Masih tentang sampah

Berbicara tentang sampah sudah menjadi hal yang sering kita dengar, kita ucap, dan bukan menjadi persoalan baru untuk kita. Walaupun sampah bukan persoalan baru dan sudah banyak penanggulang yang dicoba, contohnya di salah satu tempat yang ada di Indonesia yaitu kota medan, telah dilakukan pengelolaan sampah yang ditandai dengan dilaunchingnya Medan Bebas Sampah sejak April 2011, pemko Medan juga telah melakukan sosialisasi pengelolaan sampah melalui 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (penggunan kembali) dan Recycling (daur ulang), mengembangkan sekolah berbasis lingkungan, membentuk kelompok komunitas peduli dan sadar lingkungan, serta membuat fasilitas program composting dan bank sampah, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataan yang terjadi, walaupun sudah banyak program pemerintah, namun sampah masih menjadi masalah yang penting untuk kehidupan kita, salah satu masalah yang ditimbulkan adalah banjir yang sudah menjadi langganan di beberapa kota di Indonesia per tahunnya.
Banyak faktor yang menyebabkan masalah sampah ini yang membuat kita terus berkutat di masalah ini, faktornya adalah peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari.  Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000], selanjutnya yang menjadi faktornya adalah penanganan sampah kota yaitu masalah biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan yaitu sekitar 500 TPA yang ada di Indonesia sebanyak 90 persennya bisa dikatakan tidak layak karena belum dikelola dengan sanitasi landfill," kata Asisten Deputi Urusan Pengendalian dan Pengelolaan Limbah Domestik, Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), Tri Bangun L Soni, di Yogyakarta, 21 Februari 2010. Dan faktor pendukung dari masalah ini tentunya didukung oleh ketidakpedulian manusia untuk membantu mengurangi jumlah sampah dengan mengelola secara mandiri atau menghemat penggunaan suatu barang yang nantinya akan menjadi sampah.
Pada salah satu berita yang dimuat secara online edisi Mei 2013 didapatkan info retribusi untuk pelayanan kebersihan. Pengenaan tarif untuk jenis rumah tinggal bergantung dengan dengan kualitas bangunan mewah, permanen, dan semi permanen. Selain itu juga ukuran luas rumah, dan posisi rumah apakah berada di pusat kota, tengah kota atau pinggir kota berbeda pengenaan tarif retribusi kebersihannya. Untuk rumah mewah di pusat kota dan berada di jalan utama dengan ukuran 250 m2 tarifnya Rp38.500, dibawah 250-101 m2 Rp27.500, dan dibawah 100 m2 tarifnya Rp19.500. Rumah permanent berada di pusat kota dan di jalan utama dengan ukuran 250 m2 tarifnya Rp 27.500, dibawah 250-101 m2 Rp19.250, dan dibawah 100 m2 tarifnya Rp 13.750. Sedangkan rumah semi permanent di pusat kota dan berada di jalan utama dengan ukuran 250 m2 tarifnya Rp 19.250, dibawah 250-101 m2 Rp13.750, dan dibawah 100 m2 tarifnya Rp 11.000.

Walaupun sudah banyak uang hasil retribusi, sudah mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab dari masalah sampah yang ada, dan sudah banyak penelitian yang memuat solusi dari masalah sampah ini, namun kita tetap saja berkutat dalam masalah ini. Menurut saya yang terpenting bukan hanya seberapa banyak program yang dikerjakan pemerintah, namun membangun rasa kepedulian masyarakat dengan lingkungan agar apa yang mereka lakukan baik untuk lingkungan mereka juga. Namun membangun rasa kepedulian bukanlah hal yang mudah, namun kita sebagai generasi muda yang harus dapat berdampak dan berbuat untuk memberantas masalah sampah yang ada, bisa dengan mengadakan penyuluhan ke antar sekolah, adanya kegiatan anak muda membersihkan sampah yang ada dilingkungan sekitar, membuka kelas untuk pengelolaan sampah, dan kita harus saling mengingatkan antara sesama makhluk di dunia ini untuk menghemat / mengurangi jumlah barang yang nantinya akan menjadi sampah.

                                                                           Riani M. Sihombing
                                                                           Manajemen 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?