NASIB TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI DI ERA MILENIAL (oleh Marsita Siahaan)

Setiap Era telah menghasilkan Generasi dengan pemikiran dan karakteristik yang berbeda- beda. Cara menghadapi masalah dan menjawab tantangan pun pastinya berbeda. Generasi millennial sendiri seperti yang dirilis oleh Pew Researh Center secara gamblang menjelaskan bahwa kehidupan generasi yang lahir mulai tahun 1980 an sampai 2000 an ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi terutama internet, entertainment/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini. Semenjak kecil kita sudah terekspos oleh teknologi, sehingga proses adaptasi yang dilakukan oleh generasi millenial jauh lebih absorbtif atau lebih mudah menyerap segala bentuk perubahan yang ada dengan baik.


Di saat yang sama kebiasaan akrab dengan teknologi  menyebabkan kemampuan para generasi milenial dalam berinteraksi dengan manusia menjadi rendah. Hal ini sangat mempengaruhi mahasiswa dengan gaya hidupnya dan bagaimana perilakunya di kehidupan kampus. Dengan ciri seperti yang di sebutkan diatas apakah  mahasiswa sebagai kaum millenial tetap konsisten melaksanakan tiga pilar utama perguruan tinggi?
Pertama adalah Pendidikan. Dengan pendidikan, mahasiswa diharapkan lebih siap dalam menghadapi zaman yang modern dan penuh tantangan ini, lebih peduli dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada bangsa dan negara.  Sebagai insan yang cerdas, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan bidang keilmuan yang didalaminya yaitu melalui penelitian. Jadi, mahasiswa tidak hanya sekedar mengetahui tetapi mampu mengembangkan ilmu yang didapat sesuai dengan arus zaman.
Dengan adanya penelitian, mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan sikap dan solusi untuk isu-isu yang terjadi secara nasional maupun global, mengembangkan pemikiran yang kritis dan bijak, dan melahirkan ide-ide yang kreatif dan inovatif untuk kepentingan bangsa dan negara. Tapi pada kenyataannya kuatnya pengaruh teknologi dan globalisasi informasi dan ekonomi, membuat mahasiswa di era milenial ini melupakan kebutuhan bangsanya sendiri untuk maju dan tetap kuat mengemban ajaran pancasila. Mahasiswa lebih cenderung atau suka untuk mengembangkan dirinya sendiri secara egois lalu mendapatkan pekerjaan yang dianggap elit dan melupakan masyarakat kecil, yang seharusnya juga menjadi tanggung jawab mahasiswa itu sendiri.
Selanjutnya, pengabdian masyarakat. Wujud pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat adalah menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah, mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil terhadap rakyat, dan membela kepentingan rakyat dengan menjunjung tinggi moral, etika, dan nilai-nilai luhur pendidikan. Sering memang di lini massa mahasiswa berkicau  terhadap permasalahan yang terjadi di negara kita, responsif terhadap hal – hal yang tidak sesuai menurutnya. Namun, terkadang aksi tersebut hanya sampai disitu saja, kenyataannya dalam memberikan gerakan sosial dan aksi konkrit masih lemah.
Dari kondisi yang telah kita kaji diatas tentang apa yang seharusnya kita laksanakan dan apa yang sesungguhnya terjadi, hendaknya kita sebagai mahasiswa boleh sadar dan lebih mampu menguasai diri. Bukan yang paling kuat yang mampu bertahan tapi yang bisa beradaptasi. Sesungguhnya dengan memiliki status sebagai generasi millenial, kita sebagai mahasiswa harus mampu menempatkan diri kita dengan baik. Dimana kita menguasai teknologi untuk memajukan bangsa dan negara kita bukan hanya untuk sekedar kepuasan diri dan eksistensi yang hanya membuat kita terlena untuk tidak peduli akan masalah disekitar kita.

Dengan keunggulan berupa pemikiran inovatif, kreatif dan terbuka kiranya kita boleh menghasilkan ide-ide yang tidak hanya berguna untuk diri sendiri tapi juga dapat berguna untuk mengatasi segala permasalahan di masyarakat. Kegiatan-kegiatan berupa sosialisasi, bakti sosial, mengajar di sekolah-sekolah pedalaman, dan penyelenggaraan acara-acara lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat kiranya boleh menjadi misi kita sehingga dapat mendorong tercapainya pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

-oleh Marsita Siahaan (Manajemen 2015)-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?