Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Jangan Salahkan IPTEK

Bermula dari sekedar ikut-ikutan, banyak generasi bangsa terjebak pada perkembangan kemajuan teknologi dan informasi. Game Online (GO), menjadi kecoak yang menakutkan bagi orang tua yang memiliki anak yang masih mudah dan belia. Kemudahan mengakses situs-situs dewasa menambah kecemasan terhadap perkembangan moral anak bangsa.             Perlu dipahami, bahwa ilmu tidak dapat disalahkan. I l mu pengetahuan adalah hal yang relatif. Semua bergantung dari pribadi yang menggunakannya, jika digunakan dengan baik maka dapat menghasilkan yang baik dan sebaliknya pun akan terjadi. Internet merupakan sarana komunikasi yang dapat mengantarkan suatu informasi dari satu orang dengan singkat kepada orang lain. Menjadi persoalan adalah ketika internet dimanfaatkan sesuka hati tanpa kontrol dan tanggung jawab. Akibatnya, banyak anak-anak dengan mudah dapat mengakses situs dewasa (porno), candu terhadap game online , kehilangan waktu belajar dan bermain, kehilang...

Salah satu karya tanpa judul dalam Training Menulis CC ^^…

'  Peraturan dibuat untuk dilanggar.’ Awalnya ini hanyalah slogan selorohan saja yang sering diucapkan oleh siswa-siswa SMP yang masih labil, yang sedang dalam masa pencarian jati diri dengan memberontak terhadap peraturan yang ada. Memberontak terhadap orangtua, memberontak terhadap peraturan sekolah, bahkan memberontak terhadap kata hatinya sendiri.  Namun lama-kelamaan slogan ‘peraturan dibuat untuk dilanggar’ menjadi sebuak kebudayaan yang mendarah daging di masyarakat. Bukan hanya anak-anak SMP saja yang akrab dengan slogan ini, namun seluruh lapisan masyarakat, petinggi-petinggi Negara, bahkan pihak-pihak yang menciptakan peraturan itu sendiri yang telah melanggar peraturan. Coba kita lihat sekeliling kita. Guru melarang para muridnya untuk terlambat, namun  tidak jarang guru yang seharusnya menjadi teladan, justru melanggar peraturan yang mereka buat. Tidak jarang kita melihat pemandangan guru-guru yang terlambat  tiba di sekolah, atau terlambat memasuki ...

Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi ?

     Sempat berfikir, bagaimana nasib negeriku berapa tahun ke depan? Apakah nantinya aku masih bisa menikmati udara sore senikmat udara pada sore ini? Dan, akankah anak-anak kecil masih bisa tertawa riang, lepas, dan bebas berlari-lari di tengah lapangan rumput nan hijau nantinya? Adakah yang merasa sakit jika melihat kondisi saat ini? Adakah yang masih peduli dengan semua itu? Jangankan peduli, setidaknya adakah yang masih menyadari akan hal itu? Saya sempat pesimis melihat kondisi alam saat ini. Di kiri dan kanan jalan bayak saya temui berbagai kegiatan pembangunan. Seharusnya saya bangga karena itu artinya negeri ini sedang mengarah pada kemajuan. Namun di satu sisi muncul kekuatiran yang begitu kuat. Apakah pembangunan ini murni untuk memajukan taraf kehidupan bangsa ini, atau karena adanya kepentingan pihak-pihak tertentu yang ingin mendominasi? Memang dengan adanya pembangunan di sana sini, berbagai kebutuhan akan sarana dan prasarana mulai tercuk...

Rusaknya Birokrasi Bangsaku....

Dengan terkuaknya beberapa kasus besar akhir akhir ini, yang melibatkan beberapa politisi besar di kalangan partai tertentu, agaknya semakin membuat risau masyarakat terhadap para pejabat pejabat publiknya di negeri ini. Bagaimana tidak, karena partai besar yang berkuasa saat inilah yang banyak disoroti kasusnya, kita bisa melihat beberapa kasus dalam pemerintahan masa ini, seperti kasus hambalang, kasus wisma atlet, kasus pengadaan alquran di kementerian agama, kasus ekspor sapi di kementan, dan yang terbaru yang harusnya perlu penyelidikan yang mendalam saat ini adalah pemenangan tender untuk paket soal UN di kemendikbud, yang mengakibatkan gagalnya UN tahun ini. Faktanya, proses hukumnya pun berjalan lamban, bahkan kasus yang didepan mata, yang sudah diketahui dengan jelas siapa pelakunya, penegak hukumpun terlihat kesulitan memasukinya, contohnya seperti kasus wisma atlet dipalembang silam, berdasarkan bukti yang telah dipertontonkan di media dengan jelas telah diketahui ...