baik baik saja? Oh iya aku juga sering susah tidurr, dengar-dengar sih ada pengaruhnya sama stres, tapi secara pribadi aku merasa baik-baik saja”

pemateri menjawab: “Teman kita sebenarnya sudah tau jawabannya yaitu memang dia sedang tidak stres, tapi dia butuh validasi dari orang lain apakah benar seperti itu mengingat kesibukan dan efek sulit tidur yang dialami, kita harus mengobrol dengan diri kita sendiri, yang paling tau diri kita sendiri adalah kita, jadi tidak perlu validasi dari orang lain”.

Sebagai closing statement dari Pemateri, pemateri menyampaikan “Terimakasih atas kesempatan yang sudah diberikan, aku percaya tidak ada yang kebetulan jadi Tuhan punya rencana karena sudah mempertemukan kita seperti ini, mudah-mudahan kita semua dapat hal yang baru dari diskusi ini dan dapat berguna dimasa yang akan datang untuk menguatkan teman-teman, pesan kakak semua orang pasti punya strsss, dan perjuangan masing-masing jadi jangan pernah merasa sendiri dan merasa beban kita yang paling berat, dan kita perlu peka terhadap keadaan kita, terimakasih” Selanjutnya Moderator menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Pemateri dan mengadakan sesi foto yang dipimpin oleh moderator.

Kegiatan sarasehan pun berakhir dan ditutup dengan doa serta sesi foto bersama. Dalam kegiatan diskusi ini dihadiri oleh 38 partisipan (33 AKK, 4 AKPIPA, dan 1 non AKK ). Dari segi kuantitas sarasehan ini (tercapai). Dari segi kualitas ada tiga sasaran kualitas. Sasaran kualitas pertama Peserta diskusi (AKK) mengetahui fungsi dan cara detoksifikasi pikiran (tercapai). Sasaran kualitas kedua Peserta diskusi (AKK) termotivasi melakukan detoksifikasipikiran (tercapai). Sasaran kualitas ketiga peserta diskusi termotivasi mengemukakan pendapat (tercapai).

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?