Revolusi Industri 4.0 : Peluang dan Ancaman di tengah Perubahan (Ananda, Akuntansi 2016)
Berbicara
tentang revolusi industri, kita diingatkan kembali kepada revolusi perancis di
abad ke-18 dimana terjadi perubahan besar-besaran di semua aspek perekonomian
yang berdampak pula terhadap aspek sosial dan budaya. Revolusi industri sendiri
mengalami tahapan dalam perkembangannya. Dimulai dari revolusi industry 1.0
sejak ditemukannya mesin uap sampai kepada revolusi industri 4.0 yang sedang
gencar digalangkan oleh pemerintah saat ini. Semua tahap perkembangan tersebut
mengerucut kepada satu hal; kemajuan teknologi.
Revolusi industri 4.0
memunculkan satu istilah baru yang disebut inovasi disruptif, yaitu adanya satu
inovasi yang menciptakan pasar yang baru, bersifat merusak pasar lama bahkan
sampai mengganti sistem terdahulu.
Di era yang serba digital ini
semua aktivitas akan terasa mudah, batas
antara dunia nyata dan virtual semakin tipis. Mau pergi tapi malas
berkendara sendiri ada grab yang siap menghantar kita. Lapar, malas masak,
tinggal pakai gofood. Mau belanja tapi tidak sempat tinggal buka tokopedia. Mau
setor atau ambil uang tapi ogah antre di bank tinggal pergi kea tm terdekat
atau bahkan melalui transaksi e-banking
pakai HP. Mau baca buku tapi ingin yang praktis tinngal beli versi e-book. Semuanya bisa kita lakukan hanya
dengan smartphone dalam genggaman. Inilah gambaran nyata inovasi disruptif.
Model transportasi umum berlahan tergeser oleh ojol , toko dan swalayan tergantikan oleh olshop, dst.
Disini timbul masalah. Semua
kemudahan yang ditawarkan oleh para pencipta inovasi tanpa sadar merubah
perilaku masyarakat. Mereka yang anti-perubahan menyebut hal ini sebagai
penyebab merajanya pengangguran, tingginya kriminalitas, maraknya sifat
hedonisme, cyber-crime, sampai rusaknya moral generasi muda. Tidak salah
memang, bahkan jika kita melihat di sekitar itulah yang sebenarnya terjadi.
Kita jadi salah kaprah. Teknologi yang awalnya diciptakan untuk mempermudah
pekerjaan manusia, tanpa kita sadari mulai menggantikan peran manusia. Banyak hal yang dulunya hanya bisa dikerjakan
oleh kita sekarang mesin pun dapat melakukannya.
Lantas dimana peran kita? Apakah kita juga ikut sibuk menyalahkan
perubahan tanpa berbenah diri, menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut?
Tentu tidak. Sebagai kaum intelektual dan merangkap sebagai generasi penerus
bangsa, mestinya kita ingat tentang apa yang menjadi peran dan tanggung jawab
kita. Revolusi industry bukan masalah sepele. Hal ini akan secara langsung
mempengaruhi negara kita baik dari aspek politik, sosial, terlebih aspek
ekonomi. Karena secanggih apapun teknologi, sebagus apapun inovasi, tanpa
diiringi dengan kualitas sumber daya manusia, hal itu adalah sebuah kegagalan.
Komentar
Posting Komentar