Kelas Menulis Sesi 1: “Menulis Esai Itu Ada Seninya”

            Kelas Menulis daring bertema “Menulis Esai Itu Ada Seninya” merupakan salah satu program Divisi Kajian dan Tulisan Campus Concern FEB USU di semester A tahun 2022. Adapun Sasaran Kualitas dari Program ini adalah anggota kelompok kecil (AKK) termotivasi untuk menulis esai dengan baik dan benar, serta AKK mampu menerapkan teknik menulis yang diajarkan oleh pemateri.

      Kelas menulis ini dimulai pada pukul 14.00 WIB melalui aplikasi  Zoom Cloud Meeting. Moderator kelas menulis adalah Johanna Agnes Saragi (Manajemen USU 2019) sedangkan pematerinya adalah Syafira Ananda (Author dalam Publication National Seminar and Industrial Aplications 2020; Bronze Medal dalam International Science and Invention Fair 2020; Outstanding Student 3 FEB USU 2021). Kelas menulis diawali dengan perkenalan diri oleh moderator diikuti dengan lagu dan doa pembuka yang dibawakan oleh moderator sendiri. Selanjutnya pemateri menyampaikan bahan materi mengenai Penulisan esai.

Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah melalui sudut pandang pribadi. Di dalam esai berisi tentang opini, pandangan atau ekspresi pribadi dari penulis mengenai hal yang sedang terjadi di masyarakat. Tujuan penulisan esai adalah meyakinkan pembaca dan menerima pendapat penulis, memberikan informasi mengenai topik yang dibicarakan menjadi ide lanjutan untuk penelitian selanjutnya.

Struktur esai terbagi menjadi tiga bagian, yakni:

1.      Pendahuluan

Pada bagian ini berisi tentang identifikasi topik yang akan diangkat dengan memberikan latar belakang berupa penggambaran situasi atau kondisi terkini terkait topik tersebut.

2.      Pembahasan/isi

Bagian ini merupakan bagian pengembangan ide yang dimuat dalam thesis statement.

3.      Penutup

Penulis melakukan penguatan terhadap topik yang telah dinyatakan pada thesis statement dan telah dibahas pada bagian inti esai.

 

Selain itu, pemateri pun menyebutkan bahwa bentuk-bentuk dari esai, yaitu cerita, argumentasi, deskriptif, reflektif, kritik, dan berbentuk penelitian.

Setelah pemaparan materi selama kurang lebih 30 menit, Pemateri mempersilakan moderator untuk membuka sesi tanya jawab. Pertanyaan Pertama disampaikan oleh Ester Mulyani “pembuatan esai dapat dilakukan dengan cara amati, tiru, modifikasi (ATM). Sejauh mana kita bisa melakukan modifikasi terhadap ide yang sudah ada. Bisakah kakak berikan contoh ATM yang pernah kakak lakukan?”

 Pemateri menjawabsaya pernah melakukan modifikasi suatu ide yang mana pernah saya bawa sewaktu pemaparan mahasiswa prestasi kemarin, padahal ide yang dipaparkan sewaktu mawapres itu telah di-publish oleh teman saya di blog. Temanya saat itu adalah kemiskinan yang mana karena mereka salah pilih jurusan, kemudian salah dalam menentukan pekerjaan hingga mereka jatuh miskin dan kurang memeprtimbangkan dalam segala hal. saya memodifikasi di penamaan dan judul esai tersebut. Pada intinya taruh pembeda meskipun hal kecil yang membedakan karya kita dengan karya yang lain. Modifikasi tidak harus besar, pada intinya hal kecil sekalipun, namun mampu membedakan antara karya sendiri dengan karya yang lain.”

            Pertanyaan kedua dari moderator “gimana caranya membuat esai tentang mendeskripsikan diri kita sendiri sementara di sisi lain kita tidak boleh meninggikan diri, dan tidak boleh terlalu merendah diri juga?”

