Resume Kelas Menulis – Essay: Be Brave to Express your Idea
Kelas menulis yang diadakan pada Sabtu, 8 Mei 2021 merupakan salah satu program yang direncanakan dan diselenggarakan oleh Divisi Kajian dan Tulisan Campus Concern FEB USU. Kelas menulis ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan minat dan kemampuan menulis anak kelompok kecil (AKK) dan anak kelompok PIPA (AKPIPA), terkhususnya dalam bidang penulisan essay yang baik dan benar.
Kelas menulis tersebut dibawakan oleh Anita Purba selaku moderator yang memimpin dan mengatur berlangsungnya acara. Pemateri yang ditunjuk untuk kelas menulis ini adalah Daulat Purba yang berpengalaman dalam bidang penulisan esai. Daulat Purba merupakan alumni mahasiswa berprestasi Universitas Negeri Medan yang pernah menjuarai sejumlah lomba penulisan esai ilmiah. Salah satunya adalah juara 2 lomba menulis Essay Fosman yang diadakan oleh Forum Saintis Muda Universitas Negri Yogyakarta.
Kelas menulis ini dilaksanakan dengan Video Conferencing Zoom Meeting dan dimulai dengan ibadah singkat yang dibawakan oleh moderator. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ryan selaku ketua CC. BPH memperkenalkan secara singkat CC dan tujuan diadakannya program kelas menulis ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan secara singkat pemateri serta sejumlah prestasi yang diraih oleh pemateri.
Pemateri membuka materi dengan sebuah quotes yang disebutnya sebagai ‘Kata Kunci yang Menginspirasi’, yakni kata-kata dari BJ Habibie: “Sangat mudah menjadi nomor satu, namun sangat sulit untuk mempertahankannya”.
“Kita jangan pernah berhenti berusaha, jangan pernah merasa puas dan menyombongkan diri, melainkan berusahalah untuk selalu belajar menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,” ujarnya.
Kemudian pemateri juga memaparkan bahwa menulis itu sangat lumrah dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Ide apapun dapat dituangkan menjadi sebuah tulisan. Sehingga, rasa khawatir dalam sulitnya menemukan ide bukanlah alasan yang dapat didukung ketika hendak memulai sebuah tulisan.
Pemateri melanjutkan pemaparan mengenai esai. Materi penulisan esai dalam kelas menulis sesi pertama ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘How to get idea’ dan ‘Bagaimana cara menuangkannya menjadi sebuah tulisan esai yang baik dan benar’.
Pertama, hal yang paling dibutuhkan atau hal yang paling penting dalam penulisan esai adalah inovasi. Meskipun seseorang sudah mengetahui struktur esai yang baik dan benar, ejaan yang digunakan, tata bahasa dan kaidah-kaidah penulisan esai lainnya, jika dia belum mampu berinovasi pada suatu ide, maka esai tersebut dianggap tidak berhasil.
Dalam melakukan inovasi, ada lima kata kunci yang harus dipegang. Lima kata kunci tersebut adalah Something Original, New, Important, Commercial, dan Mass Production. Something original berarti buah pemikiran kita harus benar-benar merupakan buah pemikiran kita sendiri. Jangan melakukan plagiasi terhadap ide orang lain. Kita boleh melihat karya orang lain sebagai pedoman, namun kita harus mampu merangkum, mengolah, maupun mengembangkannya menjadi sesuatu yang baru, yang berasal dari buah pemikiran kita. New berarti terbaru. Terbaru disini berarti kita dituntut untuk berinovasi dalam permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti permasalahan yang dihadapi oleh dunia maupun pemerintah sekarang. Important menekankan pada ide yang kita tuangkan dalam esai adalah pemecahan masalah yang dibutuhkan atau penting bagi khalayak umum. Jika buah pemikiran kita dapat memecahkan permasalahan khalayak umum, maka tulisan tersebut dapat memasuki tahap commercial atau siap untuk dipasarkan. Nah, jika tulisan tersebut sudah siap untuk dipasarkan, maka tulisan tersebut dapat menjadi produk yang membuka peluang bisnis atau disebut sebagai mass production.
Untuk mendapatkan ide yang benar-benar kreatif sehingga terbentuk sebuah produk tulisan yang baik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu Finding The Problem, Making Problem, dan Using The New Technologies
Finding the problem(italic) atau menemukan masalah sebenarnya sangat mudah untuk dilakukan karena lingkungan kita sendiri memiliki banyak permasalahan yang dapat menjadi ide sebuah tulisan. Ketika permasalahan sudah ditemukan, maka buatlah ide untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Jika kita masih sulit dalam menemukan ide, maka solusi yang dapat kita ambil adalah dengan making problem(italic). Making problem berarti mencoba menginovasi sesuatu yang sebenarnya sudah pas atau biasa diterima khalayak umum menjadi sesuatu yang lebih unik ataupun lebih sempurna.
Using the new technology artinya kita dituntut untuk menggunakan teknologi apapun yang dapat mengungkapkan atau menunjukkan perkembangan yang terjadi pada masa sekarang. Pemecahan masalah yang diberikan adalah inovasi ide terbaru, bukan ide-ide yang kuno dan sudah ketinggalan zaman.
Setelah kurang lebih selama tiga puluh lima menit memaparkan materi, moderator memberikan jeda untuk melakukan sesi tanya jawab pertama kepada pemateri dan ice breaking singkat. Sesi tanya jawab pertama dimulai oleh pertanyaan moderator sendiri.
