Melayani
dengan Visi Allah
Pelayanan dan visi
adalah dua bagian yang tidak akan dapat terpisah. Pelayanan tanpa visi ibarat
berjalan dalam kegelapan seolah kita mampu membawa terang. Seorang pelayan Allah
adalah mereka yang siap menjadi hambaNya
dan mampu melayani dengan visi Allah. Apakah yang menjadi visi Allah?. Wahyu
7:9-10 jelas mengatakan “Kemudian daripada itu aku melihat;
sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan
takhta dan dihadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun
palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: “Keselamatan
bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Allah kami yang duduk di
atas takhta dan bagi Anak Domba”.
Seseorang yang mengenal
Allah adalah mereka yang mampu berjalan dalam kebenaran dan sanggup bertanggung
jawab akan kebenaran tersebut. Visi Allah mengatakan bahwa seorang pelayanNya
harus siap membayar harga demi sebuah kebenaran. Sebelum seseorang mengatakan siap
menjadi pengikut dan hambaNya, ia harus mampu mengenal apa visi Allah. Jika
Visi tersebut tidak hidup di dalamnya, maka pelayanan bukan menjadi komitmen
tetapi menjadi sebuah kontribusi.
Seorang Kristen tidak
dapat memilih dimana ia akan tinggal ataupun dilahirkan. Seorang Kristen yang
mengenal siapa TuhanNya akan menyadari bahwa posisi dan sejarah kelahiran
dirinya adalah otoritas penuh Allah untuk memperkenalkan bahwa Ia adalah Allah
Yang Berkuasa dan Allah Yang Mulia. Bangsa tempat kita dilahirkan adalah sebuah
ruang bagi kita utnuk membuktikan sejauh apa kita memahami dan menghargai
anugerah keselamatanNya. Posisi seorang Kristen dalam sebuah bangsa adalah
posisi yang sungguh mulia. Mari bertanya, sejauh apa kita memahami kemuliaan
dan kebenaranNya. Seberapa besar pula kita menghargai keselamatan yang Ia
berikan.
Melayani adalah sebuah
peran bagi generasi muda untuk memperkenalkan siapa Allah kepada dunia. Sebuah
pertanyaan besar harus dijawab oleh kita. Sejauh apakah kita mengenal kebenaran
Allah itu sendiri?. Jika seorang pelayan belum dapat memandang kebenaran Allah
sebagai tujuan pelayanan, berhentilah sejenak dan tanyakan, sudahkah aku muridMu?.
Jika kita melangkah dengan alasan melayani tanpa mengenal visiNya, kita hanya akan
merusak pelayanan yang Ia berikan. Kejatuhan tidak bisa dihindari, tapi
komitmen memegang kebenaran adalah sebuah tangguangjawab seorang pelayan. Tidak
ada tawar menawar untuk hal ini.
Tidak satupun manusia
adalah sempurna untuk melayaniNya. Apakah alasan tersebut menjadi ruang bagi
kita untuk memandang rendah pelayanan kita. Ia yang begitu mulia, sering sekali
kita permainkan dengan membenarkan hal yang biasa bukan membiasakan yang benar.
Tidak satupun manusia yang pantas melayaniNya. Apakah bahasa ini yang selalu
kita pakai untuk terus berkata maaf akan kejatuhan kita dalam pelayanan. Tuhan
mengatakan bahwa kita adalah makhluk ciptaanNya yang paling mulia. Kemuliaan
dan citra yang diberikanNya tidak seharusnya menjadi alasan bagi pelayanNya
untuk jatuh dalam kesalahan yang sama. Kita lemah sehingga kita butuh doa dan
firman. Sudahkah doa dan firman menjadi senjata bagi kita?.
Masyarakat Kristen
sering bertanya mengapa kita sulit untuk berdampak pada bangsa dan negara. Jika
kita menjawab karena kita adalah kaum minoritas, artinya kita lupa bahwa kita
punya Allah yang besar. Kita gagal berdampak karena kita sering menjual
kebenaran dan sering mempermainkan anugerah. Seberapa sering kita jatuh dalam
kesalahan yang sama dan takut bertanggungjawab akan kebenaran adalah alasan
kita gagal berdampak. Inikah pelayanan kita saat ini?. Siapa yang kita layani?.
Jika kita sadar akan posisi kita sebagai seorang yang hina dan menerima
keselamatan karena kasih, seharusnya kita menyadari bahwa kita hidup untukNya.
Jangan bermain main dengan komitmen melayani. Melayani adalah anugerah.
Melayani tidak bermain main dengan kebenaran. Melayani artinya berjalan dengan
visi Allah. Sudahkah kita mahasiswa Kristen memahami hal tersebut?. Dimana kita
jiwa muda? Adakah visi Allah masih menjadi tujuan pelayanan kita?. Berhenti
sejenak, berdoa dan tanyakan, sudahkah kita siap untuk berdampak ?.
Rani Eranica
Ekonomi Pembangunan 2012
Komentar
Posting Komentar