RESUME WEBINAR: 5 TAHUN SDGs #8, APA KABAR DI INDONESIA?
Web Seminar ini merupakan
program ketiga dari Divisi Diskusi Campus Concern FEB USU di semester A
Tahun 2021. Adapun sasaran kualitas dari program ini adalah peserta webinar ((Anggota
Kelompok Kecil (AKK)) diharapkan mengetahui apa itu SDGs dan sebagai agent of change kelak dapat berkontribusi dalam SDGs di
Indonesia.
Webinar
ini dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Mei 2021 pukul 19.00 WIB melalui aplikasi video conferencing Zoom Cloud Meeting. Pembicara dalam webinar kali ini adalah Bella Hena Samira,
seorang mahasiswa jurusan Geografi di Universitas
Indonesia yang juga adalah Duta Kampus Sustainable Development Goals
Indonesia perwakilan Universitas Indonesia. Webinar dipandu oleh Johanna A. Saragih, seorang mahasiswa
Manajemen Universitas Sumatera Utara selaku moderator. Moderator membuka acara
dengan menyampaikan kata pembuka, kemudian disusul oleh Elfri L. R. Ompusunggu
selaku Sekretaris Bendahara CC.
Setelah kata sambutan oleh Elfri Ompusunggu,
moderator mempersilahkan pemateri untuk menyampaikan materi. SDGs adalah singkatan dari Sustainable
Development Goals sebuah program
global yang sangat besar yang diikuti beberapa Negara. SDGs yang berisi 17
tujuan dan 169 target merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan
(berlaku sejak 2016 hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi
kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (Universal),
sehingga seluruh negara tanpa kecuali negara maju memiliki kewajiban moral
untuk mencapai tujuan dan target SDGs. Tujuan pembangunan berkelanjutan ada 17
yaitu:
1. Menghapus kemiskinan
2. Mengakhiri kelaparan
3. Kesehatan yang baik dan kesejahteraan
4. Pendidikan bermutu
5. Kesetaraan gender
6. Akses air bersih dan sanitasi
7. Energi bersih dan terjangkau
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9. Infrastruktur,industri dan inovasi
10. Mengurangi ketimpangan
11. Kota dan komunitas yanh berkelanjutan
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung
jawab
13. Penanganan perubahan iklim
14. Menjaga ekosistem laut
15. Menjaga ekosistem darat
16. Perdamaian,keadilan dan ketenagakerjaan
yang kuat
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan
Tujuan SDGs #8 adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif serta lowongan pekerjaan bagi semua orang. Ada banyak kita
temukan tenaga kerja yang tidak layak diperlakukan dan mengalami perbudakan. Bahkan
banyak pula yang publish hal itu di media sosial. Tanpa mereka sadari
jika tenaga kerja menerima pekerjaan yang layak mereka tidak akan di kirim ke
luar negeri dan diperbudak di sana. Untuk itu mari kita berinovasi membuat
suatu hal yang baru untuk mengatasi hal ini.
1.
Memelihara pertumbuhan ekonomi perkapita sesuai dengan situasi nasional,
setidaknya mempertahankan 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto
pertahunnya di negara-negara kurang berkembang.
2. Mencapai level yang lebih tinggi untuk
produktivitas ekonomi melalui disertifikasi, peningkatan mutu teknologi dan
inovasi, termasuk melalui fokus terhadap sektor-sektor yang mempunyai nilai
tambah lebih dan padat karya.
3. Mendorong kebijakan yang berorientasi
pembangunan yang mendukung aktivitas-aktivitas produktif, penciptaan lapangan
kerja, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong pembentukan dan
pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses terhadap
layanan pendanaan/permodalan
4. Memperbaiki secara progresif, sampai
tahun 2030, efisiensi sumberdaya global dalam hal konsumsi dan produksi dan
berupaya untuk memisahkan pertumbuhan ekonomi dari degradasi lingkungan, sesuai
dengan kerangka kerja 10 tahun program tentang konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan dengan dipelopori negara-
negara maju.
5. Pada tahun 2030, mencapai
ketenagakerjaan secara penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi
seluruh perempuan dan laki-laki, termasuk untuk kaum muda dan disabilitas,
serta kesetaraan upah bagi pekerjaan yang mempunyai nilai yang sama.
6. Pada tahun 2020, secara substansial
mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak berpendidikan atau
terlatih.
Dalam SDGs Report Indonesia menduduki peringkat 101. Lalu bagaimana cara
berkontribusi di SDGs #8 ini? Yaitu melalui pemerintah dan diri sendiri,
pemerintah dapat mengambil langkah-langkah terbaik untuk mensejahterahkan
masyarakat seperti yang sudah kita lihat. Dan dari diri sendiri, mulailah untuk
peka terhadap masalah masalah di sekeliling kita terlebih dahulu. Mari bersama
sama mengambil peran dengan berani berinovasi. Jangan takut untuk berkontribusi
karena kita adalah penerus bangsa dan
wajah-wajah negara ini.
