Resume diskusi : Birokrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Diskusi kedua kali ini mengangkat topik
birokrasi FEB yang dihadiri oleh 38 AKK dimulai tepat pada pukul 16.00 di Gb
123 Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
Dimoderatori oleh saudari Rani eranica sembiring dan
saudara Hardo grace given damanik sebagai pemateri. Saat
pemateri memberi pertanyaan satu kata yang menggambarkan birokrasi, maka respon
dari peserta diskusipun beragam, ada yang berkata sulit, rumit, pedelegasian,
judes, dan suka-sukanya. Seakan jawaban dari peserta diskusi menggambarkan
kondisi yang dirasakan selama ini. Berbicara tentang birokrasi fakultas maka
kita akan membahas Peraturan
Pemerintah No.16 tahun 2014 tentang Statuta USU Pasal 42 ayat :
•
2: Fakultas
dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh beberapa orang Wakil Dekan.
•
3: Fakultas
memiliki dewan pertimbangan Fakultas yang bertugas memberikan pertimbangan dan
arahan dalam upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di lingkungan
Fakultas.
Pasal 43 ayat 1 :
•
Fakultas
memiliki Departemen sebagai satuan unit pengelola Program Studi.
Dengan
hierarki seperti ini ada pembagian tugas sehingga ada job specification dari masing-masing pihak yang membuat keteraturan
dalam menjalankan prosesnya. Lalu yang menjadi pertanyaannya apakah hierarki
ini yang membuat kekakuan antara mahasiswa dengan dosen ataupun dekan dengan
dosen atau dekan dengan mahasiswa atau lainnya ? menurut pemateri bahwa bukan
hierarki yang membuat kekauan itu, tetapi orang yang menjabat itu sendiri yang
sudah membudayakan tunduk dan hormat terhadap yang mempunyai jabatan.
Banyak
permasalahan dalam birokrasi kampus, mulai dari atas hingga ke mahasiswa itu
sendiri. Seperti ada pertanyaan dari salah satu peserta diskusi :
Samuel
: apakah mahasiswa dibatasi atau membatasi diri untuk bergerak memperbaiki
birokrasi yang kurang tepat ?
Lasmi
: mahasiswa membatasi dirinya dengan jarang mengisi diri dengan
pengetahuan-pengetahuan dari berbagai referensi. Sehingga mahasiswa itu sendiri
tidak tau apa yang benar dan apa yang tidak benar.
Andrika
: mahasiswa membatasi diri dalam mengisi dirinya sendiri dan juga mahasiswa
dibatasi dalam pergerakan, sebagai contoh nyata ketika beberapa mahasiswa
meminta transparansi keuangan dari fakultas, namun tidak diijinkan oleh pihak
fakultas.
Kristina
: selain mahasiswa itu yang membatasi diri dengan tidak mengisi dirinya,
mahasiswa juga cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi sehingga
kesadaran dalam diripun tidak ada.
Jika
ingin ada perubahan dalam birokrasi kita maka yang perlu dilakukan adalah mari
peduli terlebih dahulu, karena Tuhan pun
tidak apatis dengan dosa-dosa kita, mari bergerak secara kolektif karena 10
lidi mampu untuk membersihkan daripada hanya 1 lidi saja, mari mengisi diri
kita, dan analisis setiap masalah birokrasi yang ada dengan mengumpulkan data
yang valid, lalu jika menemukan apa yang salah mari berani dan bertindak !
Komentar
Posting Komentar