KELAS MENULIS 2 PENTINGNYA WRITING SKILL DALAM COPYWRITING
KELAS MENULIS SESI 2
“Pentingnya
Writing Skill Dalam Copywriting”
Kelas
Menulis yang diadakan pada tanggal 06 Mei 2023 merupakan kelas menulis sesi
kedua yang diselenggarakan oleh Divisi Kajian dan Tulisan Campus Concern FEB
USU. Kelas menulis ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui bagaimana hasil
dan penilaian tugas copywriting yang diberikan oleh Juhendri Chaniago
sebagai pemateri kelas menulis.
Kelas
menulis tersebut dibawakan oleh Nely Desiliyani Hutabarat sebagai moderator
yang memimpin dan mengatur berlangsungnya acara. Kelas menulis pada sesi kedua
ini dilaksanakan melalui Zoom Cloud Meeting dan dimulai dengan ibadah singkat
yang dibawakan oleh moderator. Kemudian dilanjutkan dengan sapaan selamat
datang dari moderator kepada peserta dan pemateri. selanjutnya moderator
menginformasikan bahwa sebelum pemaparan hasil koreksi dari copywriting peserta,
terlebih dahulu akan dilaksanakan sebuah kuis untuk me-review kembali materi
yang sudah disampaikan oleh pemateri pada kelas menulis sesi pertama. Kuis
dilaksanakan selama 10 menit dengan sistem pengerjaan kuis secara online
melalui situs Quizziz. Setelah kuis selesai, moderator mempersilakan pemateri
untuk melakukan pemaparan terhadap hasil copywriting peserta yang sudah
dikoreksi dan akan dilanjutkan dengan sesi pertanyaan.
Copywriting
pertama yang dikoreksi oleh pemateri adalah copywriting yang ditulis
oleh Fiora. Pada copywriting pertama yang dikoreksi, pemateri
menyampaikan bahwa penulis tidak membuat Headline, ataupun semacam judul dari copywriting
tersebut. Pemateri juga menyampaikan bahwa Headline menjadi hal yang penting
untuk diperhatikan karena menjadi kalimat pokok di awal copywriting. Selain
itu pemateri juga memberikan saran untuk headline yang cocok yang dapat
digunakan penulis, agar headline yang dicantumkan mampu merangsang dan menarik
minat dari target market. Penulis
juga penting memperhatikan kata-kata yang diulang, apakah pengulangan bertujuan
untuk mempertegas atau justru sebenarnya kata-kata tersebut sebaiknya tidak
diulang. Dalam copywriting pertama yang diperiksa oleh pemateri, penulis
sudah mencantumkan manfaat juga sudah menggunakan kalimat sugesti untuk menarik
minat pembaca, sayangnya pada bagian call to action tidak secara jelas
dicantumkan kemana pembaca harus melakukan pemesanan, sebaiknya penulis
mencantumkan nomor WhatsApp atau Instagram yang dapat digunakan pembaca untuk
menghubungi penjual.
Selanjutnya
pemateri mengoreksi copywriting yang ditulis oleh Adriel. Pemateri
menyampaikan bahwa copywriting yang dibuat sudah bagus, dimana terdapat headline dalam yang dapat merangsang
pembaca, namun pemateri menyarankan agar headline
yang dibuat tidak hanya memuat produk tapi juga mengandung informasi untuk
siapa produk tersebut, sehingga headlinenya jelas untuk siapa dan target marketnya
jelas. Penulis juga sudah membuat elemen agitasi dengan baik. Kalimat yang
digunakan penulis juga sudah mampu membangun imajinasi pembaca. Selain itu pemateri
menjelaskan bahwa deskripsi yang dibuat dalam copywriting tersebut
terlalu panjang, penulis juga harus menghindari bahasa yang baku atau bahasa
makalah. Pemateri juga menyampaikan bahwa dalam copywriting, manfaat
harus lebih ditonjolkan dibandingkan fitur, selain itu penggunaan kata yang
lebih akrab juga perlu diperhatikan. Kelebihan lainnya sudah adanya elemen call
to action yang terdapat pada bagian akhir copywriting.