Setelah pemateri Bella Hena Samira menyampaikan materi mengenai SDGs
#8, dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab yang di buka oleh moderator.
Pertanyaan pertama berasal dari Johanna A.
Saragih .
Menurut pandangan pemateri
bagaimana caranya explore lebih luas lagi tentang SDGs dan memulai
sesuatu hal yang baru karna banyak orang yang ingin namun bingung bagaimana
cara bertindak, tanya Johanna.
17 tujuan dalam SDGs itu tidak perlu di hafal, karena tanpa dihafal pun
kita akan ketemu dengan tujuan itu. Nah
bagaimana kita dapat melihat satu tujuan
dan ingin fokus di tujuan itu? contohnya kita ingin fokus di SDGs #8 dan SDGs
#8 ini sangat berkaitan dengan background teman-teman di fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Teman -teman bisa mulai mencoba
dari hari ini dan jika ingin berinovasi yg baru itu sangat boleh. Namun
semisalnya ada sebuah solusi yang diberikan oleh orang lain, itu merupakan
sebuah petunjuk dari Tuhan dan sudah kehendak Tuhan untuk kita melakukan hal
ini. Banyak dari angkatan sekarang yang tidak tahu mengenai SDGs ini. Bahwa Sdgs ini se universal itu,
program-program pemerintah banyak yang
kita kurang mengerti namun di SDGs ini
anak muda seperti kita dapat berkontribusi, jawab pemateri.
Pertanyaan kedua berasal dari Psalmen, Menurut pemateri strategi apa
saja yang dapat dilakukan untuk sektor Pariwisata dan UMKM dengan explorasikan
pertumbuhan ekonomi Indonesia di situasi pandemi COVID-19?
Situasi saat ini kita
bisa membuat aplikasi khusus untuk UMKM
mengapa? Karena disituasi saat ini kita tidak dapat berinteraksi
langsung dengan masyarakat. Kita dapat mengembangkan teori-teori yang sudah di
pelajari di kampus kita malului aplikasi kita. Bagaimana caranya? Pertama kita
hanya bermodalkan wifi, bermain gadget dan media sosial. Sesuai dengan prinsip
ekonomi Untung sebanyak-banyak nya
dan modal sekecil-kecil nya dalam membuat aplikasi ini tidak mengeluarkan
biaya yang sangat besar namun impact
sangat besar. Sekarang pemerintah tidak sulit untuk di hubungi , kita
bisa berkomunikasi dari email, dan
setelah itu kita bisa percobaan satu bulan melakukan kegiatan tersebut di masa
pandemi sebagai bukti pertaanggung
jawaban kita menyampaikan laporan ke pemerintah. Dan pemerintah pasti akan
jawab dan kita pasti akan membantu. Ketakutan yg sering terjadi adalah takut
mencoba,untuk itu jangan takut untuk mencoba membuat sesuatu yang baru kita pasti
bisa jawab pemateri.
Selanjutnya pertanyaan ketiga datang dari R.Anand Li, Seberapa besar
peran SDGs ini kepada dunia?
Pemateri menjawab, Adanya program SDGs ini
adalah untuk membimbing bagaimana caranya kita bisa tetap on track melakukan
hal-hal positif seperti melindungi dan mengurangi kemiskinan. Tujuan dari SDGs
ini adalah untuk menyejahterakan, bukan untuk program ini eksis ataupun
sebagainya. Kita juga bersyukur bahwa Indonesia berperan dalam program ini dan
kita bisa lihat di SDGs #8 Indonesia mengalami kenaikan dalam pencapaian. Bukti
dari pencapaian ini di Indonesia bisa kita amati tentang program prakerja.
Teman-teman bisa membantu mengembangkan program itu pula dan bisa juga membuat
program lainnya. Kita bisa lebih peka dahulu terhadap masalah-masalah yang
terjadi di negara kita terlebih dahulu kemudian boleh merespon masalah-masalah
di luar Negara kita. Bukan berarti kita tidak boleh menolong Negara lain, tapi
ada baiknya kita lebih memperhatikan hal-hal kecil yang terjadi di sekeliling
kita.“
R. Anand Lie kembali mengajukan pertanyaan, “Banyak masyarakat yang pola pikirnya masih sulit
untuk menerima ,menurut pemateri
bagaimana peran kita sebagai generasi muda agar pola piker kita terbuka
dan ikut serta berperan dalam SDGs ini?
.
