Resume Talkshow: “Career Talk: Explore, Get Inspired, and Prepare Your Future”


 

Talkshow Online “Career Talk: Explore, Get Inspired, and Prepare Your Future” merupakan program keempat Divisi Diskusi Campus Concern FEB USU pada Semester B. Adapun sasaran kualitas dari program ini adalah Peserta talkshow mengetahui persiapan menuju dunia alumni, termotivasi untuk mempersiapkan diri menuju dunia alumni dan termotivasi untuk mengemukakan pendapat dalam forum.

Diskusi dilaksanakan pada hari Jumat, 19 November 2021 pukul 19.05 WIB melalui aplikasi conferencing video, Zoom Meeting. Moderator diskusi ialah Leonardo Bona Tua Manullang (Manajemen 2019). Pemateri dalam talkshow ini adalah Liliek Setiawan merupakan  Founder SOCRATES (Social Creative Society) dan Malinda Sari Sembiring  seorang Dosen FEB USU dan CEO Sanger Learning.

Training diawali dengan ibadah singkat dari moderator, dilanjutkan dengan pembukaan oleh moderator. Setelah itu dilanjut dengan pembacaan CV pemateri 1 yaitu Liliek Setiawan dan kemudian mempersilahkannya menyampaikan materi.

Pemateri mengawali dengan memaparkan materi tentang  creative economy society in new normal” yang berbicara tentang society yang baru dimana semua adalah “freemium” ,  free secara cost tapi premium secara service. Gerakan “freemium” ini menimbulkan hasil luar biasa. Seperti yang dilakukan oleh Mark Zuckerberg dimana beliau membawa sebuah portal. Awalnya hanya untuk sosial antar kampus ternyata sekarang bisa sampai mendunia hingga saat ini yang kita kenal  dengan Facebook dan sekarang berubah nama  menjadi Meta. Kemudian beliau menjelaskan tentang populasi dan tuntutan baru seperti gambar di bawah.



            Populasi berkembang dengan pesat, yang awalnya natural living, kemudian pada tahun 1800-an terdapat 1 miliar populasi orang dan dalam kurun waktu beberapa tahun menjadi 3 miliar orang dan diprediksi pada tahun  2037 diperkirakan akan menjadi 9 miliar populasi orang dan seiring itu semua diikuti dengan tuntutan-tuntutan baru seperti hewan buatan.

Kemudian pemateri menyinggung tentang ledakan - ledakan yang juga akan berpengaruh untuk kedepannya. Adapun 10 ledakan tersebut adalah Ledakan kreatif, ledakan home sweet home, ledakan wisata luar ruang, ledakan konten, ledakan kolaborasi, ledakan kecerdasan, ledakan artificial luving, ledakan useless generation, ledakan non degree, dan ledakan open science.

            Kemudian pemateri menjelaskan 10 keterampilan abadi (soft skill) yang perlu kita miliki menghadapi era saat ini, yaitu paham dan baca situasi, bersyukur dan empati, membentuk integritas dan reputasi, pelayanan terbaik, mendengarkan dan public speaking, menggerakan dan self driving, menguji kebenaran, membal, time management dan mengatur waktu tidur.  

            Setelah itu pemateri menyinggung tentang leadership “Leadership is state of mind. Leadership is about vision, spirit, and character, getting diverse individuals to work together as a team” melanjutkan hal itu pemateri menjelaskan tentang inovasi. “Inovasi adalah ATM-Amati Tiru Modifikasi. Akan tetapi pada kehidupan nyata, Sering kita melakukan pengamatan, meniru, tetapi modifikasinya gagal.”

Gambar dibawah ini menujunjukan modifikasi yang salah. Gambar kedua malah menutupi keindahan alamnya saja.




