Resume Kelas Menulis Sesi 2 Essay : Be Brave to Express your Idea


Kelas menulis yang diadakan pada Sabtu, 15 Mei 2021 merupakan kelas menulis sesi kedua dan merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh Divisi Kajian dan Tulisan Campus Concern FEB USU. Kelas menulis pada sesi kedua ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui bagaimana hasil dan penilaian dari tugas esai yang diberikan kepada seluruh peserta di kelas menulis. 

Kelas menulis tersebut dibawakan oleh Anita Milenia Purba selaku moderator yang memimpin dan mengatur berlangsungnya acara. Pemateri yang ditunjuk untuk kelas menulis ini adalah Daulat Purba yang berpengalaman dalam bidang penulisan esai. Daulat Purba merupakan alumni mahasiswa berprestasi Universitas Negeri Medan yang pernah menjuarai sejumlah lomba penulisan essay ilmiah. Salah satunya adalah juara 2 lomba menulis Essay Fosman yang diadakan oleh Forum Saintis Muda Universitas Negri Yogyakarta.

Kelas menulis pada sesi kedua ini dilaksanakan dengan Video Conferencing  Zoom Meeting dan dimulai dengan ibadah singkat yang dibawakan oleh moderator. Kemudian dilanjutkan dengan sapaan  selamat datang dari moderator kepada peserta dan pemateri. Selanjutnya moderator menginformasikan bahwa sebelum pemaparan hasil koreksi  dari esai peserta, terlebih dahulu akan dilaksanakan  sebuah kuis untuk me-review kembali materi yang sudah di sampaikan oleh pemateri pada kelas sesi 1. Kuis dilaksanakan selama 15 menit dengan sistem pengerjaan  kuis secara online melalui situs quizizz yang menyediakan kuis secara online. Kuis pun berlangsung dan selama mengerjakan kuis, kelas diiringi dengan musik untuk memecahkan keheningan kelas. Dari kuis ini orang yang memiliki nilai paling tinggi akan diberikan sebuah reward .

Setelah kuis selesai, moderator mempersilahkan pemateri untuk memaparkan hasil koreksi esai dan akan dilanjutkan dengan sesi pertanyaan. Pemateri membuka sesi koreksi dengan menyampaikan salam sehat dan penyampaian mohon maaf karena kondisi di lokasi pemateri sedang tidak kondusif. 

Pemateri melanjutkan pemaparan koreksi. Sebelum itu, pemateri sudah membaca semua tugas esai yang terkumpul. Secara keseluruhan pemateri mengatakan bahwa hasil esai yang terkumpul sudah bisa dikatakan sangat bagus. Dari 9 esai yang sudah terkumpul, ada 7 esai yang sudah diperiksa dan dibaca oleh pemateri. Ketujuh esai tersebut sudah bisa dikatakan sangat bagus.pemateri mengatakan bahwa dalam satu kali pemaparan dan pelatihan materi tentang penulisan esai saja sudah memberikan hasil yang cukup puas, apalagi kalau pelatihannya di lakukan secara rutin pastinya akan menghasilkan karya yang jauh dari kata sempurna. Dari semua karya yang terkumpul, masih terdapat hal yang perlu dikoreksi dan diperbaiki agar menjadi suatu karya yang lebih sempurna dan pemateri berharap supaya setiap karya yang memiliki caatan untuk di perbaiki, segera memperbaiki agar karya tersebut dapat dipubilkasikan. Menurut pemateri, dari 7 karya yang sudah diperiksa tidak ditemukan plagiarisme di atas 10% , artinya semua karya tersebut pure adalah buah dari hasil pemikiran peserta dan dari hasil tersebut pemateri menyimpulkan bahwa pelatihan menulis ini berhasil.

