Peran Mahasiswa Dalam Mendorong Inovasi Untuk Blue Economy Yang Berkelanjutan

 Peran Mahasiswa Dalam Mendorong Inovasi Untuk Blue Economy Yang Berkelanjutan

Oleh : Dela Okta Maduma Siahaan

        Blue Economy merupakan pendekatan pembangunan yang menitikberatkan pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan pelestarian lingkungan. Dalam konteks ini, mahasiswa memiliki peran strategis sebagai generasi muda yang inovatif, kritis, dan berpendidikan. Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai agen perubahan, tetapi juga sebagai pionir dalam menciptakan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan lingkungan dan sosial di sektor maritim. Melalui penelitian, teknologi tepat guna, serta pemberdayaan masyarakat, mahasiswa dapat mendorong pengelolaan sumber daya laut yang efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama. 

        Sebagai aktor penting dalam ekosistem pembangunan, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan pemerintah, akademisi, dan masyarakat pesisir guna mengembangkan inisiatif Blue Economy yang inovatif. Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi maritim, tetapi juga memastikan keberlanjutan ekosistem laut sebagai warisan untuk generasi mendatang. Secara garis besar, Blue Economy adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan menjaga kesehatan ekosistem laut. Konsep ini muncul pada awal tahun 2000-an yang dipelopori oleh Gunter Pauli dalam bukunya The Blue Economy: 10 Years, 100 Innovations, 100 Million Jobs, yang menekankan potensi besar lautan sebagai sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pendekatan berkelanjutan yang dimaksud adalah inti dari konsep blue economy, yang menekankan pentingnya menjaga kelestaria sumber daya laut sambil memanfaatkan potensi ekonomi yang ada. 

        Dalam konteks ini, ada beberapa aspek kunci yang perlu diperhatikan salah satunya adalah pengelolaan berkelanjutan. Pengelolaan berkelanjutan berarti menggunakan sumber daya laut dengan cara yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga menjaga kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan. Adapun Konsep Dasar Blue Economy yaitu Pemanfaatan Sumber Daya Laut yang Berkelanjutan Keseimbangan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan, Inovasi dan Teknologi Ramah Lingkungan.

        Konsep ini menekankan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut seperti perikanan, energi terbarukan (angin laut, ombak, dan pasang surut), mineral dasar laut, hingga pengembangan ekowisata yang ramah lingkungan. Tujuannya adalah memastikan bahwa laut tetap menjadi sumber kehidupan dan peluang ekonomi, tanpa mengorbankan keseimbangan ekologisnya. Untukmewujudkannya, prinsip keberlanjutan menjadi landasan utamayang meliputi aspek ekologis, ekonomi, sosial, serta integrasi kebijakan. Pendekatan pembangunan yang mengoptimalkan potensi ekonomi laut secara berkelanjutan tujuannya adalah menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Konsep ini semakin relevan bagi negara-negara maritim, seperti Indonesia, yang memiliki sumber daya laut melimpah. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana memastikan pengelolaan sumber daya laut tidak merusak ekosistem. Inilah mengapa mahasiswa, sebagai generasi muda yang inovatif, memiliki peran kunci dalam mendukung implementasi Blue Economy yang berkelanjutan.

        Blue Economy, sebagai pendekatan pembangunan ekonomi yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian ekosistem laut, membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa. Sebagai generasi muda dengan akses pada pendidikan, teknologi, dan inovasi, mahasiswa memiliki peran strategis untuk mendorong transformasi dalam pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.

Mengapa Blue Economy Penting?

Laut menyumbang lebih dari 70% oksigen dunia dan menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati terbesar. Ekonomi maritim memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan nasional banyak negara, terutama negara kepulauan seperti Indonesia. Blue Economy menawarkan solusi untuk tantangan global seperti perubahan iklim, penurunan stok ikan, dan kerusakan habitat laut.

        Sebagai agen perubahan sosial, mahasiswa memiliki kemampuan untuk memengaruhi dan memberdayakan komunitas pesisir melalui program pengabdian masyarakat. Melalui kegiatan seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat lokal tentang pentingnya keberlanjutan laut dan cara-cara praktis untuk menjaga ekosistem pesisir.

        Sebagai contoh, mahasiswa dapat mengajarkan teknik budidaya laut yang ramah lingkungan, seperti budidaya rumput laut atau kerang yang tidak merusak habitat laut. Mereka juga dapat membantu masyarakat memahami manfaat ekowisata sebagai alternatif sumber penghasilan yang berbasis kelestarian alam.

        Dengan pendekatan yang inklusif, mahasiswa mampu menjembatani pengetahuan akademis dengan praktik lokal, menjadikan komunitas pesisir sebagai mitra aktif dalam upaya pelestarian laut. Keberadaan mahasiswa tidak hanya memberikan dampak langsung kepada masyarakat tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga laut sebagai sumber kehidupan.

        Sebagai individu yang memiliki latar belakang akademik di bidang ekonomi dan bisnis, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) memiliki peran strategis dalam mengimplementasikan dan mengembangkan konsep Blue Economy. Keahlian dalam analisis ekonomi, manajemen bisnis, dan kewirausahaan memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan sistem ekonomi maritim yang berkelanjutan, inklusif, dan inovatif. Salah satu contohnya yaitu Analisis Ekonomi dan Keberlanjutan

1.      Studi Kelayakan Proyek Maritim: Menganalisis peluang dan risiko investasi di sektor maritim, seperti budidaya laut atau pengelolaan pelabuhan.

2.      Ekonomi Sirkular di Sektor Laut: Merancang strategi untuk mengurangi limbah di sektor maritim melalui daur ulang, pemanfaatan kembali limbah, atau produksi yang lebih efisien.

3.      Valuasi Ekosistem Laut: Menghitung nilai ekonomi dari layanan ekosistem laut, seperti manfaat mangrove dalam melindungi pantai dari abrasi atau potensi karbon biru (blue carbon).

Meskipun mahasiswa memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam implementasi Blue Economy, mereka juga menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat partisipasi aktif mereka. Ada 2  tantangan utama yang sering dihadapi mahasiswa dalam mendukung Blue Economy yang berkelanjutan yaitu :

1.     Kurangnya Akses Informasi : Banyak mahasiswa belum memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep Blue Economy dan bagaimana mereka dapat terlibat di dalamnya.

2.     Minimnya Kurikulum Terkait : Tidak semua program studi memasukkan topik Blue Economy atau keberlanjutan laut dalam kurikulum mereka, sehingga pemahaman mereka terbatas pada sumber belajar nonformal.

Mahasiswa adalah salah satu elemen penting dalam implementasi Blue Economy. Sebagai sumber ide kreatif, agen perubahan sosial, dan peneliti masa depan, mahasiswa memiliki potensi besar untuk mendorong pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik. Dengan pemikiran inovatif, keterlibatan langsung di masyarakat, dan kontribusi melalui penelitian, mahasiswa dapat menjadi katalisator perubahan yang membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan. Dengan memaksimalkan peran mahasiswa, maka hal itu dapat membantu menciptakan masa depan laut yang sehat, produktif, dan bermanfaat bagi semua pihak. Laut bukan hanya warisan alam, tetapi juga tanggung jawab bersama, di mana mahasiswa memegang peranan kunci sebagai penggerak utamanya.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?