Copywriting ketiga yang dikoreksi
adalah copywriting yang ditulis
oleh Kristin Olive, pemateri menyampaikan bahwa copywriting yang ditulis
sudah bagus, penulis juga sudah menggunakan kata-kata yang akrab, selain itu
sudah terdapat elemen call to action yang dapat meyakinkan pembaca, namun
sayangnya penulis tidak mencantumkan headline,
maka pada sesi koresi tersebut pemateri memberikan contoh headline yang cocok
unutk digunakan, selain itu tidak ada agitasi di dalamnya, alamat untuk
melakukan pemesanan juga tidak secara jelas disampaikan,apakah pemesanan
dilakukan melalui WhatsApp, Instagram atau sarana lainnya. Kelebihan lainnya
terdapat elemen bonus didalam copywriting tersebut.
Copywriting keempat yang dikoreksi
adalah copywriting yang ditulis oleh Henni Pangaribuan, pemateri
menyampaikan beberapa kekurangan dari copywriting tersebut, yaitu: penulis
tidak mencantumkan headline di dalamnya, elemen call to action
diletakkan di awal padahal seharusnya call to action berada di bagian
akhir, bahasa yang digunakan masih bersifat artikel dan tidak terdapat agitasi
di dalamnya, selain itu penggunaan kalimat yang lebih efektif juga penting
untuk diperhatikan oleh penulis. Walaupun demikian, copywriting tersebut
sudah memuat tentang manfaat, fitur.
Copywriting kelima yang dikoreksi
adalah copywriting yang juga ditulis oleh Henni Pangaribuan, pemateri
memaparkan bahwa copywriting tersebut tidak mencantumkan headline di
dalamnya, paragraf pertama dan paragraf ketiga juga memiliki kemiripan
sebaiknya penulis memilih salah satu dari paragraf tersebut, agar lebih ringkas.
Walaupun begitu, sudah terdapat manfaat, fitur, serta terdapat call to action
di dalam copywriting tersebut.
Copywriting keenam yang dikoreksi
adalah copywriting yang ditulis oleh Ester, pemateri menjelaskan bahwa
pada copywriting tersebut sudah bagus karena terdapat fitur, agitasi
didalamnya, selain itu penggunaan bahasa gaul yang tidak berlebihan menjadi
poin lebih dari copywriting tersebut. Namun terdapat beberapa kekurangan
di dalamnya yaitu: tidak terdapat headline, fitur yang dicantumkan juga kurang
lengkap, selain itu tidak terdapat elemen call to action dalam copywriting
tersebut. Pemateri juga menyarankan agar penulis tidak menggunakan kata “kita”,
dan sebaiknya kata “Anda” dalam menulis copywriting.
Pemaparan koreksi pun selesai,
selanjutnya moderator membuka sesi tanya jawab.
Pertanyan pertama
diajukan oleh Henni, “Terima kasih
moderator, sebelumnya terima kasih kepada Bang Endri yang udah ngasih ngasih
materi dan membedah tugas-tugas tadi, yang mungkin kami masih banyak kekurangan
dari tugas kami. Nah setelah mengikuti kegiatan ini saya pribadi ada langkah
selanjutnya gitu, so what next
dari kegiatan kita. Jadi saya pribadi tertarik lah dengan dunia copywriter ini. Jadi kalau dari Abang
untuk kita menjadi lebih baik kan kita harus membangun portofolio nih untuk
menjadi copywriter yang baik,
dari Abang ada gak langkah-langkah yang dilakukan untuk membangun portofolio
kita untuk menjadi seorang copywriter
yang profesional dan diakui?” “Oke
terima kasih Henni. Semua berawal dari belajar, sebuah langkah yang panjang
dimulai dari meter pertama jadi dari1 meter pertama, kalau kita misalnya
melakukan perjalanan panjang maka dimulai dari 1 meter dulu kan baru bisa
sampai kilometer bahkan puluhan kilometer. Jadi di dunia menulis pun gitu
kita mulai dari situ, nggak ada orang yang langsung jadi. Mungkin secara
tidak langsung kita pernah menulis copywriting,
misalnya kayak kita pernah menawarkan sesuatu ke teman melalui media sosial
kita tapi kadang-kadang kita enggak sadari bahwa itu copywriting. Walaupun mungkin belum begitu bagus, bahkan
kadang-kadang tidak menghasilkan penjualan, karena sebenarnya tidak ada
jaminan. Tapi dari dari langkah-langkah itu setidaknya kita bisa tahu bagaimana
copywriting yang bisa mengajak
orang karena kunci dari copywriting
ini lebih dekat kepada komunikasi persuasive.