Esai yang pertama dikoreksi oleh pemateri adalah esai milik Elsaphan. Menurut pemateri bahwa karya Elsaphan sudah bagus, akan tetapi judul esai belum menunjukkan ketertarikan dan daya pikat yang kuat terhadap para pembaca. Dalam judul esai tersebut, hanya memunculkan pertanyaan atau statement tentang belajar dari rumah dan belum menunjukan inovasi yang signifikan. Kemudia pada pendahuluan esai tersebut, kata dirasa lebih menunjukkan pengalaman pribadi. kata di pada umumnya digunakan untuk menjelaskan suatu objek. Maka kata di tersebut bisa di ganti atau penggunaan diksi di perhalus. Misalnya menurut pelajar atau mahasiswa hal tersebut bukanlah hal yang serius untuk dipusingkan. Kata yang pada kalimat tersebut bisa dihapus dan memperhalus diksi pada kalimat tersebut, sehingga pembaca nyaman pada saat membaca esai tersebut. Kemudian, pada pendahuluan esai tersebut belum menjelaskan masalah yang konkret dan tidak ditemukan data pendukung yang menjelaskan latar belakang permasalahan dan pemaparan masalahnya belum menjelaskan masalah yang khusus akan tetapi hanya menjelaskan masalah secara umum. 

Dalam pembahasan, Elsaphan belum menunjukkan ide seperti apa yang akan ditawarkan kepada pembaca, artinya Elsaphan hanya menjelaskan kondisi pembelajaran di masa covid-19. Relevansi antara pembahasan tidak menunjukkan kecocokan, karena kata menahan diri” dalam esai tersebut tidak dibahas secara detail. Arti kata menahan diri dalam esai tersebut hanya sekedar saja dan tidak memunculkan arti secara khusus yang menjadi poin utama dari pembahasan nya. Artinya dalam esai tersebut memang sama sekali tidak memberikan solusi akan tetapi lebih di dominasi oleh menjelaskan keadaan. 

Dalam kesimpulan esai, tidak memberikan kesimpulan secara detail karena tidak memberikan jawaban atas permasalahan yang ada, sedangkan tujuan dari esai adalah memberikan solusi atas permasalahan sehingga bermanfaat untuk orang lain. Maka dalam hal ini, pemateri memberikan beberapa saran terhadap Elsaphan supaya Elsapahan dapat mengerti dari konsep yang sudah pemateri paparkan . 

Esai kedua yang dikoreksi oleh pemateri adalah esai milik Sry. Menurut pemateri, esai tersebut tidak memiliki banyak kesalahan. Esai tersebut adalah salah satu esai terbaik dalam kelas menulis ini dimana dalam esai tersebut memaparkan seluruh permasalahan yang ada. Judul esai memiliki daya tarik yang kuat bagi pembaca. Kemudian di bagian pendahuluan dan penjelasan sudah memaparkan secara terstruktur dan komunikatif .

Esai ketiga yang dikoreksi oleh pemateri adalah esai milik Wasti. Pemateri menjelaskan bahwa esai tersebut sudah mengikuti perkembangan teknologi. Konsep dari masalah dijelaskan berdasarkan masalah yang faktual, akan tetapi dalam esai tersebut pemilihan diksi masih perlu untuk diperhalus .

Setelah kurang lebih 30 menit memaparkan hasil koreksi, moderator memberikan jeda untuk melakukan ice breaking singkat. Ice breaking dilaksanakan kurang lebih 10 menit dengan sistem permainan tebak gambar. Moderator memberikan rules permaianan dan permainan pun dimulai. Dari permainan ini, ada 2 orang yang beberapa kali menjawab dengan benar. 

Kemudian moderator bertanya kepada 2 peserta tentang kesan singkat selama kelas menulis. Orang pertama yang memberikan kesan singkat adalah Galnesia, mahasiswi jurusan Manajemen stambuk 2020. Galnesia mengatakan bahwa kelas menulis ini sudah baik, pemateri sangat membantu dan memaparkan dengan baik. Kemudian orang kedua adalah Samuel, mahasiswa jurusan Ekonomi pembangunan stambuk 2020. Samuel mengatakan bahwa kelas menulis ini juga sudah baik, materi yang di sampaikan sangat membantu untuk melatih Samuel untuk menulis esai. 