Pemateri menjawab, kalau jadi mahasiswa
yang hanya belajar saja tapi tidak bisa mengaplikasikannya itu benar-benar
sesuatu yang sangat merugikan. Negara menginginkan penerus bangsa yang inovatif
dan adaptif untuk itu,kita bertanggung jawab untuk keluarga kita dan kita juga
bertanggung jawab untuk Negara ini. Lalu apa langkah yang harus kita lakukan
untuk hal itu? Kita harus menjadi mahasiswa yang beradaptasi dengan masyarakat
sekitar kita. Kita dapat menyampaikan hal-hal apa saja yang dapat
menyejahterakan masyarakat di daerah/lingkungan kita. Kita tidak perlu
memaksakan masyarakat untuk mengetahui 1-17 tujuan itu cukup dari jembatan kita
membangkitkan teman-teman, membangkitkan masyarakat baik itu dari UMKM,
lingkungan, pendidikan berkualitas untuk anak-anak yang sulit untuk menerima
pendidikan. Jangan pernah kita menganggap sebelah mata akan pekerjaan seseorang
mari kita challenge diri kita untuk lebih peka terhadap apa yang terjadi di
sekitar kita.”
Pertanyaan kelima berasal dari Aurora Tobing, Apa saja kelemahan
kita terkhusus di SDGs #8 ini masih cukup sulit untuk di capai?
Banyak pribadi yang menyimpulkan sesuatu itu positif dan negatif.
Ketika menyimpulkan positif Ia akan melakukan inovasi dan lain-lain. Lalu bagaimana
dengan teman-teman yang menyimpulkan secara negatif? Yang mengandalkan takdir
bahkan tidak melakukan apa-apa dan bermalas-malasan. Hal inilah yang membuat
SDGs ini tidak terealisasikan, kita terlalu banyak memikirkan apakah rencana
kita akan berhasil atau tidak. Sementara banyak teman-teman kita yang optimis
dalam bertindak melakukan hal positif, dan kita hanya sebagai pendengar berita
atas penghargaan ketercapaian mereka saja. Harapan kedepannya kita harus
menjadi salah satu yang mendapatkan penghargaan itu juga, kita harus mengubah
mental kita yang hanya bergantung pada orang lain menjadi lebih percaya diri
dalam berinovasi, jawab pemateri.
Pertanyaan terakhir berasal dari Cindi Ivana, Langkah pemerintah
untuk pengangguran adalah dengan adanya program kartu prakerja. Apakah langkah
itu adalah hal yang baik? Jika di tinjau banyak yang menyalahgunakan termasuk
adanya joki-joki prakerja, pelatihan yang harus nya untuk menerima jadi
disalahgunakan.”
Pemateri menjawab, “Sebuah program pasti dikeluarkan karena banyak
yang mengajukan, kemudian dilakukan survey lalu dilaksanakan. Kita lihat
cakupan prakerja adalah seluruh Indonesia itu membuktikan bahwa prakerja ini
cukup di terima di masyarakat. Meskipun kita sering melihat adanya kecurangan-kecurangan
seperti menerima prakerja padahal kualitas si penerima kurang baik kita kita
cukup melaporkan saja ke pihak berwajib di tanggapi atau tidak nya yang
terpenting adalah kita telah melakukan hal baik untuk tidak membiarkan
kecurangan terjadi .
Sebagai closing statement dari
pemateri Bella Hena Samira
menyampaikan untuk tetap semangat karena angkatan kita ini yang akan menjadi
wajah-wajah Indonesia. Kita bilang ada bonus demografi di tahun 2045 tapi di
tahun 2030 kita harus berprinsip wajah
kita pasti terpajang. Harapannya teman-teman bisa bagikan SDGs ini ke
masyarakat dan tidak hanya berakhir sampai disini saja. Teman-teman bisa buat
suatu inovasi kedepannya dan berdampak terhadap masyarakat.
Webinar
ini pun berakhir dan ditutup dengan doa serta sesi foto bersama. Dalam kegiatan
webinar ini dihadiri oleh 60 partisipan (44 AKK 15 non AKK dan 1 alumni). Dari
segi kuantatitas webinar ini sudah tercapai. Dari segi kualitas ada 3 sasaran
kualitas yang sudah di tentukan oleh panitia yaitu:
1. Memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada peserta webinar (AKK) mengenai
topik yang di bahas
2. Memotivasi peserta webinar (AKK) untuk termotivasi untuk
berkontribusi mencapai SDGs #8 di indonesia
3. Memotivasi peserta webinar (akk) untuk mengemukakan pendapat dalam
forum
Namun dari ketiga sasaran kualitas tersebut,
sasaran kualitas yang tercapai yaitu sasaran kualitas 1 dan 2 dan sasaran
kualitas yang tidak tercapai yaitu sasaran kualitas 3.
Terima kasih
Komentar
Posting Komentar