SARASEHAN : The New You: Optimalisasi Pengembangan Diri Menuju Versi Terbaikmu
SARASEHAN
"The New You: Optimalisasi Pengembangan Diri Menuju Versi Terbaikmu"
Diskusi
training daring yang bertemakan Self Improvement bertajuk “The New
You: Optimalisasi Pengembangan Diri Menuju Versi Terbaikmu” merupakan
kegiatan diskusi yang dilaksanakan oleh Campus Concern FEB USU di Semester B
tahun 2024. Adapun yang menjadi sasaran kualitas dari kegiatan diskusi ini
adalah agar peserta diskusi (AKK) semakin dibukakan wawasannya mengenai cara
untuk dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, baik secara
lisan maupun tulisan serta memperkuat keterampilan manajemen waktu dan
prioritas, dan sasaran berikutnya ialah agar peserta diskusi (AKK) semakin
termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan analitis dalam
memecahkan masalah serta meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan.
Diskusi
ini dilakukan pada hari Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 13.00 WIB secara virtual
melalui Zoom Meeting. Adapun jumlah peserta diskusi yang hadir dalam training
ini adalah sebanyak 15 AKK dan keseluruhan 21 partisipan. Pemateri dari
sarasehan ini adalah Jeffrey Angkasa (Direktur KSPM USU 2023-2024/Psikologi
2020), dan dimoderatori oleh Welfria Tamelda (Akuntansi 2020). Training ini
diawali dengan perkenalan diri oleh moderator, lalu dilanjutkan oleh ibadah
singkat dan doa pembuka yang dibawakan oleh moderator. Selanjutnya, moderator
mempersilahkan pemateri untuk dapat memberikan pemaparan mengenai topik bahasan
ini.
Secara
garis besarnya, training ini membahas strategi dan keterampilan yang dibutuhkan
mahasiswa untuk tumbuh secara optimal, mulai dari membangun jaringan dan
kolaborasi hingga peran aktif mahasiswa dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Peserta diajak untuk memahami bahwa pengembangan diri bukan hanya tentang
peningkatan kemampuan individu, tetapi juga tentang kontribusi aktif dalam
masyarakat. Training ini menginspirasi mahasiswa untuk menjadi generasi emas
2045 yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Pemateri
membuka diskusi dengan mengajak peserta untuk menyadari apa itu “Pengembangan
Potensi Diri”. Seperti halnya yang membutuhkan ragi untuk mengembang, individu
juga membutuhkan proses untuk berkembang, seperti keinginan yang terus mau
belajar, menjalin relasi, dan lain sebagainya. Ditekankan juga bahwa impianlah
yang mendorong atau memotivasi setiap individu untuk semakin belajar dan
belajar dalam hidupnya.
Lalu,
pemateri menekankan pentingnya pengembangan diri bagi mahasiswa, terutama dalam
menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Peserta diajak untuk menyadari
bahwa kemampuan adaptasi, fleksibilitas, serta pengembangan soft skills seperti
kemampuan berkomunikasi dan berjejaring menjadi kunci kesuksesan. Oleh karena
pengembangan diri ini juga meningkatkan employability, mahasiswa juga
perlu memotivasi dirinya sendiri agar memiliki daya kompetitif yang lebih
tinggi dibanding lulusan dari daerah lain. Diskusi ini turut menginspirasi mahasiswa
untuk terus belajar dan mengembangkan diri untuk mengejar karir impian di perusahaan-perusahaan
ternama seperti Deloitte, KPMG, dan JP Morgan.
Selanjutnya,
pemateri menyoroti empat area penting: self-management, keterampilan
sosial, mindset growth, dan keterampilan teknis. Dalam self-management,
peserta diajak untuk mengelola waktu dan prioritas secara efektif, membangun
disiplin diri, serta konsisten dalam mencapai tujuannya. Dengan teknik
manajemen diri yang baik, peserta dapat mengurangi aktifitas yang kurang
bermanfaat. Sementara itu, keterampilan sosial yang dibahas meliputi komunikasi
yang efektif, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan kemampuan beradaptasi
dengan orang lain. Hal ini dapat diperoleh mahasiswa ketika mereka
berorganisasi.
Pemateri
kemudian menjelaskan mindset growth, yaitu mengubah pola pikir dari yang
statis (fixed mindset) menjadi pola pikir yang terus berkembang. di mana
hanya sebagian yang berhasil dimenangkan, sementara yang lain masih mengalami
kegagalan. Dari setiap kegagalannya, pemateri mengambil pembelajaran yang
berharga untuk perbaikan di kemudian hari. Pemateri juga mendorong peserta
untuk meningkatkan keterampilan teknis mereka melalui kursus online atau
platform pembelajaran lainnya, bahkan memanfaatkan media sosial dengan mengisi
algoritma eksplorasi yang berfokus pada materi pembelajaran.