Setelah itu, pemateri melanjutkan pemaparan hasil koreksi. Karya orang keempat yang akan dikoreksi adalah milik Estomihi. Menurut pematari judul esai terlalu biasa dan kurang menarik. Kemudian dalam pembahasannya, kebahasaannya masih kurang aplikatif. Kajian masalahnya belum menjawab permasalahan akan tetapi di bagian kesimpulan sudah benar. pemateri menyarankan sebaiknya mencantumkan sumber dalam daftar pustaka. 

Karya orang kelima adalah milik Lydia Lumbangaol. “Judulnya cukup menarik karena memunculkan ide yang menjelaskan guru sebagi penggerak atau penghambat. Pendahuluan sudah terpaparkan dengan baik akan tetapi masih terdapat pemilihan kata yang kurang tepat. Dalam pembahasan, belum menjelaskan inovasi seperti apa yang dia tawarkan.kesimpulan sudah bagus akan tetapi solusi belum terpaparkan dengan detail, kata pemateri.

Karya orang keenam adalah milik Muthia. “Judulnya sudah menarik karena memunculkan singkatan unik yang bisa memancing pembaca. Akan tetapi dalam esai tersebut tidak memaparkan kondisi sesungguhnya dan tidak relevan antara judul denga isi. Kajian untuk menjelaskan solusi tidak terpaparkan dengan jelas dan hanya memaparkan kondisi sekilas, kata pemateri. 

Pemaparan koreksi sudah selesai, selanjutnya moderator membuka sesi tanya jawab. Penanya pertama mengetik di kolom pesan, Bang, mau nanya, tips khusus dari bang Daulat untuk sukses nulis esai beasiswa apa sih? tanya Mutia.

Tips yang dikatakan ketika kita mampu menjawab apa yang mereka minta dan mampu menulis apa yang mereka inginkan dari kita dan apa yang kita berikan kepada si pemberi beasiswa. Paparkanlah keunggulanmu dan kontribusimu atau strategi atau rencana yang kamu susun bersamaa mereka yang nantinya prospek kepada mereka, dan prospek kepada skill kamu, ungkap pemateri.

Pertanyaan kedua datang dari Lidya, Apakah dalam semua jenis esai harus punya inovasi? Termasuk kayak esai pribadi atau esai sebab-akibat. Apakah itu harus ada inovasi di semuanya?

Pemateri menjawab, Sebenarnya tidak, tergantung jenis esainya. Tetapi kan kenapa saya paksakan harus berinovasi karena kan kita niatnya itu untuk kompetisi. Kalo kita berkompetisi yang paling utama dilihat adalah inovasi. Walaupun dari segi administrasi, struktural sudah bagus tapi tidak  memberikan kontribusi ya sama saja. Pioneer paling penting adalah ide atau inovasi. Jadi kalo kita sudah punya inovasi, kalo kita untuk kompetisi pasti itu menjadi hal yang penting untuk dilihat.”

Selanjutnya pertanyaan datang dari Aurora, AKK dari jurusan Ekonomi Pembangunan. Bang, mau nanya, saat awal abang belajar menulis esai. Kendala apa yang abang hadapi? Dan gimana cara abang mengatasai sehingga permasalah itu tdk menjadi hambatan ketika menulis esai.