Misalnya kita punya produk katakanlah produknya bagus gitu Tapi Ketika kita
menawarkan produk, orang nggak mau padahal produknya bagus, apa yang menjadi
masalah? Bisa jadi produknya tidak relevan, misalnya kita menjual celana jeans
namun kita menawarkan kepada orang yang usianya sudah 60 tahun keatas misalnya,
yang lebih senang pakai sarung. Jadi memang harus relevan, nah relevan itu
bagian dari komunikasi persuasif di copywriting. Jadi copywriting
itu juga bagian dari cara berkomunikasi, jadi memang enggak jauh-jauh dari
dunia dunia komunikasi. Jadi misalnya kalau kita menawarkan produk bagus
kemudian dia enggak suka, nah ini ada faktor yang lain, misalnya produk ini
dipakai oleh artis yang dia tidak suka jadi dia males beli. Maka kalau kita
menawarkan produk ke orang misalnya, idola kamu siapa? Itu pentingnya kita
mereset pasar kita siapa, misalnya calon pembeli kita itu adalah anak muda umur
sekitar 20 dan dia suka artis Vino Bastian misalnya, maka ketika kita tawarkan
produk yang berkaitan atau beririsan dengan Vino Bastian ada kemungkinan dia
membeli karena dia mengidolakan. Nah, jadi itu gunanya riset pasar, target
market kita tuh jangan meluas, jangan semua orang, misalnya dari anak-anak
sampai umur dewasa, enggak bisa begitu. Jadi kalau misalnya produk bayi maka
yang ditawarkan adalah Emaknya, terus kita sesuaikan seperti keinginan dari
Emaknya. Nah jadi kita harus sesuaikan, itu gunanya riset. Nah, bagaimana caranya
supaya kita dikenal? Banyak sedikitnya memang itu terkait dengan personal branding jadi misalnya kalau
kita mengaku diri sebagai seorang penulis misalnya, tapi sehari-hari kita
enggak nulis, sama aja. Kayak saya lebih senang misalnya dalam literasi gitu,
jadi sehari-harinya adalah membaca buku. Jadi portofolio itu berkaitan dengan
apa yang selalu kita lakukan, hal yang sering kita lakukan akan menjadi personal branding kita. Misalnya
Henni sukanya membaca buku non fiksi atau buku-buku motivasi, kemudian nanti
akan menjadi seorang motivator karena kuncinya ingin menjadi motivator, makanya
dia akan membaca buku-buku motivator misalnya terkait dengan public speaking,
atau untuk finansial. Jadi utuk menjadi seorang copywriter, setiap hari
dia akan bergulir dan akan melihat jenis copywriting
apa saja, dia pelajari segala hal yang berkaitan dengan copywriting, dia akan baca terus dia telaah mungkin ada teknis
yang dikaji sehingga dia bisa saja menemukan formula baru tentang copywriting. Nah, jadi portofolio itu
dibangun dari personal trading, soal karya kalau memang nanti sudah sudah oke
enggak apa-apa. Nah bisa saja nanti membuat sebuah proposal misalnya, dengan
bertemu client. Nah untuk portofolio saatnya ini mungkin dimulai dengan
bikin akun Instagram yang khusus untuk branding, atau mungkin bikin website
personal/blog personal yang khusus bicara tentang diri kita. Jadi itu salah
satu personal branding untuk
membuat portofolio,” jawab pemateri.
