Stop Merasa Insecure!
STOP MERASA INSECURE!
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, insecure
merupakan perasaan tidak aman, tidak kuat, dan gelisah. Insecure merupakan tindakan dari emosi yang terjadi ketika kita
menilai diri sendiri lebih buruk atau inferior daripada orang lain. Insecurity
atau rasa tidak aman bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kesejahteraan
dan performa akademik mahasiswa.
Salah
satu faktor yang dapat menyebabkan ketidakamanan diri adalah tekanan akademik
yang tinggi. Seseorang seringkali merasa cemas dan takut tidak mampu mencapai
standar yang ditetapkan oleh universitas atau orang lain, beban studi yang
berat, persaingan yang ketat, dan ekspektasi yang tinggi dapat menciptakan rasa
tidak aman terkait dengan kemampuan akademik mereka yang memberikan dampak bagi
mahasiswa tersebut. Hal yang dapat menyebabkan rasa insecure di kalangan mahasiswa salah satunya adalah ketika melihat
pencapaian teman lebih daripada diri sendiri lalu mulai membandingkan dan
merasa rendah diri.
Tekanan
gaya hidup yang semakin tinggi di perkuliahan juga dapat mendasari rasa insecure. Di perkuliahan, tentunya kita
akan menemui berbagai macam orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Kita
bisa menemui mahasiswa yang berangkat kuliah dengan mengenakan pakaian yang
mahal dan gaya yang stylish, sehingga
akan membandingkan penampilan diri sendiri dengan orang lain. Status sosial
juga berperan penting dalam menciptakan rasa tidak aman di kalangan mahasiswa.
Mahasiswa seringkali terjebak dalam perbandingan sosial yang merugikan, dengan
melihat prestasi dan kehidupan yang sempurna dari orang lain. Rasa tidak puas
dengan diri sendiri dan perasaan kurang berharga dapat muncul karena
perbandingan tersebut. Kita tau bahwa saat ini media sosial sangat mempengaruhi
kaum muda dalam membentuk kepribadian yang dimana gampang untuk terpengaruh
dengan hal-hal duniawi.
Berikutnya
insecure dalam hal keuangan juga
merupakan faktor yang signifikan dalam menciptakan rasa tidak aman di kalangan
mahasiswa. Biaya kuliah yang tinggi, beban hidup, dan kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan dasar dapat memicu kekhawatiran dan stres terkait dengan masa depan
keuangan mereka. Selanjutnya juga tekanan emosional dan masalah kesehatan
mental seringkali dialami oleh seorang mahasiswa. Dimana tuntutan akademik yang
dimana membuat mahasiswa mengalami tertekan karena keadaan di lingkungan kampus
atau dikarenakan oleh teman-teman yang di lingkungan sekitar dan juga perubahan
lingkungan, tekanan keluarga, dan masalah pribadi yang dapat menyebabkan kecemasan,
depresi, dan ketidakamanan emosional. Mahasiswa mungkin merasa terisolasi dan
tidak mampu mengatasi tantangan yang mereka hadapi, yang kemudian dapat
mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan.
Upaya
dalam mengatasi insecurity di kalangan
mahasiswa yaitu tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang
holistik. Dimana beberapa langkah yang dapat diambil untuk hal ini yaitu: meningkatkan
kesadaran akan masalah ini dengan pendidikan dan diskusi terbuka tentang
ketidakamanan diri di kalangan mahasiswa dapat membantu mengurangi stigma yang
terkait dengan hal tersebut. Seminar, lokakarya, dan kampanye kesadaran dapat
memberikan informasi yang penting dan mempromosikan solidaritas antar
mahasiswa. Membangun lingkungan kampus yang inklusif dan mendukung. Kampus
harus menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif, di mana mahasiswa merasa
didengar, dihargai, dan diberdayakan. Fasilitas fisik yang nyaman, kebijakan
anti-pelecehan, dan sumber daya yang mudah diakses seperti pusat bantuan mahasiswa
dapat membantu mengurangi ketidakamanan.
Berikutnya
menyediakan layanan dukungan akademik dan konseling, kampus juga harus
memastikan ketersediaan layanan dukungan akademik dan konseling yang mudah
diakses bagi mahasiswa. Konselor yang berpengalaman dapat membantu mahasiswa
dalam mengatasi tekanan akademik dan emosional, sambil memberikan bimbingan
untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mengelola ketidakamanan diri.
Selanjutnya
mendorong kolaborasi dan dukungan sosial yang dimana seperti kelompok studi
atau organisasi mahasiswa, dan keluarga dapat membantu mengurangi rasa
terisolasi dan membangun jaringan dukungan sosial. Mengadakan kegiatan sosial
dan olahraga juga dapat meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Selanjutnya mempromosikan keseimbangan dan kesejahteraan holistik artinya
kampus harus mendukung pendekatan keseimbangan dan kesejahteraan holistik bagi
mahasiswa termasuk mempromosikan gaya hidup sehat, seperti tidur yang cukup,
makan dengan gizi seimbang, dan olahraga teratur. Mengedepankan kesadaran diri,
meditasi, dan kegiatan kreatif juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan
dan meningkatkan kesejahteraan mental. Terakhir, mahasiswa harus fokus pada
diri sendiri dan potensi yang dimilikinya. Kita harus mengetahui apa saja
minat, bakat, dan potensi yang kita miliki. Dengan mengetahui hal tersebut,
kita bisa berfokus untuk mengembangkan apa saja kelebihan kita dibandingkan
terpaku pada kelemahan dan membandingkan diri dengan orang lain.
Dengan
melakukan beberapa langkah untuk mencegah insecurity
tersebut dan meningkatkan self
development seseorang akan mengurangi dan mencegah rasa insecure tersebut. Jadi, alangkah jauh
lebih baik memperbaiki diri, mengembangkan diri daripada kebanyakan insecure dengan oranglain atau lingkungan
sekitar, dan tetap bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan dan diri sendiri
atas hal yang sudah dapat kita lakukan dan capai.
Komentar
Posting Komentar