ANAK MUDA UNTUK INDONESIA (oleh Devi Ratnasari Simbolon)
Setiap 20 Mei kita memperingati Hari
Kebangkitan Nasional, sebuah hari pengingat zaman ketika tokoh pergerakan
nasional maju ke gelanggang sejarah dan menyampaikan sikap mereka yang tegas
untuk kemerdekaan Indonesia di kemudian hari.
Fajar kesadaran nasional itu ditandai
berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Meskipun masih bersifat lokal dan
bahkan didominasi kumpulan priyayi, Budi Utomo telah membangunkan perlunya
berorganisasi. Van Deventer menulis di majalah De Gids: “Het Wonder is
geschied, Insulinde de schooner slaapter, is ontwaakt” (Sesuatu yang ajaib
telah terjadi. Insulinde, putri cantik yang tertidur telah terbangun). Sejak
itu muncullah berbagai organisasi pergerakan dipelopori para mahasiswa dan
intelektual yang tercerahkan.
Kini kita mengenang rintisan perjuangan
mereka itu telah mengantarkan Indonesia pada persatuan nasional melewati Sumpah
Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ditebus
dengan darah dan air mata, harta dan nyawa. Perjuangan tanpa pamrih, tanpa
pikir panjang, tanpa tawar-menawar telah menggariskan tinta emas keteladanan.
Sikap dan karakter yang penuh perjuangan yang ditunjukkan para
pendiri Republik hampir tak tersisa kepada kita. Kapan lagi kita mendapatkan
para pemimpin seperti itu, pemimpin yang menyerahkan jiwa raga bagi rakyatnya.
Apa yang hendak kita katakan pada Sutomo, Wahidin, Tjipto, Suwardi, Soekarno,
Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan ribuan pejuang yang telah mewariskan Indonesia
kepada kita. Akankah kita ingat perjuangan dan cita-cita mereka? Akankah kita
mampu mensejahterakan dan membahagiakan rakyat? Inilah sebuah renungan di
tengah ingar-bingar ketakjelasan masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan
yang lemah. (Demokrasi.com)
Begitu pentingnya peranan anak muda
dewasa ini, mereka mampu menggetarkan dunia dengan intelejensinya. Satu per
satu, bahkan berkelompok harus maju membangun bangsa dan negaranya, ditengah
multikulturalisme menjangkau setiap wawasan membentuk kepaduan dalam membangun
tekat
untuk negeri.
Indonesia adalah negara dengan multikulturalisme, banyak integrasi yang harus
dijalin. Salah satunya budaya merupakan simbol sebuah bangsa. Indonesia
merupakan negara yang memiliki keragaman budaya dan hal itu dapat menjadi
kebanggan untuk kita. Memperkenalkannya ditengah dunia adalah hal yang pasti.
Anak muda, mahasiswa, mereka diperlukan
untuk hal semacam ini. Maka untuk itu peran yang dapat diambil, kita boleh
mengaplikasikannya pada momentum Hari Kebangkitan Nasional, berbagai kegiatan
bisa dilakukan, tentunya hal itu mengandung nilai kepositifan. Misalnya, pertunjukan budaya dari berbagai
suku, lomba
tarian suku dilingkungan universitas atau bisa membuka peluang untuk suku lain
dari universitas lain (eksternal), lomba bahasa daerah, Cerdas
Cermat Budaya (CCB) yang
mengkombinasikan antara bahasa daerah dengan alat musik dan etika daerah atau
hal lainnya sekreatif mungkin. Kalau
bukan sekarang, kapan lagi?
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Ayo anak muda! Tunjukkan kontribusimu demi kemajuan bangsamu.
Komentar
Posting Komentar