Kolaborasi Mahasiswa dengan AI di Era Society 5.0

 Kolaborasi Mahasiswa dengan AI di Era Society 5.0

Oleh : Adriel Nicholas Simanjuntak

Sebagai generasi penerus bangsa, para mahasiswa memiliki peran penting dalam kepemimpinan bangsa ini di masa depan. Mereka dituntut untuk menjadi individu unggul yang mampu berperan sebagai "agent of change" dan menjawab berbagai tantangan di zaman mendatang. 

Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadikan bangsa Indonesia sebagai negara yang maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi, diperlukan partisipasi aktif dari mahasiswa sejak saat ini. Salah satu hal yang dituntut adalah kemampuan mahasiswa dalam menguasai teknologi modern, diantaranya adalah Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan big data dalam rangka menjalankan program pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). 

Dalam menjalankan peran sebagai generasi penerus yang akan menjawab tantangan zaman, mahasiswa di Era Society 5.0 ini diperhadapkan dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Menurut Faadhillah Azzahra, salah satu sivitas ITS, mahasiswa sebagai generasi digital native memiliki kemampuan yang cepat dalam memahami dan mengadopsi teknologi baru. Kehadiran teknologi digital dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai peluang untuk mengembangkan keterampilan, mengakses informasi dengan lebih efisien, dan menjalin koneksi satu sama lain dengan lebih cepat (ITS, 2023). Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa saat ini terlibat dalam mengadopsi, bahkan berkolaborasi dengan teknologi.

Walaupun kehadiran AI banyak memancing pro dan kontra, teknologi ini dinilai bermanfaat dalam berbagai aspek, termasuk pekerjaan dan pendidikan. Memang sebelumnya, internet telah memberikan akses mudah kepada informasi, namun kini AI menawakan pengaksesan informasi yang lebih advance. 

Menurut IBM, AI merupakan teknologi memungkinkan komputer dan mesin untuk meniru kecerdasan manusia dalam kemampuannya untuk memecahkan masalah. Dengan kemampuan seperti machine learning dan deep learning, AI dapat mengembangkan algoritma yang diatur agar memiliki model seperti pemikiran manusia dalam pengambilan keputusan, belajar dari data, dan membuat prediksi yang semakin akurat dari waktu ke waktu. 

Di bidang pendidikan, AI telah memudahkan mahasiswa dalam pembelajarannya sehari-hari yang tentunya bisa meningkatkan diri mahasiswa apabila digunakan dengan bijak. Dengan bantuan AI, mahasiswa dapat dengan mudah dan cepat mengakses berbagai materi pembelajaran secara efisien dan mendetail dengan bahasa yang mudah dipahami. 

Contohnya, melalui platform chatbot seperti adanya ChatGPT dari OpenAI, mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan tentang materi yang sulit dipahami melalui chat, dan ChatGPT akan memberikan jawaban yang terperinci dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman serta preferensi/gaya belajar masing-masing mahasiswa. Demikian juga dalam pengerjaan tugas, AI juga dapat membantu mahasiswa dalam mencari ide penulisan, melakukan pengecekan kesalahan penulisan, dan melakukan perbaikan yang diperlukan.

Dari uraian tersebut, terlihat bahwa apabila mahasiswa mampu menggunakan teknologi AI secara bijak, kemudahan yang diberikan dapat menjadi dorongan bagi mahasiswa untuk meningkatkan inovasi dalam pengembangan ide-ide mereka dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah. Penting untuk diingat bahwa meskipun AI memberikan efisiensi, hal ini tidak boleh dianggap sebagai penghalang bagi kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Maka penggunaannya harus digunakan sebijak mungkin.

Apabila mahasiswa sudah mampu menggunakan AI secara bijak, sebaiknya mahasiswa dapat memilih untuk berkolaborasi dengan AI guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Mahasiswa dapat memanfaatkan bantuan AI untuk mengembangkan pola pikirnya saat mengerjakan proyeknya.

Misalnya, dalam penelitian, mahasiswa dapat juga berkolaborasi dengan AI dalam hal mengembangkan model prediksi, eksperimen, hingga membutuhkan analisis data dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Menurut Putri et.al. (2023), mahasiswa yang memiliki proyek penelitian dalam menggandeng AI untuk menggali lebih dalam data mereka, maka hasil penelitiannya lebih berkualitas. 

Untuk tingkat yang lebih lanjut lagi, apabila berminat terhadap AI, kedepannya mahasiswa juga dapat mengikuti berbagai kompetisi AI seperti hackathon atau tantangan pemrograman, dan juga ikut andil dalam mengembangkan aplikasi AI yang relevan dengan bidang studi mereka, seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, atau pengoptimalan proses bisnis. Mahasiwa juga dapat berkolaborasi dengan AI dalam menciptakan sesuatu misalnya seperti yang dilakukan para peneliti di Technical University of Delft (TU Delft) di Belanda dan École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL) di Swiss yang telah berkolaborasi dengan ChatGPT untuk merancang robot pemanen tomat untuk pasokan rantai makanan (dikutip dari www.unite.ai).

Dengan berpartisipasi aktif dalam mempelajari teknologi saat ini, sambil mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan zaman ke depan, mahasiswa dapat menghadapi perubahan teknologi yang ada, berkontribusi pada perkembangan teknologi, dan memanfaatkan AI secara efektif. 

Perlu diingat bahwa meskipun AI memberikan banyak manfaat kedepannya, mahasiswa harus sadar bahwa AI memiliki keterbatasan dibandingkan dengan kemampuan manusia. Misalnya, mahasiswa perlu memperhatikan masalah privasi dan keamanan data agar tidak disalahgunakan oleh sistem AI. Selain itu, meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi belajar, mahasiswa tetap harus mengasah keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. 

Hendaknya mahasiswa memanfaatkan AI sebagai alat bantu yang mendukung, bukan sebagai pengganti kemampuan manusia. Sebagai kesimpulan, meski mahasiswa di era Society 5.0 dapat memanfaatkan teknologi AI untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka, namun AI juga memiliki keterbatasan yang perlu disadari dan perihal pengembangan kemampuan mahasiswa tetap menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?