Pemateri
juga menyajikan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan
pengembangan diri, yakni:
· Penetapan
Tujuan SMART: Pemateri menekankan pentingnya
memiliki tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki
batas waktu. Dengan tujuan yang jelas, peserta dapat lebih terarah dalam upaya
pengembangan diri.
· Konsistensi
dan Kebiasaan: Pemateri menyarankan peserta untuk
menerapkan konsep "atomic habits" yaitu memulai dengan
langkah-langkah kecil secara konsisten. Membangun rutinitas yang mendukung
pencapaian tujuan juga menjadi kunci penting.
· Evaluasi
Diri: Menekankan pentingnya melakukan evaluasi
diri secara berkala untuk mengukur kemajuan dan mengidentifikasi area yang
perlu diperbaiki.
· Mencari
Mentor: Mengajak kita untuk mencari sosok mentor
yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan dalam perjalanan pengembangan
diri. Bergabung dengan suatu komunitas juga memberikan banyak manfaat, sepeerti
menjalin lebih banyak koneksi profesional, hingga memperoleh bantuan dalam
pencarian lowongan pekerjaan.
Terakhir,
pemateri turut menekankan peran penting peserta selaku mahasiswa sebagai agen
perubahan (agent of change) dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Peserta
diajak untuk tidak hanya menjadi pelajar yang pasif, tetapi juga aktif
memberikan solusi inovatif atas permasalahan bangsa. Selain itu, peserta juga
didorong untuk memiliki kesadaran sosial dan lingkungan yang tinggi, serta
terlibat aktif dalam proses pembuatan kebijakan publik. Dengan kata lain, peserta
diajak untuk tidak hanya fokus pada studi akademik, namun juga berkontribusi
secara langsung dalam pembangunan bangsa, baik melalui riset, kewirausahaan,
maupun partisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan politik.
Setelah
materi selesai dipaparkan, moderator memandu jalannya sesi tanya jawab.
Pertanyaan
pertama diajukan oleh Adriel Nicholas yakni, "Selama pengalaman
pemateri sebagai ketua KSPM atau dalam berbagai lomba seputar pasar modal,
bagaimana cara Pemateri berkomunikasi dengan beragam orang atau stakeholder
agar bisa tetap terhubung dan menjaga jaringan? Selain itu, apa langkah konkret
yang diterapkan pemateri untuk meningkatkan kemampuan komunikasi?"
Pemateri
menjawab, "Ada cerita dari teman-teman yang lain mengenai bagaimana
mereka berhasil menjangkau orang melalui berbagai media, seperti email,
LinkedIn, atau dengan menghubungi mereka secara langsung. Misalnya, kita bisa
menghubungi seseorang lewat copychat, atau melakukan diskusi melalui Zoom. Ini
semua sangat bermanfaat bagi kita untuk memperluas jaringan, dan sering kali
berhasil. Untuk meningkatkan komunikasi, baik dalam organisasi maupun di luar
organisasi, secara umum komunikasi itu sangat penting karena cara kita
berbicara mempengaruhi persepsi orang terhadap kita. Mengenai peningkatan
public speaking, hal itu lebih banyak didapatkan dari pengalaman dan latihan.
Dengan terus berlatih, kita akan semakin yakin dan keterampilan berbicara kita
akan semakin baik, sehingga bisa lebih mudah dipahami dan lebih enak
didengar."
Pertanyaan
kedua diajukan oleh Agnes Tiovany, yang bertanya, "Pemateri
sudah mengalami berbagai kegagalan dalam berbagai kompetisi yang diikuti.
Bagaimana cara Pemateri tetap semangat untuk mencoba lagi, tidak menyerah, dan
terus berusaha setelah mengalami kegagalan sebanyak itu? Apa yang membuat Pemateri
tetap mau bangkit dan mencoba lagi?"
Pemateri
menjawab, "Kegagalan sering kali menjadi sumber demotivasi, dan itu
adalah hal yang wajar. Setiap lomba membutuhkan persiapan yang panjang, dan hal
lainnya, seperti tugas kuliah, bisa membuat semuanya terasa lebih berat.
Setelah mengalami kegagalan, sering kali kita merasa terpuruk. Namun, saat-saat
seperti ini seharusnya menjadi kesempatan untuk refleksi diri, untuk
mengevaluasi apa yang perlu dikembangkan. Kegagalan bukanlah alasan untuk
berhenti berusaha, tetapi menjadi tantangan untuk bangkit kembali. Yang
terpenting adalah mengubah mindset kita: setelah gagal, kita harus bertekad
untuk mencoba lagi, terus mencari kekurangan kita, dan berusaha
memperbaikinya."