Gambar 1



Gambar 2


Sebagai penutup , pemateri memberikan contoh yang menjelaskan bagaimana sebuah inovasi. Beliau pun mengajak para peserta untuk tetap melakukan inovasi. Beliau mengatakan bahwa “kalian adalah future leaders harus akrab dengan adanya inovasi karena inovasi translates into higher prices by moving up the experience chain”. Contoh paling gampang yang bisa kita lihat yaitu biji kopi yang merupakan sebuah komoditas. Kalau  dijual, harganya kira-kira 1 sen hingga 2 sen. Kemudian biji kopi diolah dan dijadikan ke dalam sebuah kemasan , maka itu disebut sebagai goods dan harganya akan naik menjadi 5 sen sampai 25 sen. Begitu diberi sentuhan jasa, seperti sajian atau air panas, langsung naik menjadi 75 sen sampai 1,5 dollar dan kemudian disajikan dalam berbentuk praktis yang akan  menjadi sebuah experience atau lifestyle  seperti yang sering kita lihat yaitu Starbucks Coffee.

            Setelah pemateri pertama usai menjelaskan, moderator pun mempersilahkan pemateri kedua untuk memaparkan materi. Pemateri kedua membuka materi dengan menceritakan bagaimana beliau dalam  memulai karir. Beliau  berkata “saya yakin sesuatu yang  berdasarkan kisah nyata jauh lebih melekat kepada audience. Saya adalah lulusan akuntansi, tetapi saya ingin mempelajari dunia IT karena teknologi ini tidak akan pernah ada habisnya. First job ever saya adalah sanger Production yang menyediakan jasa pembuatan website, aplikasi, dan IT support. Awal mula berkecimpung di dunia digital yaitu copywriting. Berawal dari kecintaan dalam menulis dan menjadi copywriting media online di Kota Medan “. Lebih lanjut ia menjelaskan tentang Pusat Pelatihan Programming dan Multimedia di Kota Medan, kemudian tentang “Sanger Learning”, dimana program tersebut banyak membantu orang dalam bidang IT. Mereka berusaha meng-creat orang - orang baru hingga pada akhirnya paham dengan IT dan bekerja dengan perusahan tersebut.”

            Pekerjaan yang saya mulai itu terkait dengan ekonomi kreatif maka PR selanjutnya bagaimana memaksimalkan marketing Sanger Learning. Saya cari tahu dengan googling, ikut-ikut workshop maka dapetlah yang namanya digital marketing ini dan saya gunakan google business. Saya mikir gimana caranya ketika orang mencari di google tempat kursus IT yang muncul itu Sanger Learning.”

            Kemudian beliau melanjutkan sharing tentang  pengalamannya, bagaimana beliau bergabung menjadi dosen dengan mengaplikasikan pekerjaan sebelumnya. Misalnya ada masalah tertentu dengan klien, seperti pembuatan aplikasi dan ketika menjadi dosen sangat relate untuk membahas contoh kasus di dalam kelas. Kemudian materi disudahi , dan ditutup dengan penyampaian kalimat “If you don't get what you dream of anytime soon, be prepared for what God prepares, because it will always be more than what you ask for.”

            Setelah kedua pemateri selesai menyamPaikan materi, moderator melanjutkan ke sesi pertanyaan dengan pertanyaan pertama diajukan kepada  pemateri kedua, “tadi ibu ada menceritakan bagaimana membengaun sanger, saya tertarik dengan copywriting, mungkin boleh dibagikan bagaimana prospek copywriting kedepannya?”

“sebenernya copywriting ada “demendnya” tersendiri tapi kalo bagi saya karna saya suka nulis itu ga melulu tentang cari uang. Coba cari lingkungan yang punya interest yang sama,  kemudian bangun komunitas karana dari situ banyak banget pekerjaan-pekerjaan yang bisa kita dapetin, kesempatan kesempatan menghasilakan uang dengan menjadi copywriting akan semakin banyak”, jawab pemateri kedua

Selanjutnya moderator kembali bertanya “saya tertarik dengan apa yang ibu sampaikan tadi bahwa jangan down ketika melihat orang lebih baik, melihat pekerjaan orang lebih baik, namun pada kenyataannya mengatakan hal tersebut jauh lebih mudah dari pada mengaplikasikannya. Apakah dari ibu ada tips yang bisa kami terapkan agar pemikiran itu dapat dihindari?”

