Resume Diskusi : Pancasila dan Keadilan Ekonomi (Jumat, 07 Oktober 2016)
Debat
dimulai pada pukul 15.00 di Gl 01, FEB USU dengan Siska Hutabarat sebagai
pemimpin pujian, Gratia Pasaribu sebagai moderator dan Abangda Imanuel Siregar
sebagai pemateri. Diskusi berjalan dengan sangat baik, peserta yang hadir
berani mengemukakan pendapat dan pandangannya mengenai topik yang didiskusikan.
Meski antusiasme peserta cukup baik namun sasaran diskusi secara kuantitas
tidak terpenuhi, peserta yang hadir hanya berjumlah 18 orang. Sasaran kualitas
yang diharapkan dari diskusi tercapai. Adapun sasaran kuantitasnya adalah
peserta dibukakan mengenai Pancasila dan Keadilan Ekonomi berdasarkan sila
Pancasila. Peserta diskusi dibukakan bahwa Ekonomi Pancasila seharusnya menjadi
sistem ekonomi yang unik jika keberadaannya jelas. Sasaran yang terakhir
peserta diskusi dimotivasi untuk lebih memahami kosep sila V Pancasila dan
keadilan ekonomi.
Diawal
diskusi, pemateri membukakan pengertian dari judul besar diskusi per kata.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia sesungguhnya mampu mengatasi semua permasalahan
dan persoalan bangsa kita saat ini. Pancasila sebagai ideologi bangsa
seharusnya menjadi landasan dalam segala hal, baik soial, ekonomi, keadilan
hukum, pendidikan, dan lain
sebagainya. Pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia sebab lahir dari
rahim ibu pertiwi,
Ideologi
komunis dan kapitalis tidak dipungkiri memberi influence yang cukup dominan
terhadap Pancasila. Kapitalis yang tergila-gila dengan penumpukan kapital
seakan berpacu dengan waktu. Setiap hal dinilai dengan orientasi materi. Setiap
individu dijamin kebebasannya untuk berkreasi dan berusaha meski persaingan di
pasar tidaklah mudah. Sedangkan komunis yang identik dengan pemerataan menuntut
ditiadakannya milik pribadi sehingga segala sesuatunya teratur dan merata.
Dalam ideologi ini semua aspek diatur dan dikendalikan pemerintah sehingga
kebebasan untuk berkarya menjadi minim bahkan cendrung tidak ada.
Dengan
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia maka Prof. Emil Salim seorang
ekonom tersohor Indonesia mengkaji bahwa seharusnya juga ada sistem ekonomi
yang indonesia banget. Maka melalui
proses pengkajian panjang lahirlah suatu pemikiran Ekonomi Pancasila. Ekonomi
Pancasila diposisikan bak sebuah bandul yang berada dalam posisi kesetimbangan,
di tengah-tengah. Secara sederhana Ekonomi Pancasila mengadopsi keunggulan
kedua sistem/ ideologi ekonomi ini. Indonesia dalam upaya mensejahterakan dan
menjamin hak-hak warga negaranya mengijinkan untuk berkarya dan berusaha namun sekaligus pula
mengontrol dan mengawasi yang
dilakukan oleh pemerintah. Hal inilah yang dirasa menjadi poin plus dari Ekonomi Pancasila ini.
Meski
sampai saat ini sistem Ekonomi
Pancasila masih dalam
bentuk kajian dan dalam upaya pengembangan, namun bukan suatu hal yang mustahil
jika suatu saat sistem ekonomi ini mampu berdiri kokoh ditengah paham-paham
ekonomi lainnya. Sebagai mahasiswa ekonomi kita memiliki peran dan tuntutan
dalam mengamalkan sila-sila Pancasila dalam segala hal. Terus belajar dan
berkarya serta tidak terlalu kekapitalisan maupun terlalu kekomunisan
diharapkan mampu menunjukan jati diri sebga pemuda Indonesia.
Meski
Ekonomi Pancasila masih dalam
kajian, namun ada hal-hal sederhana yang dpat kita kerjakan misalnya belajar
dan menambah wawasan, banyak membaca, menabung, menghargai hal-hak pribadi,
mandiri, jujur, saling menghargai dan diatas segalanya takut akan Tuhan.
Diakhir kata, jangan cuma menghapal pancasila tetapi mengamalkannya ke dalam
kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari diri kita sendiri melalui moral dan
etika sosial. Hidup Pancasila!
Komentar
Posting Komentar