Pertanyaan kedua diajukan oleh Adriel, “Terima kasih Kak Nely atas kesempatannya,
tadi Bang Endri menyinggung kalau dalam copywriting,
supaya lebih menarik gitu untuk mempersuasikan orang sebaiknya lebih
menonjolkan manfaat dibandingkan fitur dari produknya. Jadi apakah harus semua copywriting menunjukan manfaatnya Bang,
atau bisa aja ada copywriting
yang memang lebih menonjolkan fitur?”
“Sebenarnya nggak ada rumus baku atau rumus mati tapi dari pengamatan,
kemudian dari ulasan-ulasan para copywriter, misalnya ada kemarin saya sebut
dan berbagai penulis copywriter
termasuk yang ada di dunia gitu ya. Kenapa mesti di manfaatnya, dibanding
fiturnya. Kita berawal dari hal yang memang menjadi kebutuhan kita gitu,
misalnya kita enggak tahu tuh kandungan kalau kita minum jus alpukat atau jus
wortel, kadang-kadang kita kan enggak tahu jus itu isinya apa aja? gizinya apa
aja? Tapi yang kita tahu itu bagus untuk
tubuh. Sama halnya ketika pakai skin
care misalnya, kita beli skin
care kita enggak tahu tuh untuk kandungannya apa aja gitu, tapi banyak
yang membeli produk itu jadi kita tahu kalua itu membuat wajah cerah, kinclong
dan glowing, kemudian bikin
orang jadi percaya diri. Nah jadi memang kenapa manfaatnya ditonjolkan karena
orang pada dasarnya ingin manfaatnya. Sama halnya ketika kita masuk ke kampus,
fiturnya misalnya kalau kita bicara fitur, USU itu punya gedung untuk, fitur
khususnya itu punya dosen, punya ini segala macam, tapi kenapa kita pilih
Fakultas Ekonomi dan Bisnis misalnya, begitu aku masuk ke Fakultas Ekonomi
bisnis manfaatnya buat apa? Fitur itu mendukung manfaat jadi misalnya ada
laboratoriumnya untuk membuat riset. Kenapa mesti manfaat? Karena di situ
memang letak kelebihannya. Orang beli karena memang bermanfaat buat dirinya,
jadi enggak ada orang beli karena enggak ada manfaatnya. Misalnya kalau HP itu
yang ditawarkan fitur kan sebenarnya, fiturnya apa? kameranya canggih, bagus,
kameranya canggih, terbaru tapi akan percuma aja kameranya canggih tapi
ternyata enggak bisa dipakai. Maka produk-produk berlomba-lomba berinovasi,
misalnya punya HP merk ini, misal punya fitur kamera tapi ternyata dia punya
video terbatas, pixelnya terbatas atau ternyata hasilnya patah-patah. Sementara
manfaatnya adalah orang pengin gambarnya lebih bagus. Ini fiturnya baru nih,
kameranya sudah canggih terus manfaatnya misalnya dengan kamera yang canggih
ini kamu bisa bikin video yang lebih bagus, misalnya begitu. Jadi makanya fitur
itu bagus, fitur memang perlu juga kita kasih tahu ke calon konsumen tapi
manfaatnya juga harus lebih, jangan terlalu fokus kepada fitur. Biasanya kalau
beli obat juga begitu, misalnya obat herbal gitu ya biasanya fiturnya adalah
dia mengandung katakanlah kalium atau yang lainnya tapi orang enggak beli yang
mengandung ini, yang kandungannya ini, seperti itu kira-kira. Jadi memang
antara fitur dan manfaat itu memang harus saling menguatkan, tetapi ketika kita
menawarkan produk, manfaatnya harus lebih lebih dijelaskan ke calon konsumen
kita supaya ada hasrat untuk membeli. Sedangkan ntuk meyakinkan adalah tugas
testimoni, sebenarnya testimoni itu kan bicara manfaat sehingga orang makin
yakin. Jadi fitur itu hanya salah satu cara supaya orang tahu
kandungan-kandungan dalam sebuah produk. Untuk obat batuk, orang jarang untuk
ngecek-ngecek kandungannya apa? Kayak katakanlah obat-obat dari apotek, kita
jarang cek kandungannya apa, yang penting kita disuruh minum obat, misalnya
dokter ngasih tahu manfaatnya ini, meredakan penyakit, meredakan nyeri, tapi jarang kita cek ini kandungannya
apa ya dok? Nah kira-kira seperti itu bahkan ada kemasan yang tidak secara gamblang
menyebutkan/menjelaskan fiturnya,” jawab pemateri.
