(Ellys Sitorus, EP 2017)


Inovasi disruptif, pasti ada sebagian dari kita yang kurang memahami dan bertanya-tanya apa itu inovasi distruptif? Tahu tidak kenapa hal itu bisa terjadi? Hal itu bisa terjadi karena terkadang kita tidak mau mencaritahu tentang hal itu karena rasa “tidak mau tahu” kita yang sangat besar. Jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia inovasi disruptif berarti inovasi pengacau.

Istilah disruptive innovation dicetuskan pertama kali oleh Clayton M. Christensen dan Joseph Bower pada artikel “Disruptive Technologies: Catching the Wave” di jurnal Harvard Business Review (1995). Artikel tersebut sebenarnya ditujukan untuk para eksekutif yang menentukan pendanaan dan pembelian disuatu perusahaan berkaitan dengan pendapatan perusahaan dimasa depan. Kemudian pada bukunya “The Innovator’s Dilemma”, Christensen memperkenalkan model Disruptive Inovasi (The Disruptive Innovation Model). Dimana kemampuan pelanggan untuk memanfaatkan sesuatu yang baru dalam satu lini. Dimana lini terendah adalah pelanggan yang cepat puas dan yang tertinggi digambarkan sebagai pelanggan yang menuntut. Distribusi pelanggan ini yang secara median nya bisa diambil sebagai garis putus-putus untuk menerapkan teknologi baru.

Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah sebuah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Inovasi disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara yang tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar yang baru dan menurunkan harga pada pasar yang lama. Nah, dari sini kita dapat tahu bahwa hal tersebut adalah suatu inovasi yang mampu menciptakan sesuatu barang jasa yang baru tetapi dapat menurunkan harga barang jasa yang sebelumnya. Hal ini merupakan salah satu dasar mengapa dia dikatakan sebagai pengacau.

Sebenarnya disrupsi ini sudah terjadi sejak lama. Namun disrupsi yang terjadi akhir-akhir ini semakin cepat karena pengaruh dari teknologi terkhusus teknologi informasi yang dengan mudah diakses dimanapun dan kapan pun. Sebagai contoh wikipedia.

Kehadiran wikipedia menurunkan penjualan ensiklopedia fisik di toko buku. Seperti yang kita tahu dahulu banyak yang mau pergi ke toko buku untuk mencari maupun membeli ensiklopedia sebagai referensinya. Tetapi pada kala ini, sudah hampir tidak ada lagi yang mau pergi ke toko buku hanya untuk ensiklopedia dikarenakan wikipedia. Tentu saja hal ini mampu membuat pasar dari ensiklopedia menurun bahkan merugi. Itulah sebabnya dikatakan bahwa wikipedia merupakan suatu inovasi pengacau.

Munculnya Wikipedia menimbulkan banyak pro dan kontra dikalangan konsumen. Dampak negatifnya seperti:
  • Data yang disajikan kurang akurat, seperti dilansir liputan6.com 90% Artikel di Wikipedia tidak akurat
  • Kurangnya ketertarikan dalam membaca buku, seperti yang kita lihat bahwa pada zaman sekarang ini sudah banyak yang hanya berfokus pada gadgetnya dan sudah hampir jarang kita temukan ada orang yang mau membaca buku
  • Terlena dengan perkembangan teknologi yang memicu sifat hedonisme
  • Kurangnya rasa sosialisasi, dikatakan berkurangnya rasa sosialisasi karena kita hanya akan berfokus pada gadget kita dan kita menjadi jarang bersosialisasi dengan sekitar kita
Walaupun wikipedia merupakan pengacau bagi ensiklopedia dan memiliki dampak yang buruk, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dia juga memiliki dampak yang baik bagi konsumennya. Dikatakan dampak yang baik itu adalah dampak yang dapat menguntungkan si konsumen, seperti:
Lebih cepat dalam mencari informasi, dikatakan lebih cepat karena kita tinggal mengetik saja di gadget tanpa membolak-balikkan lembar buku ensiklopedia
Tidak perlu pergi ke toko buku, kita tidak perlu letih untuk pergi ke toko buku karena kita dapat mengakses wikipedia dimanapun kita berada dan kapanpun kita mau mengaksesnya
Tidak mengeluarkan biaya, kita tidak harus mengeluarkan biaya untuk pergi ke toko buku dan tidak perlu membeli buku nya dengan harga yang tidak terjangkau
Menghemat kertas/ pohon, dimana mereka tidak harus banyak mencetak buku yang dapat merusak pohon, karena kita tahu bahwa bahan baku kertas adalah pohon. Dari hal ini kita juga sudah membantu dalam pengurangan penebangan hutan.

Inovasi disruptif itu tidak hanya sebagai pengacau yang buruk tetapi juga baik hati karena memiliki dampak yang menguntungkan bagi konsumennya seperti yang sudah tertera diatas. Inovasi itu baik karena dapat mengembangkan suatu barang dan jasa yang dapat menarik perhatian konsumen dan inovasi juga dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi saat ini, karena semakin maju zaman maka semakin banyak permintaan konsumen yang hendak dipenuhi. Jadi disruptif itu tidak selamanya berdampak buruk tapi ada kebaikan yang dibawa dan seharusnya kita sebagai mahasiswa bersiap untuk menerima kebaikan tersebut dan bukan mengeluh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?