“Sharing dong bang alasan mengapa abang memilih tiga cara tersebut dalam menemukan ide kreatif,” pinta moderator yang disusul kisah sharing pemateri tentang pengalamannya hingga mendapatkan ide kreatif dengan tiga cara tersebut.
“Jadi kita harus respect ya bang terhadap lingkungan sekitar kita ya, bang,” simpul moderator menanggapi sharing pengalaman si pemateri.
QnA sesi pertama hanya diisi oleh satu penanya, sehingga ice breaking pun dilaksanakan. Ice breaking dilaksanakan kurang lebih selama sepuluh menit dengan sistem permainan sambung suku kata. Moderator membaca rules permaianan dan permainan pun dimulai. Dari game ini, dua orang gagal mengikuti rules sehingga hukuman kecil dijatuhkan kepada mereka. Dua orang tersebut diminta menyanyikan sepenggal lirik lagu kesukaannya.
Setelah ice breaking selesai, moderator mempersilakan pemateri melanjutkan materi mengenai bagaimana cara penulisan esai yang baik dan benar. Pemateri awalnya menjelaskan dasar-dasar pemahaman esai, seperti pengertian esai, ciri-ciri esai, dan struktur esai.
Kemudian dipaparkan tentang langkah-langkah pembuatan esai. Dalam pembuatan esai, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: menentukan tema, membuat garis besar ide mengenai tema tersebut, menuliskan opini kita dengan kalimat yang singkat dan jelas, merangkai tubuh esai, mem buat subtema pembahasan dan mengembangkan subtema tersebut menjadi suatu esai yang utuh sesuai dengan struktur yang telah dijabarkan.Pemateri juga tidak lupa menjelaskan teknik pengembangan kerangka esaidan syarat penulisan esai.
“Dalam penulisan esai, kita dituntut untuk mampu memilih kalimat yang tepat, jelas, tidak berulang dan berbelit-belit karena esai biasanya singkat, hanya lima lembar. Bagaimana cara kita dapat menjabarkan, mengembangkan ide, dan memecahkan masalah melalui tema yang ditetapkan. Kata yang diperbolehkan untuk diulang hanya kata yang menyangkut ide pokok yang ditekankan dalam penulisan esai tersebut,” kata pemateri.
Lalu, pemateri juga memaparka tentang jenis-jenis esai. Dalam penjelasan ini pemateri paling menekankan pada esai yang paling sering dijumpai, yakni esai deskriptif dan esai pribadi. Pemateri membocorkan pula tips untuk memenangkan lomba esai.
“Tips memenangkan esai itu dengan memperhatikan judul yang unik dan menarik, mengusahakan isi esai sesuai dengan tema, engikuti ketentuan panitia, originilitas, dan kebermanfaatan esai tersebut terhadap khalayak ramai,” ujarnya
Pemaparan materi kelas menulis minggu pertama pun selesai sehingga sesi tanya jawab sesi dua pun dilaksanakan. Untuk sesi kedua ini, penanya pertama datang dari AKK dari jurusan akuntansi.
“Dalam penulisan esai, apakah kita harus menggunakan kata-kata yang sesuai dengan KBBI atau bebas, bang?” tanya Lidya.
“Untuk esai, dalam pembuatan judul kita diperbolehkan membuat judul yang menarik. Boleh menggunakan penyingkatan semenarik mungkin. Namun, dalam kaidah bahasanya tetap menggunakan bahasa baku, ya. Contohnya seperti MANTU IDAMAN dalam kurung masker anti ngantuk dan nyaman. Nah dalam judul tersebut saya buat menarik, namun masih sesuai dengan kaidah bahasa baku yang terdapat dalam KBBI,” jawab pemateri.
Pertanyaan kedua datang dari Sry, Ekonomi Pembangunan 2019. “Bagaimana caranya agar argumen kita dalam esai tidak melebih-lebihkan atau terlalu fanatic?”
Pemateri menjawab, “Intinya dalam pembuatan esai, kita harus memberikan pendapat sesuai dengan tema yang telah ditanamkan disana. Berilah argumen yang telah teruji kebenarannya dan sesuai dengan proporsinya. Kita ga boleh melebih-lebihkan dalam menyampaikan argument kita.”
Pertanyaa terakhir datang dari AKK 2018, Gilberd. “Dalam penulisan esai, hanya dibatasi 700-1000 kata. Apakah dalam penulisan esai: pendahuluan, isi, dan penutup ada pembagian minimal dan maksimal kata sehingga esai yang kita buat menjadi proporsional, bang”
“Pembagian minimal dan maksimal kata dalam setiap struktur bagian esai sebenarnya tidak ada. Proporsional atau tidaknya ditentukan dalam cara kita menulis. Itu semua tergantung pada cara kita mengolah ide sehingga ide kita dapat diterima oleh si pembaca,” jawab pemateri.
Sesi tanya jawab pun ditutup yang menandai berakhirnya pembahasan materi pada kelas menulis minggu pertama tersebut. Kelas menulis ditutup dengan doa singkat yang dibawakan oleh pengurus. Dalam kelas menulis ini, AKK dan AKPIPA yang hadir sebanyak 12 orang, sehingga melebihi kuantitas yang diharapkan yakni 10 orang AKK dan AKPIPA.
Divisi Kajian dan Tulisan berharap kedepannya AKK dan AKPIPA semakin semangat dalam meningkatkan kemampuan menulis dan membacanya serta semakin aktif dalam setiap program yang diadakan oleh Divisi Kajian dan Tulisan maupun kegiatan-kegiatan yang diadakan Campus Concern lainnya.
Komentar
Posting Komentar