Inovasi Harus Dikalahkan dengan Inovasi (Yulia, Akuntansi 2016)


Di era teknologi dewasa ini, inovasi sering identik dengan teknologi.  Hampir semua teknologi yang ada disekitar kita awalnya adalah disruptif inovasi. disruptif inovasi yaitu teknologi yang menggangu kemapanan teknologi atau system sebelumnya.  Seperti handphone yang menggantikan telephone rumah, USB yang menggantikan CD (cakram digital) , dan sebagainya.
Inovasi dikatakan “menggangu” jika teknologi yang dikeluarkan lebih murah serta efisien dan membuat industri lama terganggu yaitu berkurangnya pangsa pasar mereka. Di indonesia, salah satu kasus fenomenal yang dikategorikan inovasi yang menggangu adalah transportasi online (gojek dan grab ) yang menggangu transportasi konvensional (angkutan umum, becak, dsb). Konflik relatif sering terjadi dalam menyikapi masuknya inovasi yang dapat mengubah suatu sistem. Konflik ini sering berujuk pada kekerasan. Namun, jika dilihat dari kacamata konsumen, inovasi yang dikatakan menggangu ini ternyata memberikan kemudahan dan direspon baik oleh konsumen.
Bagaimana dengan sisi produsen? Dari sisi produsen berlaku sebaliknya. Produsen menganggap hal ini akan menjadi suatu ancaman yang merugikan. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan oleh produsen selain melakukan inovasi. Setiap pengusaha harus dapat memahami globalisasi dan modernisasi yang semakin meningkat. Sejalan dengan teori ekonomi industri , suatu bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa menciptakan produk yang baru. Produk yang sebelumnya dihasilkan akan menjadi semakin dewasa dan pada suatu saat akan mengalami penurunan sehinga layak untuk digantikan (jaya 2001). Oleh karena itu kesiapan produsen harus ditingkatkan untuk menerima inovasi yang ada.

Lantas, setelah kita membaca ini, apa yang timbul dalam benak anda? ketika zaman semakin maju, apakah kita ingin diam saja dalam menyikapi hal ini? Mungkin banyak dari antara kita sering ragu dan mengatakan “Bagaimana bisa saya memanfaatkan apa yang sudah ada dan menciptakan peluang baru?” apakah saya mampu untuk bersaing?” Bagaimana kalau saya terlihat bodoh? Atau dianggap keluar dari “jalur”?  Percaya atau tidak, apa yang sedang anda pikirkan entah itu baik atau buruk, nantinya akan mempengaruhi sesuatu yang sedang dijalani.  Ingat satu hal : kesalahan pemikiran adalah sebuah perbedaan hasil, bukan kekacauan yang ditimbulkan tergantung bagaimana memberi arah kepada tujuan utamanya. Jadi berbeda itu tantangan untuk menambahkan sesuatu menjadi lebih luas.
Proses untuk menggantikan produk dengan inovasi baru itu tidak mudah. Karena itu dalam dunia usaha dikenal prinsip amati, tiru dan modifikasi. Prinsip ini sangat relevan melawan inovasi yang menggangu. Inovasi harus dilawan dengan inovasi. saat melakukan imitasi terhadap inovasi baru, produsen dapat mengamati dan akhirnya menyaingi kembali. Mari, berlomba-lomba untuk berinovasi agar kelak negeri kita tercinta ini bisa maju dan bersaing dengan negara lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?