Kemudian pemateri menjawab “satu hal yang saya pelajari dan praktekkan ketika melihat temen-temen saya yang lebih oke, marilah kita coba turut berbahagia atas kebahagiaan orang lain karna itu akan jauh lebih melegakan. Daripada sibuk menyalahkan atau nyinyirin orang lain, lebih baik mencoba bahagia. Ketika kita lakuin hal-hal positif, yang namanya hal negatif gabakal kita rasain.”

Kemudian moderator beralih menanyakan pemateri pertama “Tadi abang ada menyampaikan 10 keterampilan abadi, salah satu yang menarik adalah self driving. Jadi self driving merupakan hal yang sangat perlu terkhusus bagi mahasiswa untuk menggerakan diri tapi masih sangat sulit untuk dilakukan. Adakah tips dari abang untuk kita berani memulai?”

“setiap orang pasti punya sensitif sport yang berbeda. Lalu apa yang bisa men-trigger itu semua. Coba lebih banyak terlibat dalam hal-hal yang sifatnya progresif. Ada disinggung tentang pinterest. Dengan membuka pinterest itu aja, kita akan lebih terpacu”, jawab pemateri pertama.

Moderator kembali bertanya, “abang merupakan founder SOCRATES. Jadi untuk menjadi seorang founder itu bukan hal yang mudah. Mungkin bagi temen-temen yang ingin menjadi founder sebuah Platform, mungkin boleh sharing pengalaman abang, sehingga kami bisa jadi founder selanjutnya?

Pemateri menjawab  saya selalu ingat kalo bicara mengenai keinginan atau bagaimana inisiatif untuk memulai, saya selalu teringat nasihat dari guru besar saya yaitu Alm. Gus Dur yang selalu mengatakan bahwa masalah bangsa Indonesia itu sebenernya cuma dua yaitu yang mampu tapi  tidak mau serta yang mau tapi tidak mampu. Nah ini problem yang ditarik dalam permasalahan. Masalahnya adalah kemauan. Kalo tips dari saya, coba temen-temen lihat orang-orang di sekitar kita, dimana kita tinggal, apa yang dibutuhkan. Jadi apa yang menjadi tuntutan bagi lingkungan kita, sehingga kita bisa memberikan kontribusi yang bisa diterima.”

Kemudian moderator membuka sesi tanya jawab kepada peserta. Pertanyaan diajukan oleh Agnes (Ekonomi Pembangunan 2021) “lifestyle selalu berkembang bahkan selalu berputar- putar. Bagaimana menurut abang cara menggunakan sifat dari pada lifestyle agar dapat dimodifikasi menjadi inovasi dan inovasi tersebut dapat bertahan berpuluh puluh tahun?”

 “kalo kita bicara lifestyle, bener lifestyle selalu berputar semuanya akan kembali pada satu titik tertentu. Nah pada saat sekarang ini trend nya adalah era new normal, muncul hal-hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Ini harus bisa ditangkap menjadi trend baru dan akan mempengaruhi lifestyle kita. Pada era sebelumnya orang tidak terbiasa dengan masker, tapi sekarang secara tiba-tiba masker sudah menjadi lifestyle. Semua turunan dari faktor kesehatan adalah lifestyle. Setelah kesehatan, perhatikan juga IT dan turunannya. Kak agnes bisa fokus di dua bidang itu. Dua hal itu yang akan menjadi lifestyle kedepan.”, jawab pemateri.

