Buku dan Semesta Pendidikan

Buku sangat karib dengan semesta pendidikan negeri ini. kesejahteraan, hal yang menjadi utama dalam pendidikan . Jika hal ini dapat dipahami dengan saksama, implementasinya bakal semakin mendunia khususnya untuk negeri ini, Indonesia kita. Pengimplementasian itu, pada gilirannya akan dirasakan oleh masyarakat, bangsa dan dunia sewaktu pemuda negeri ini menjunjung tinggi pendidikan demi mendapatkan pemerataan kesejahteraan.

Ironisnya, dalam hal menjunjung tinggi pendidikan bangsa ini masih gagal. Hal ini dapat dilihat bagaimana dari sikap masyarakat terhadap buku masih apatis. Di berbagai sekolah, institusi pendidikan bahkan universitas dan diluar lembaga pendidikan dapat dilihat bagaimana sikap masyarakat yang sering apatis terhadap buku. Ini tentu saja memprihatinkan karena mewujudkan kesejahteraan melalui via pendidikan akan menjadi rintangan terbesar tanpa adanya daya minat sumber daya manusia Indonesia terhadap membaca buku. Untuk menyingkirkan rintangan tersebut masyarakat perlu menilik balik fakta kekariban dari buku dengan pendidikan.

Fungsi dan peranan buku adalah: (a) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran, serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan. (b) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa. Selain itu, juga berfungsi sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan untuk memperoleh keterampilan-keterampilan ekspresional di bawah kondisi yang menyerupai kehidupan sebenarnya. (c) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi. (d) Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya, harus menarik, menantang, merangsang, dan bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut. (e) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis. (f) Di samping sebagai sumber bahan, buku teks juga berperan sebagai sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna (Green dan Petty, dalam Tarigan 1986). Dengan menilik kembali fungsi dan peranan buku ini, diharapkan semakin banyak masyarakat meningkatkan daya minat dalam membaca buku. Bahkan pemerintah pun menetapkan tanggal 17 Mei hari buku nasional untuk meningkatkan daya minat membaca masyarakat Indonesia. Ide awal pencetusan Hari Buku Nasional ini datang dari golongan masyarakat pecinta buku, yang bertujuan memacu minat atau kegemaran membaca di Indonesia, sekaligus menaikkan angka penjualan buku. Hari buku Nasional ini diharapkan dapat meningkatkan dan melestarikan budaya membaca buku, karena dengan terciptanya budaya membaca yang baik dan teratur maka ilmu pengetahuan akan semakin bertambah.

Apabila melihat potret realitas Indonesia saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa minat baca masyarakat Indonesia memang masih tergolong minim. Kepala Kantor Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih menyatakan bahwa ‘sebanyak 10% masyarakat Indonesia yang umurnya dibawah 10 tahun gemar membaca, dan 90% penduduk gemar nonton televise dan tidak suka membaca. Artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Berdasarkan data UNESCO, persentase minat baca anak Indonesia sebesar 0,01%. Artinya, dari 10.000 anak bangsa, hanya satu saja yang memiliki minat membaca. Anak-anak Indonesia kini lebih gemar menghabiskan waktunya dengan smartphone dan gadget-nya ketimbang membaca buku. Fenomena ini memang terjadi di sekitar kita. Anak-anak lebih senang menghabiskan waktunya untuk Instagram-an, Facebook-an, atau menonton Youtube, update status, mention, retweet dan lain-lain. Budaya pop yang telah menggurita ini membuat banyak kalangan muda menjadi malas untuk membaca buku. Ironisnya, perpustakaan yang seharusnya digunakan para siswa untuk mencari buku-buku referensi justru sangat jarang sekali dikunjungi. Mereka lebih senang main gadget atau nongkrong bersama teman-temannya. Sedikit sekali yang menghabiskan sebagian waktunya untuk membaca lembaran-lembaran tulisan yang penuh dengan ilmu pengetahuan tersebut. Padahal dengan membaca buku akan banyak informasi yang bisa didapatkan dan lebih komprehensif, khususnya dalam hal pendidikan sehingga daya saing anak-anak Indonesia dalam semakin tinggi  yang pada akhirnya mampu menjenjang pendidikan hinga taraf internasional. Tentunya ini akan berdampak dengan semakin banyaknya anak-anak Indonesia yang siap dipakai di dunia lampangan pekerjaan yang bermutu tinggi akibat sumber daya manusia yang sudah memiliki daya saing tinggi. Hal ini lah yang akan membantu pemberantasan kemiskinan di negeri ini.

Melalui hari buku Nasional ini, mari kita kembali melestarikan budaya membaca buku. Bersama-sama kita kembalikan budaya membaca di lingkungan sekitar kita.



Merliana Jasri Sipayung -140501077 
Ekonomi Pembangunan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?