Agnes
kemudian bertanya kembali, "Jika kegagalan tetap terjadi, apakah Pemateri
tetap menganggap hal tersebut sebagai tantangan?"
Pemateri
menjawab, "Tentu saja, kita tidak bisa memastikan kegagalan itu akan
selalu menjadi tantangan yang lebih baik. Meskipun kita sudah berusaha sebaik
mungkin, kegagalan tetap bisa terjadi. Namun, kita harus kembali melihat
kegagalan itu sebagai kesempatan untuk belajar. Cari tahu apa yang salah dan
perbaiki untuk ke depannya. Saya pribadi, semakin sering gagal, semakin
semangat dan merasa tertantang untuk mencoba lagi. Jika merasa terhambat, kita
juga bisa mencoba hal lain, misalnya berpindah dari topik atau bidang yang
biasa dikerjakan, seperti dari paper ekonomi ke paper di bidang lain. Hal ini
juga bisa menjadi solusi dan tantangan baru. Jika ingin mengeksplorasi diri
lebih lanjut, kita bisa mencoba berbagai hal baru."
Pertanyaan
ketiga diajukan oleh moderator sendiri: "Tadi, Pemateri
menyebutkan bahwa dasar untuk mengembangkan diri adalah niat dari dalam diri
kita sendiri. Pemateri juga menyukai membuat to-do list dan journaling untuk
memantau hal-hal yang telah dilakukan setiap hari. Bagaimana awal mula Pemateri
mulai melakukan journaling ini, hingga akhirnya manajemen waktu Pemateri
menjadi lebih baik seperti sekarang?"
Pemateri
menjawab, "Alasan saya mulai membuat to-do list atau journaling adalah
untuk memudahkan pengaturan waktu, agar tidak lupa apa yang harus dilakukan di
tengah padatnya jadwal. Dengan to-do list, kita bisa bekerja secara lebih
maksimal, dan pekerjaan di hari tertentu tidak akan terhambat. Menyusun to-do
list juga sangat membantu, tidak hanya untuk kegiatan sehari-hari, tetapi juga
untuk persiapan lomba atau tugas kuliah yang perlu diselesaikan. Hal ini sangat
membantu dalam mengurangi stres, karena biasanya stres muncul saat kita tidak
memiliki rencana tindakan untuk menyelesaikan tugas, yang kemudian menumpuk dan
membebani pikiran kita. Dengan merencanakan dan menyelesaikan tugas lebih awal,
kita bisa mengurangi stres dan mengatur waktu dengan lebih baik."
Moderator
kemudian melanjutkan, "Tadi Pemateri juga menyebutkan tentang konsep atomic
habits. Bagaimana pengalaman Pemateri dengan penerapan atomic habits dan
dampaknya?"
Pemateri
menjelaskan, "Saya pernah membaca bahwa jika kita sudah terbiasa
melakukan sesuatu selama sebulan, hal itu akan menjadi kebiasaan. Jika kita
memiliki rencana untuk melakukan sesuatu, kita harus membiasakan diri agar
tidak menunda-nunda, sehingga tujuan kita bisa tercapai. Lakukanlah kebiasaan
kecil sejak dini. Misalnya, kita bisa menggunakan media sosial sebagai saluran
pembelajaran ringan. Dengan memasukkan materi pembelajaran, seperti finance,
market update, atau topik lain yang ingin dipelajari, dalam algoritma
eksplorasi media sosial kita, kita bisa membiasakan diri belajar meski hanya 10
menit sehari. Dalam pengalaman saya, meskipun saya mahasiswa psikologi, saya
memiliki minat mempelajari bidang keuangan dan pasar modal bahkan trading,
sehingga saya tetap memaksakan diri untuk belajar materi keuangan sedikit demi
sedikit. Jika sudah terbiasa, durasi belajarnya bisa ditambah."
Sebagai
closing statement, pemateri menyampaikan bahwa penting untuk mulai
mengembangkan diri sejak sekarang. Pemateri mengajak peserta untuk membayangkan
lima tahun ke depan, memikirkan apa yang ingin dicapai dalam hidup dan apa saja
impian yang ingin diwujudkan. Impian-impian tersebut harus mulai dikerjakan
sejak saat ini dengan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan. Pemateri
menekankan bahwa "waktu terbaik untuk memulai adalah kemarin, dan waktu
terbaik berikutnya adalah sekarang (the best time to start was yesterday,
the next best time is now)." Untuk mengurangi penundaan, kita harus
langsung melaksanakan apa yang dapat dikerjakan saat ini.
Kegiatan
ini pun berakhir dan ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada pembicara oleh
sekretaris Campus Concern 2024, lalu doa penutup dan dokumentasi.
Komentar
Posting Komentar