Pertanyaan selanjutnya oleh Elfri ompusunggu (Manajemen 2018) “Kan ada nih istilahnya, generalis dan spesialis. Katanya kalo masih muda, kita harus jadi generalis supaya kita bisa ngerti tentang career pet yang sesuai dengan karir kita, tapi melihat orang-orang yang sukses itu, mereka sudah jadi spesialis sejak muda. Menurut kak Liliek dan bu Malinda, apakah untuk mahasiswa semester akhir mau tetep generalis atau sudah boleh ke spesialis saja?”

Pemateri menjawab  kalau saran saya, kalau di awal antara generalisasi dan spesialisasi ini, lebih baik kita kerja di sebuah perusahaan dulu kalo memang ingin berkarir. Cari pengalaman 2-3 tahun dulu sebelum kita memutuskan solo career, tapi bisa diawali di perusahaan kecil kemudian kita masuk ke perusahaan besar untuk mencari pengalaman spesialisasinya. Tetapi itu kembali lagi ke pribadinya, punya strength dimana.”

Pemateri kedua ikut menanggapi  “saat saya lulus, saya juga bingung apa spesialisasi yang saya punya. Saya memilih untuk mencobai berbagai kegiatan untuk explore mana sih yang membuat saya paling nyaman. Kita sebenernya bisa mengukur kemampuan kita sampai di mana, tapi kita ga cukup yakin sampe kita ngerasa perlu orang lain untuk melihat kita cocoknya di mana. Kita hidup Cuma sekali. Jangan bekerja stay di satu tempat karna menurut orang lain tempat itu sangat luar biasa, tapi kalo kita ga nyaman ya buat apa.”

Sesi pertanyaan pun usai maka moderator mempersilahkan pemateri kedua untuk memberikan closing statement  “ketika kita ingin menjadi founder jangan berharap kita akan punya bawahan yang akan membantu kita sukses. Adakalanya kita mengerjakan itu dari awal. Ketika punya interest, kalian coba mengembangkan itu. Fokuslah dengan itu dan mulailah dengan apa yang ada.”

Dilanjutkan  closing statement oleh pemateri pertama  bener sekali apa yang disampaikan kak malinda. Ketika kita jadi founder jangan minta kita untuk dilayani, tapi kita yang melayani. Kalo kita bicara mengenai apa yang bisa kita lakukan kedepan, saya selalu mengacu pada triple bottom line. Konsep dari triple bottom line yaitu air pasang itu menaikkan semua perahu. Kalo ada air pasang, tapi perahu kalian ga naik maka perahulah yang salah bukan air pasangnya. Jadi jangan menyalahkan orang lain. Dalam triple bottom line itu ada planet, people, dan profit. Jangan sampai salah letak prioritas. Ketika meletakkan profit pertama kemudian mengabaikan orang dan lingkungan maka ga akan jadi apa.”

Tak mau ketinggalan, moderator pun ikut memberikan closing statement  “Kita sebagai mahasiswa harus melakukan segala sesuatunya dengan totalitas terkhusunya tanggung jawab kita sebagai mahasiswa dan menambahkan quotes dari ibu malinda yaitu jangan terlalu membandingkan diri dengan orang lain karena setiap orang berbeda, ingat Tuhan pasti akan menolong”

            Diskusi pun ditutup dengan doa umum yang dipimpin oleh moderator. Kemudian mengadakan sesi foto yang dipimpin oleh moderator. Adapun sasaran kuantitas yang diharapkan adalah 34 AKK. Yang  hadir sebanyak 35 peserta (32 AKK dan 3 non-AKK) sehingga hasil yang diharapkan secara kuantitas tidak tercapai dan untuk sasaran kualitas pertama tercapai, sasaran kualitas tidak tercapai, dan sasaran kualitas ketiga tidak tercapai. Divisi Diskusi Campus Concern FEB berharap semakin banyak peserta diskusi yang hadir  dan berpartisipasi pada diskusi CC selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?