“Jadi ketika dulu di semester 3 saya menulis esai, kendala yang sering saya hadapi adalah masalah ide. Dulu saya miskin akan ide. Dulu ketika pertama kali lomba seperti yg saya bilang kemarin di Semarang. Itu masalah saya miskin ide.  Ide saya gak ada kekuatan dibandingkan ide-ide yang lain. Tidak ada inovasi yang cukup bagus dibanding yang lain. Jadi saya merasa insecure, tetapi saya merasa termotivasi juga. Artinya saya masih perlu berinovasi, melakukan pembelajaran. Jadi yang saya lakukan agar keluar dari masalah itu, saya lebih sering brainstorming bersama kawan-kawan, brainstorming bersama kawan-kawan di Jawa. Kemudian membaca literatur lebih banyak, kemudian saya lebih peka. Jadi ketika saya melihat masalah, saya gak menjadi gak mau tau, saya coba telusuri, saya coba baca jurnal, buku. Dengan cara seperti itulah saya mengatasi masalah saya, jawab pemateri.

Kemudian pertanyaan dilontarkan Eni, Manajemen 2019. Gimana sih cara menuangkan ide supaya karya tulis kita itu gak loncat-loncat. Misalnya kita udah nulis rupanya di tengah kita nemu judul yang kita rasa lebih menarik jadi yang sebelumnya kita tinggalin. Jadi gimana sih bang biar kita konsisten di ide sebelumnya?

“Makanya sebelum kita menuliskan sebuah karya, kita harus berdiri pada masalah yang mau kita jawab. Kita harus punya literatur yang banyak, dikumpulkan masalah-masalanya, diperkecil dulu, disatukan dulu masalahnya, terus kalau udah jumpa masalah yang benar-benar harus paling urgent diselesaikan, maka itu diselesaikan sampai habis. Jadi kalo kemungkinan jumpa hal yang sama dengan tulisan yang sama, maka kita tidak tergoyahkan lagi, kita sudah kokoh, jawab pemateri.

Pertanyaan terakhir datang dari Sry, Kan yang kuingat kalo penjelasan abang bilang ini sebagai memaparkan masalah. Jadi kemarin waktu ngerjain esai aku bingung, apakah solusi ini harus kutampilkan di sini. Jadi sebenarnya harus ada masalah dan juga ada solusi bang?

Pemateri menjawab, Kalo kita ingin menulis, kita harus punya masalah dulu, dan harus memang memaparkan jawabannya atau solusinya. Seperti yang saya bilang tadi, esai adalah solusi yang ditawarkan si penulis menurut sudut pandangnya sendiri. Jadi memang dia harus menyelesaikan masalah. Jangan seperti pegadaian mengatasai tanpa masalah, kita bisa memunculkan jawaban tanpa masalah.  Jadi harus ada masalahnya baru kita paparkan jawabannnya.

Sry menanggapi jawaban pemateri, Boleh bagi dong bang website yang bagus buat esai dimana gitu.

Sampai saat ini belum ada sih link atau website aau platform dimana mencari esai yang baik digunakan, tetapi buku-buku panduan menulis esai yang baik dan benar banyak. Tetapi kalo contoh karyanya tidak ada sampai sekarang. Mungkin yang ada contoh dari PKM, LKTI, itu boleh kalian akses di internet, tapi kalo di esai jarang, bahkan hampir tidak ada yang mempublikasi soal tulisannya mengenai esai. Karena kembali ke bentuk esainya lagi, esai itu kan bentuk dari sudut pandang si penulis, jawab si pemateri.

Sesi tanya jawab pun ditutup yang menandai berakhirnya pembahasan materi pada kelas menulis sesi kedua tersebut. Kelas menulis ditutup dengan doa singkat yang dibawakan oleh pengurus. Dalam kelas menulis ini, AKK dan AKPIPA yang hadir sebanyak 9 orang, sehingga tidak mencapai kuantitas yang diharapkan yakni 10 orang AKK dan AKPIPA.

Divisi Kajian dan Tulisan berharap kedepannya AKK dan AKPIPA semakin semangat dalam meningkatkan kemampuan menulis dan membacanya serta semakin aktif dalam setiap program yang diadakan oleh Divisi Kajian dan Tulisan maupun  kegiatan-kegiatan yang diadakan Campus Concern lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?