Sesi tanya jawab
pun ditutup, yang menandakan berakhirnya pemaparan materi pada kelas menulis
sesi 2. Moderator kemudian menginformasikan bahwa terdapat reward bagi peserta
melalui 2 kriteria yaitu peserta dengan copywriting terbaik dan nilai
kuis tertinggi. Setelah mengumumkan 2 peserta yang berhasil masuk dalam
kriteria tersebut, selanjutnya moderator mempersilakan pemateri untuk
menyampaikan closing statement, pemateri menyampaikan, “Terima kasih kawan-kawan dari Campus
Concern FEB, atas kesempatannya untuk memberikan semacam lampiran. Jadi dalam
dunia menulis sebenarnya tidak ada istilah bakat, yang ada itu keterampilan,
semakin diasah dan diasah maka keterampilan itu menjadi bakat. Jadi bakat itu
bisa dibilang setelah keterampilan itu kita asah terus menerus. Nah, berarti
jam terbangnya yang penting, sama seperti yang dipertanyakan oleh Henni tadi
soal portofolio, dimana personal branding juga penting. Intinya adalah copywriting di masa sekarang ini yang
baik dari kalau enggak salah saya sekitar beberapa abad yang lampau juga
sebenarnya copywriting sudah
diperkenalkan, kalau tidak salah tahun 1477 cuman berevolusi terus. Di era digital
ini copywriter itu sangat
dibutuhkan apalagi di dunia bisnis baik bisnis produk fisik maupun digital. Jadi
yang tadinya penulis kebanyakan juga akhirnya terjun bebas di dunia copywriting, bahkan untuk
menulis-menulis iklan di media massa maupun di televisi ya banyak juga para penulis.
Nah yang paling penting adalah di copywriting
bagaimana kalian membuat tulisan yang membangun, mengajak orang itu menyentuh
rasa, termasuk menyentuh imajinasinya. Jadi ketika kita membaca yang tadi
misalnya es cream itu kita sudah membayangkan, oh es creamnya seperti apa
nikmatnya. Jadi copywriting
juga harus ada unsur imajinasinya juga. Untuk adik-adik, kawan-kawan yang ingin
jadi copywriter tetap belajar
apapun itu, tetap banyak membaca kemudian nanti juga public speaking-nya supaya
nanti jadi copywriter tidak
sekedar nulis aja. Copywriting
ini dimasa yang akan datang makin banyak dibutuhkan walaupun sekarang gempuran Chat
GPT juga ada tapi chat GPT itu sebagai tools
buat kalian meningkatkan produktivitas. Banyak membaca, banyak menulis, banyak
diskusi juga tentang copywriting
ini. Itu saja terima kasih Nely.”
Setelah
pemateri menyampaikan closing statement
maka dilanjut dengan sesi foto bersama dan doa penutup yang dibawa oleh
moderator. Dalam kelas menulis ini, AKK yang hadir sebanyak 4 orang. Divisi
Kajian dan Tulisan berharap kedepannya AKK dan AKPIPA semakin semangat dalam
meningkatkan kemampuan menulis dan membacanya serta semakin aktif dalam setiap
program yang diadakan oleh Divisi Kajian dan Tulisan yang diharapkan dapat
menjadi Agent Of Change melalui hasil
tulisan menarik, serta mampu memberi dampak positif kepada pembaca melalui
tulisan yang dubuat oleh AKK itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar