REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (Esrandi Panjaitan, Manajemen 2016)
Zaman saat ini telah memasuki era revolusi
industri yang ke-empat atau sering
disebut juga Industri 4.0. Pada era ini ditandai dengan penggunaan mesin-mesin
otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet, revolusi industry 4.0 tidak
dapat dihindari karena sudah berjalan. Industri 4.0 diperkenalkan sejak tahun
2011 di Jerman, yang juga menjadi momentum implementasi ekonomi digital. Ekonomi digital adalah suatu hal yang kompleks
dan merupakan fenomena yang baru muncul terkait dengan aspek-aspek ekonomi
mikro, ekonomi makro, dan teori organisasi dan administrasi.
Tren Ekonomi Digital Yang Terjadi di Indonesia
Terlepas dari pembangunan infrastruktur yang belum merata,
industri ekonomi digital di Indonesia bisa dibilang sangat menggeliat. Hal ini
ditandai dengan tumbuh pesatnya berbagai perusahaan rintisan (start-up) yang
berbasis aplikasi. Data dari situs startupranking.com mencatat bahwa saat ini terdapat
1463 start-up di Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai
negara dengan jumlah start-up terbesar ketiga di dunia, hanya kalah
dari Amerika Serikat dan India. Menariknya, tren
pertumbuhan start-up ini dipelopori oleh para generasi muda yang
memiliki semangat sociopreneurship,
yakni bagaimana mereka dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada di
masyarakat serta memberikan dampak yang signifikan lewat medium teknologi.
Salah satu contohnya adalah bagaimana. Contohnya adalah William Tanuwijaya, CEO
Tokopedia yang awalnya punya visi untuk mempermudah siapapun agar dapat memulai
bisnis mereka sendiri lewat medium internet. Banyak faktor yang mendorong
perkembangan dinamika digital di Indonesia, namun setidaknya dapat dibagi dalam
dua perspektif: industri dan konten. Dari sisi industri, terlihat bahwa
operator telekomunikasi berlomba-lomba membangun infrastruktur secara masif,
mulai dari jaringan 2G, 3G, hingga 4G. Sedangkan dari sisi konten,
menggeliatnya penggunaan media sosial seperti Facebook dan Twitter serta
munculnya aplikasi chat seperti BlackBerry Messenger (BBM) dan WhatsApp
menjadi pendorong utama penetrasi data di Indonesia.
Ekonomi Digital 2020
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar
tujuan di Ekonomi Digital pada tahun
2020 tercapai adalah pertama mengurangi kesenjangan
digital di Indonesia. Pemerintah harus memastikan bagaimana masyarakat
Indonesia dimanapun mereka berada bisa mendapatkan akses yang sama kepada
layanan telekomunikasi, mengingat infrastruktur adalah syarat utama kesuksesan
ekonomi digital, kedua adalah terkait SDM. Walaupun start-up digital
mengalami pertumbuhan yang masif, namun kebanyakan dari mereka mengalami
kesulitan dalam hal menemukan talenta yang berkualitas dan sesuai kebutuhan
industri. Akibatnya, sering terjadi talent war antar start-up dimana
seorang talenta berkualitas menjadi rebutan berbagai start-up. Ketiga
regulasi selalu menjadi isu utama jika kita bicara tentang start-up dan disruptive
innovation. Faktanya, regulasi memang selalu tertinggal dibandingkan
dinamika pertumbuhan teknologi yang sangat pesat. Namun, yang perlu dipastikan
adalah bagaimana Pemerintah bersama pihak-pihak terkait dapat menyusun regulasi
yang adaptif dan tidak mematikan inovasi digital. Bila semua tantangan ini bisa
ditangani secara serius, dan semua potensi yang ada bisa dimaksimakan, bukan
tidak mungkin kita akan melihat Indonesia berjaya sebagai kekuatan ekonomi
digital di ASEAN bahkan di dunia. Semoga visi besar ini bisa terwujud.
Komentar
Posting Komentar