Jadi Apa Ya Aku Nanti (Nico, Akt 2016)
Kebanyakan manusia, khususnya di kalangan mahasiswa, bingung akan masa depannya. Mereka bingung besar nanti mau jadi apa, besar nanti mau kerja apa, besar nanti mau gimana, bahkan tak sedikit pula yang belum memikirkannya.
Loh kan mahasiswa sudah enak, sudah punya jurusan yang jelas, ngapain lagi bingung mikir mau jadi apa? Ngapain lagi bingung mau kerja apa? Ya tinggal sesuai jurusannya aja dong. Nyatanya tak semudah itu, banyak mahasiswa, yang sekalipun sudah dilabeli “Kaum Intelektual” ternyata belum benar-benar berpikir dan bertindak layaknya label tersebut. Banyak mahasiswa yang masih tak tahu arah hidupnya akan dibawanya. Tak sedikit pula memang yang sudah memikirkannya dan sedang memperjuangkan arah itu agar tercapai. Mengapa semua itu dapat terjadi? Faktornya sangat erat pada kedisiplinan diri. Mungkin akan lebih mudah kalau disinonimkan dengan “Manajemen Diri”.
Manajeman diri ialah Upaya individu untuk mengatur diri dalam suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan fisik didalamnya. Dalam melakukan semua itu, ada pastinya konsep-konsep yang harus kita pegang agar semua berjalan dengan benar.
Manajemen intelektual. Menajemen pikiran mungkin akan lebih mudah untuk sama-sama kita pahami. Apa yang dimaksud dengan memanajemen pikiran? Mengatur apa yang mau manusia pikirkan? Ya kasarnya seperti itu. Pikiran sangat kuat mempengaruhi kehidupan seseorang. Ketika kita berpikir berhasil, maka dengan sendirinya pikiran itu mengajak tubuh untuk beritindak sebagaimana agar keberhasilan itu dapat tercapai. Ketika manusia memikirkan hal-hal positif dalam hidupnya , maka kemungkinan besar hal-hal positif memang akan menghampirinya.
Masalah yang menghambat mahasiswa tidak menemukan jati dirinya, sangat besar disebabkan oleh tidak dilakukannya manajemen pikiran. Manajemen pikiran perlu dilakukan sebab guna mengendalikan tubuh untuk selalu berpacu pada tujuan dan sasaran apa yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, memikirkan prioritas akan sesuatu yang akan dilakukan adalah wujud manajemen pikiran, mengarahkan pikiran kepada hal terbaik yang mungkin dapat terjadi juga merupakan manajemen pikiran, dan masih banyak lagi.
Lalu manajemen emosional dan spiritual, kalau ini mungkin dapat lebih mudah dimengerti dengan istilah manajemen perilaku saja. Walau pengertian emosional ialah perasaan, dan spiritual ialah jiwa (rohani), namun ini semua apabila termanajemen dengan baik hasilnya akan dilihat dari perilaku setiap manusia. Jadi sebut saja manajemen perilaku.
Sesudah manusia berhasil memanajemen pikirannya, maka itu akan berlanjut secara sejalan ke manajemen perilaku. Manajemen perilaku ialah mengatur perilaku untuk berbuat positif sesuai dengan bagaimana seharusnya. Perilaku muncul akibat keadaan emosional dan spiritual kita tentunya, bila emosional kita baik, dan spiritual kita juga baik, maka perilaku yang dengan sendirinya tampak ialah perilaku yang baik pula, demikian sebaliknya. Sebagai contoh, kita mengatur diri kita untuk tidak mencontek, datang tepat waktu, berpakaian rapi, dsb. Itu tercipta dari emosional kita , yang mana Patuh pada ajaran agama untuk bertindak jujur, dan memberi teladan yang saleh kepada sesama lain. Manajemen perilaku adalah wujud nyata yang dapat dilihat oleh orang ain, oleh karena itu manajemen perilaku amat baik untuk dilakukan.
Yang ketiga ialah manajemen fisik, mungkin lebih dapat dimengerti dengan manajemen uang dan waktu. Manajemen dua hal ini juga tak kalah penting, karena inilah yang membuat manusia itu selalu dapat menikmati hidupnya hari lepas hari. Apabila manusia dapat mengatur waktunya dengan baik, maka segala sesuatu dapat dilaksanakannya dengan santai dan nikmat, dan apabila uang yang ia miliki pun dapat ia atur dengan baik, maka hidupnya pun dengan sendirinya akan makmur, dan tak kekurangan.
Manajemen diri adalah hal yang penting dan kita butuhkan sebagai manusia. Tanpa manajemen diri, maka aktivitas yang kita lakukan sebenarnya adalah berantakan walau kita tak merasa ataupun menyadarinya, tanpa manajemen diri, tak ada hal positif signifikan yang dapat kita hasilkan. Ketiga manajemen tersebut sangat berkaitan satu sama lain, tak dapat dipisahkan. Orang bijak berkata, “kedisiplinan adalah kunci keberhasilan” sudah disiplinkah kita sebagai manusia? Apa kita kedepan bergantung pada apa kita hari ini, oleh sebab itu , manajemen dirimu sebaik mungkin, agar kau dapat menentukan arah terbaik yang dapat kau capai dalam hidupmu.
ccfebusu.blogspot.com
Loh kan mahasiswa sudah enak, sudah punya jurusan yang jelas, ngapain lagi bingung mikir mau jadi apa? Ngapain lagi bingung mau kerja apa? Ya tinggal sesuai jurusannya aja dong. Nyatanya tak semudah itu, banyak mahasiswa, yang sekalipun sudah dilabeli “Kaum Intelektual” ternyata belum benar-benar berpikir dan bertindak layaknya label tersebut. Banyak mahasiswa yang masih tak tahu arah hidupnya akan dibawanya. Tak sedikit pula memang yang sudah memikirkannya dan sedang memperjuangkan arah itu agar tercapai. Mengapa semua itu dapat terjadi? Faktornya sangat erat pada kedisiplinan diri. Mungkin akan lebih mudah kalau disinonimkan dengan “Manajemen Diri”.
Manajeman diri ialah Upaya individu untuk mengatur diri dalam suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan fisik didalamnya. Dalam melakukan semua itu, ada pastinya konsep-konsep yang harus kita pegang agar semua berjalan dengan benar.
Manajemen intelektual. Menajemen pikiran mungkin akan lebih mudah untuk sama-sama kita pahami. Apa yang dimaksud dengan memanajemen pikiran? Mengatur apa yang mau manusia pikirkan? Ya kasarnya seperti itu. Pikiran sangat kuat mempengaruhi kehidupan seseorang. Ketika kita berpikir berhasil, maka dengan sendirinya pikiran itu mengajak tubuh untuk beritindak sebagaimana agar keberhasilan itu dapat tercapai. Ketika manusia memikirkan hal-hal positif dalam hidupnya , maka kemungkinan besar hal-hal positif memang akan menghampirinya.
Masalah yang menghambat mahasiswa tidak menemukan jati dirinya, sangat besar disebabkan oleh tidak dilakukannya manajemen pikiran. Manajemen pikiran perlu dilakukan sebab guna mengendalikan tubuh untuk selalu berpacu pada tujuan dan sasaran apa yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, memikirkan prioritas akan sesuatu yang akan dilakukan adalah wujud manajemen pikiran, mengarahkan pikiran kepada hal terbaik yang mungkin dapat terjadi juga merupakan manajemen pikiran, dan masih banyak lagi.
Lalu manajemen emosional dan spiritual, kalau ini mungkin dapat lebih mudah dimengerti dengan istilah manajemen perilaku saja. Walau pengertian emosional ialah perasaan, dan spiritual ialah jiwa (rohani), namun ini semua apabila termanajemen dengan baik hasilnya akan dilihat dari perilaku setiap manusia. Jadi sebut saja manajemen perilaku.
Sesudah manusia berhasil memanajemen pikirannya, maka itu akan berlanjut secara sejalan ke manajemen perilaku. Manajemen perilaku ialah mengatur perilaku untuk berbuat positif sesuai dengan bagaimana seharusnya. Perilaku muncul akibat keadaan emosional dan spiritual kita tentunya, bila emosional kita baik, dan spiritual kita juga baik, maka perilaku yang dengan sendirinya tampak ialah perilaku yang baik pula, demikian sebaliknya. Sebagai contoh, kita mengatur diri kita untuk tidak mencontek, datang tepat waktu, berpakaian rapi, dsb. Itu tercipta dari emosional kita , yang mana Patuh pada ajaran agama untuk bertindak jujur, dan memberi teladan yang saleh kepada sesama lain. Manajemen perilaku adalah wujud nyata yang dapat dilihat oleh orang ain, oleh karena itu manajemen perilaku amat baik untuk dilakukan.
Yang ketiga ialah manajemen fisik, mungkin lebih dapat dimengerti dengan manajemen uang dan waktu. Manajemen dua hal ini juga tak kalah penting, karena inilah yang membuat manusia itu selalu dapat menikmati hidupnya hari lepas hari. Apabila manusia dapat mengatur waktunya dengan baik, maka segala sesuatu dapat dilaksanakannya dengan santai dan nikmat, dan apabila uang yang ia miliki pun dapat ia atur dengan baik, maka hidupnya pun dengan sendirinya akan makmur, dan tak kekurangan.
Manajemen diri adalah hal yang penting dan kita butuhkan sebagai manusia. Tanpa manajemen diri, maka aktivitas yang kita lakukan sebenarnya adalah berantakan walau kita tak merasa ataupun menyadarinya, tanpa manajemen diri, tak ada hal positif signifikan yang dapat kita hasilkan. Ketiga manajemen tersebut sangat berkaitan satu sama lain, tak dapat dipisahkan. Orang bijak berkata, “kedisiplinan adalah kunci keberhasilan” sudah disiplinkah kita sebagai manusia? Apa kita kedepan bergantung pada apa kita hari ini, oleh sebab itu , manajemen dirimu sebaik mungkin, agar kau dapat menentukan arah terbaik yang dapat kau capai dalam hidupmu.
ccfebusu.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar