BUKAN SEKEDAR KONSUMEN PENDIDIKAN (Pije Simanjorang, Manajemen 2016)

Pendidikan merupakan point pertama dan utama dari tri dharma perguruan tinggi, yang artinya penghuni perguruan tinggi atau mahasiswa memiliki tanggung jawab dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik, dan  profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kemajuan pendidikan bangsa.

Sebagai mahasiswa tentunya kita disebut sebagai orang yang berpendidikan, sebelum masuk perguruan tinggi kita tentu saja sudah melalui pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas/kejuruan, hingga akhirnya dengan segala perjuangan dan kerja keras kita dapat menikmati pendidikan perguruan tinggi di  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara, dengan harapan kelak bisa menjadi seseorang yang profesional dibidang ilmu ekonomi dan bisa bekerja atau menjadi seorang pengusaha sukses. Tapi apakah kita sebagai mahasiswa hanya sekedar konsumen pendidikan saja?

Di zaman sekarang banyak mahasiswa yang hanya memikirkan kepentingan akademis semata, berusaha dengan segala cara dengan harapan mendapat IPK cumlaude atau bisa  mendapat IPK 4, seakan-akan beranggapan IPK adalah segalanya. Mahasiswa terlena menikmati fasilitas pendidikan, hingga lupa akan Tri Dharma perguruan tinggi yang hanya dihafalkan sewaktu menjadi peserta PKKMB, dan lupa akan jati diri sebagai agent of change, generasi pengubah pendidikan bangsa menjadi lebih baik lagi.

Mahasiswa tidak boleh diam dan menutup mata melihat banyaknya TKI yang tidak diperlakukan dengan baik oleh bangsa lain, TKI akan  disegani dan diperlakukan dengan baik jikalau memiliki kualitas SDM yang baik. SDM yang baik akan diperoleh dengan pendidikan yang baik pula tentunya, untuk itu kemajuan pendidikan sangat penting untuk meningkatkan martabat bangsa.

Memang benar  mahasiswa tidak mungkin membuat keputusan strategis mengenai sistem pendidikan, meningkatkan kualitas guru dengan mengadakan program-program, membangun infrastruktur secara mandiri, dan hal-hal bersifat strategis lainya. Lantas bagaimana mahasiswa menyikapi dan memberi solusi atas permasalahan ini?

Mahasiswa sebagai generasi intelektual dengan status sosial yang paling strategis dari elemen masyarakat, dan dengan pemikiran-pemikiran yang kritis harus memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan bangsa. Tidah hanya calon bergelar S.Pd. saja yang harus memikirkan pendidikan tetapi calon bergelar S.E. dan lainya juga dengan
berupa:

• Mengembangkan potensi diri

Sebagai kesadaran akan hakikat pendidikan yang mendasar, kemudian berupaya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan akan perbaikan dari sebuah sistem pendidikan nasional Indonesia. Lalu,harus selalu aktif melakukan kontrol kebijakan pemerintah terhadap penentuan arah  pendidikan bangsa dengan kemampuan pemikiran-pemikiran kritis.

• Aktif melakukan kontrol kebijakan pemerintah

Mahasiswa wajib melakukan kontrol kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan mengenai penentuan arah dan karakteristik pendidikan bangsa, dan mampu memberi solusi atas kebutuhan-kebutuhan akan perbaikan pendidikan, tidak hanya berpikir kritis tapi juga mampu memberi solusi dan mengkomunikasikan antara mahasiswa dengan  masyarakat, dan pemerintah dengan baik sehingga menghasilkan suatu solusi bagi kebutuhan permasalahan pendidikan.

• Memenuhi kebutuhan akan perbaikan sistem pendidikan nasional

Untuk perbaikan pendidikan nasional  memerlukan tenaga yang handal, untuk itu mahasiswa harus meningkatkan prestasi di bidang masing-masing, maka akan lahir banyak ahli di banyak bidang. Ahli-ahli tersebut sekaligus menjadi pemberi solusi terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia.

Peran ini akan terlaksana dengan baik apabila mahasiswa dibebaskan dari kepentingan pragmatis,termasuk kepentingan politisi kelompok tertentu.Keberhasilan mahasiswa menarik gerbong perubahan selama ini lebih disebabkan oleh idealismenya yang masih murni.

Buletin Mei 2018
https://drive.google.com/open?id=1Gpr9VMjhsKrfwPg17NWTGiZp3Vxs--W4