RESUME DEBAT I SEMSETER B 2016 : APA ITU INAGURASI ?
Debat
pada tanggal 30 September dengan topic inagurasi dan judul debat “Apa Itu
Inagurasi?” dimulai pada pukul 13.15. Hal ini dikarenakan beberapa hal yang
mengakibatkan debat tidak tepat waktu. Debat perdana ini dimoderatori oleh
Novika Sinambela (Ekonomi Pembangunan 2014). Peserta debat yang hadir berjumlah
23 orang, secara otomatis sasaran secara kuantitas tidak tercapai. Namun
sasaran secara kualitas tercapai. Peserta debat dibukakan mengenai isu yang
diangkat, peserta juga berani mengemukakan pendapat, dan argument sanggahannya.
Peserta
debat dibagi menjadi dua kubu oposisi. Kubu pertama disimulasikan seolah
pewrwakilan rektorat yang pro terhadap surat larangan yang dikeluarkan
rektorat, kubu yang kedua ialah kubu mahasiswa yang kontra terhadap surat
larangan rektorat. Debat dimulai oleh kubu pro yang mengutarakan bahwasannya
malam inagurasi bukan menjadi kebutuhan mahasiswa karena dianggap hanya sebagai
ajang perpeloncoan dan balas dendam senior kepada juniornya karena dulu juga
pernah diplonco. Dengan surat larangan ini akan banyak pihak-pihak yang
terlindungi, mahasiswa baru merasa aman dan nyaman berkuliah, orang tua juga
merasa tenang tidak ada kegiatan kampus yang menginap, dan mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi yang dapat mencemarkan nama baik universitas.
Sedang
dari pihak kontra menganggap dengan adanya surat larangan ini maka ruang gerak
kebebasan mahasiswa seakan dikerdilkan. Inagurasi bukan melulu tentang plonco,
uji mental, kekerasan, dll. Dengan tibatasinya waktu untuk aktivitas keakraban
dan tidak dibenarkan untuk menginap tentu menghambat kreativitas mahasiswa.
Inagurasi memiliki segudang manfaat. Melalui inagurasi mahasiswa baru dapat
mengenal teman satu stambuk dengan baik. Banyaknya mahasiswa baru yang diterima
tentu membatasi pengenalan maba dengan sesamanya maba. Melalui inagurasi maba
bisa mengenal satu sama lain. Inagurasi juga dapat menghubungkan tali
silaturahmi dan mengakrabkan senior
dengan junior bahkan alumni. Inagurasi tidak melulu yang buruk. Pihak mahasiswa
sepakat hal-hal yang buruk dan tidak mendidik dari kebiasaan ber-inagurasi dapat
dihilangkan dan digantikan dengan hal yang lebih bermanfaat.
Meski
terkesan tidak mendatangkan solusi, dan memang debat ini bukan untuk mencari
sebuah solusi permasalahan, namun melalui debat ini semua peserta terangsang
utuk berpikir lebih kritis dan berani ber-argumen. Diakhir debat moderator
menyimpulkan hal-hal yang di dapat sepanjang debat, dilanjutkan dengan closing
statement dari kedua belah pihak.
Kita
pemuda saat ini layaknya pemuda nirkabel, suka hal-hal yang praktis, tidak suka
ditekan, dididik dan diajar. Inagurasi bukan ajar perpeloncoan pun bukan
penyiksaan. Mahasiswa baru, selaku pemuda saat ini, membutuhkan pengajaran yang
membentuk pribadi yang kuat dan tangguh, menghormati semua orang terkhusus yang
lebi tua. Jika inagurasi dirasa bukan wadahnya,
mahasiswa dan pejabat rektorat seharusnya duduk bersama mendiskusikan
keinginan keduanya. Inagurasi tak sekejam itu. Mahasiswa baru juga bukan budak
senior. Keduanya harus saling bersinergi demi tercapai tujuan yang diinginkan. Inilah
resume debat padsa tanggal 29 September lalu.
Boleh juga tuh moderator nya :D
BalasHapusNgeri lah tu
BalasHapusNgeri lah tu
BalasHapus