 Pemateri menjawab “biasanya esai ini sering diminta saat kita mendaftar beasiswa. Pengalaman saya saat mendaftar beasiswa Pertamina diminta melampirkan esai untuk mendeskripsikan diri. Nah di situ kita tuliskan saja sejujurnya apa yang memang benar- benar menjadi kelebihan dan kekurangan kita, bukan berarti saat kita mencantumkan kelebihan kita, kita dikatakan sombong. Akan tetapi tuangkanlah yang memang benar-benar ada pada diri kita, tuangkan secara jujur, bukan dengan rekayasa.

            Sesi tanya jawab pertama pun usai. Selanjutnya Pemateri menyampaikan materi selanjutnya tentang perbedaan esai dengan tulisan ilmiah lainnya. Esai biasanya berisi argumen dengan fakta permasalahan dan diberikan solusi dengan jumlah kata terdiri dari 500 – 1000 kata.  Sedangkan tulisan ilmiah berisi fakta dan kajian teori permasalahan untuk diteliti. Kadang tanpa solusi, banyak halaman, bahkan sampai puluhan halaman. Contoh kecilnya  adalah skripsi. Teknik menulis esai dapat kita terapkan mulai dari menentukan topik. Kemudian kita siapkan outline, kumpulkan materi dari permasalahan, menguraikan bagian pendahuluan-isi-penutup, dan memeriksa kembali tulisan keseluruhan.

Setelah materi dipaparkan secara keseluruhan, moderator kembali membuka sesi tanya jawab. Pertanyaan disampaikan oleh Jesica Rouli Hutauruk

“Saat kita baca ulang esai yang telah kita tuliskan, kadangkala kita menemukan masalah dalam esai kita, yaitu terkadang paragraph yang satu kurang berkaitan atau tidak padu dengan paragraf selanjutnya. Kira-kira menurut kakak bagaimana solusi untuk permasalahan ini?”

Pemateri menjawab “Agar esai tetap nyambung, kita harus memaparkannya secara sinkron , tergantung pada kita mau dari umum ke khusus, atau khusus ke umum yang penting harus saling terkait antara hal yang satu dengan yang lainnya.

            Pertanyaan selanjutnya dari Beatrice Sibuea “Saat menulis esai sering stuck di penyampaian argumen, sulit mencari referensi yang mendukung opini kita. Dari kak syafira ada tips untuk hal tersebut?”

Pemateri menjawab “Lebih bergantung pada diri sendiri. Menurut saya dengan brainstorming. Bisa melalui brainstorming melalui orang dan lingkungan sekitar kita seperti orang tua, brainstorming lewat teman atau sahabat. Kalau saya melalui website detik.com yang selalu update juga bisa dijadikan referensi untuk menyampaikan argumen kita.”

Pertanyaan selanjutnya dari Luky V Simarmata “Terkadang saat kita sudah ada ide dalam pembuatan esai, namun sulit untuk mengembangkannya, hanya berputar di konsep yang itu-itu aja, dan sulit untuk mengembangkan ke paragraf-paragraf berikutnya. Kira-kira bagaimana pandangan syafira terhadap hal ini?”

 Pemateri pun menjawab ”Sedikit tips yang boleh diterapkan adalah dengan mencari referensi lewat google, dan kembangkan melalui opini yang telah ada di dalam pikiran kita serta mengembangkan kosakata lewat bantuan KBBI dan mengaitkannya dengan ide yang telah ada tadi dengan kemampuan berbahasa kita.

Sesi tanya jawab pun ditutup yang menandai berakhirnya pembahasan materi pada kelas menulis minggu pertama tersebut

            Di akhir kelas menulis, Syafira Ananda selaku pemateri menyampaikan Closing Statement. “meskipun menulis esai itu ada seninya, intinya itu kita harus Kembali mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Seni menulis itu bergantung pada diri sendiri dan ada aturan yang membatasi seni kita. Agar tidak melampaui batas, taatilah aturan itu.”

Dilanjut dengan sesi dokumentasi dan Doa Penutup. Dalam kelas menulis ini, AKK dan AKPIPA yang hadir sebanyak 8 orang.

            Divisi Kajian dan Tulisan berharap kedepannya AKK dan AKPIPA semakin semangat dalam meningkatkan kemampuan menulis dan membacanya serta semakin aktif dalam setiap program yang diadakan oleh Divisi Kajian dan Tulisan maupun  kegiatan-kegiatan yang diadakan Campus Concern lainnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?